Post 131 dari 174 dalam Sekedar Renungan
Home → Forum → General discussions → Sekedar Renungan → Post-21986
#131 |
yinyeksin
27 Oktober 2005 jam 10:41am
 
Kios Kebenaran Ketika aku melihat papan nama pada kios itu, hampir-hampir aku tidak percaya pada apa yang kubaca: KIOS KEBENARAN. Mereka menjual kebenaran di sana! Gadis penjaga kios bertanya dengan amat sopan: kebenaran macam apa yang ingin kubeli, sebagian kebenaran atau seluruh kebenaran? Tentu saja seluruh kebenaran! Aku tidak perlu menipu diri, mengadakan pembelaan diri atau rasionalisasi lagi. Aku menginginkan kebenaranku: terang, terbuka, penuh dan utuh. Ia memberi isyarat, agar aku menuju bagian lain dalam kios itu, yang menjual kebenaran yang utuh. Pemuda penjaga kios yang ada di sana memandangku dengan rasa kasihan dan menunjuk kepada daftar harga. 'Harganya amat tinggi Tuan,' katanya. 'Berapa?' tanyaku mantap, karena ingin mendapat seluruh kebenaran, Aku keluar dari kios itu dengan rasa sedih. Aku mengira bahwa aku dapat memperoleh seluruh kebenaran dengan harga murah. Aku masih belum siap menerima kebenaran. Kadang-kadang aku mendambakan damai dan ketenangan. Aku masih perlu sedikit menipu diri dengan membela dan membenarkan diri. Aku masih ingin berlindung dibalik kepercayaan-kepercayaanku yang tak boleh Dua Sisi Sifat Manusia Seorang anak bertanya kepada ayahnya mengapa dia mudah sekali tersinggung, gampang marah, tdk tenang dan selalu punya prasangka buruk terhadap orang lain. Dia ingin tahu cara mengubah perangainya... Sang ayah berkata, bahwa dalam diri manusia ada dua "Penjaga". Penjaga putih dan Penjaga hitam. Penjaga hitam selalu berpikiran negatif, mudah marah dan selalu punya prasangka buruk. Sedang Penjaga putih selalu berpikiran positif, baik hati, dan suka hidup damai. Setiap hari kedua penjaga ini selalu berkelahi dalam hati manusia. Lalu siapakah yang menang? tanya si anak. Yang menang adalah yg setiap hari kau beri makan, kata sang ayah. Sebelum meninggal, almarhum ayah saya pernah berkata : Memang nasib manusia berada dan ditentukan oleh Tuhan, tetapi manusia juga mempunyai pilihan untuk menentukan nasibnya sebelum hal itu terjadi. Karena Tuhan tidak akan merubah nasib umat-Nya kalau manusia itu sendiri tidak mau merubahnya. Jadi mulai saat ini masukkanlah pikiran-pikiran positif yang bermanfaat dalam diri kita, buanglah jauh-jauh rasa iri hati, dendam, benci dan pikiran negatif lainnya yang bisa merugikan kita. Janganlah kita memberi makan kepada "penjaga hitam" yang ada dalam diri kita. Setiap pagi setelah bangun tidur dan sebelum memulai aktifitas, ucaplah syukur dan mohon kepada Tuhan agar "Dia" selalu memberikan jalan terang bagi kita, membimbing kita kepada hal-hal yang baik. Karena percayalah bahwa setiap langkah yang kita ambil atas ijin-NYA, maka akan membuahkan hasil yang baik. Ingatlah bahwa : "Jika kita menanam anggur, tidak mungkin kita menuai duri". |