Post-31940

Post 30 dari 53 dalam Agama No, Spiritual Yes ?

HomeForumDebatesAgama No, Spiritual Yes ?Post-31940

#30 avatar
Hakeem 12 September 2006 jam 7:34am  

Halo hey_sephia

sebagian besar saya juga setuju banget sama sephia, cuman maafin mau nanya lagi biar clear :)

hey_sephia menulis:
menurutku orang yang normal walaupun tidak beragama akan tetap tahu membedakan benar dari salah, kebaikan dari kejahatan. jadi ini tidak bisa dijadikan patokan kenapa orang yang tidak beragama tapi jahat adalah sedikit lebih baik. orang yang berbuat jahat, beragama atau tidak, menurutku adalah sama. dalam hatinya (katakanlah naluri) orang itu pasti tahu yang dilakukannya itu jahat, biarpun dia tidak beragama.
misalnya ada dua case:

case 1:

Seorang yatim piatu yang dari bayi sudah ditinggalkan orang tuanya lalu ketika dewasa, karena tidak ada yang mengajari agama atau ajaran kebaikan apapun sehingga akhirnya (karena pada dasarnya manusia pada jahat), otomatis harus hidup di jalan kejahatan...

case 2:

Seseorang yang dilahirkan di keluarga pendeta ato ustad yang notabene keluarga baik-baik yang beragama, sehingga dari balita pun ajaran-ajaran kebaikan baik itu dari Alkitab maupun Quran telah menjadi pedoman hidup atau makanan rohani sehari-hari. tetapi ketika dewasa, ketika orang tuanya menyarankan si anak untuk hidup di jalan kebaikan, tetapi si anak memilih untuk hidup di jalan kejahatan.

jadi nilai case 1 sama dengan case 2 begitu?

hey_sephia menulis:
menambah argumen: (sudah tidak ada hubungannya sama yang dikatakan Hakeem, karena pada dasarnya aku & Hakeem sepertinya pada 1 blok, sama2 menganggap agama adalah baik.- do correct me if i'm wrong.)
soal ini memang kita satu blok :))

hey_sephia menulis:
banyak jalan untuk menjadi jahat, dan orang mempunyai kecenderungan untuk berbuat jahat daripada berbuat baik. alias, berbuat baik itu lebih sulit daripada berbuat jahat.
soal ini pun sangat-sangat setuju :))

hey_sephia menulis:
di sinilah agama bisa berperanan, untuk membimbing orang ke jalan yang baik. ada orang yang tidak perlu dibimbing sudah bisa menjadi baik sendiri, tapi sebagian besar orang butuh 'pegangan' atau ''pedoman' untuk menjadi baik, which is 'agama'. tapi ya seperti yg sudah aku bilang sebelumnya, agama adalah 'salah satu' alat yang bagus untuk itu, jadi jangan dianggap tidak perlu.
cuman ingin menambahkan, menurutku sih, aku setuju kalo agama dibilang sebagai alat. cuman tidaklah sesederhana itu dengan mengatakan "hanya sebagai salah satu alat" (sehingga kesannya tidak compulsory) boleh dibilang agama adalah satu-satunya pedoman bagi manusia untuk mengarungi jalan kehidupan. semisalnya kehidupan manusia adalah padang pasir yang tidak bertepi, maka agama adalah kompas dan air kehidupan...so artinya tanpa agama, manusia boleh dibilang sudah bisa dipastikan 100% akan tersesat hidupnya di padang kejahatan.

hanya mengutip kata-katanya kratingdaeng yang katanya kalo di agama Kristen, Yesus hanyalah satu-satunya jalan untuk masuk surga (di thread ini juga) di Islam pun boleh dibilang hampir sama, Nabi Muhammad adalah satu-satunya jalan menuju kebenaran, bagi umatnya.

Jadi kalau boleh disimpulkan baik di Islam maupun Kristen, seseorang yang tidak beragama, bisa dipastikan 100% akan tersesat ke jalan yang salah, sedangkan seseorang yang beragama itu kemungkinannya masih 50% - 50 % apakah dia akan ended up di jalan kebenaran atau di jalan yang salah tergantung atas pilihan hidupnya sendiri. saya tidak tahu bagaimana di agama Kristen, tetapi di Islam, Allah itu maha pengasih yang membebaskan umatnya untuk memilih jalan hidupnya sendiri

do correct me too if i'm wrong :) dan maafkan lagi, kalo dianggap misalnya membawa-bawa agama...sebab apadaya thread ini memang membahas agama dan spritual

wasalam