Post-36970

Post 10 dari 32 dalam Kehidupan Para Pendekar

HomeForumKomentar BacaanKehidupan Para PendekarPost-36970

#10 avatar
kkabeh 25 Agustus 2006 jam 11:07pm  

Jadi gak enak ati ama sdr Nein...ceritanya belum dikomentarin...

Semoga tidak berkesan sok tau, krn sifatnya rada sensitive... tapi kalo isinya pujian melulu, jadi gak jelas mau diimprovenya dimana... jadi saya memberanikan diri memberi tanggapan yg semoga berkesan tulus... (krn saya juga sama sama belajar menulis spt anda, semoga gak dianggap bisanya cuman cuap cuap doang :)

Spt biasa, diskripsinya hidup sekali... terasa benar spt berada ditempat itu dgn airnya yg bening dst... keren dan bikin iri ati...:) nampaknya diskripsi mudah sekali bagi anda, sedangkan saya harus jungkir balik di bagian suasana...

Ada beberapa hal yg mungkin bisa dijadikan pertimbangan
Paragraphnya banyak yg panjang, mungkin lebih mudah dibaca jika dipecah pendek pendek (format internet media rada beda dgn format media cetak, kata yg ahli.. pernah baca entah dimana)

Mengenai introduksi karakter Hakim Haus Darah...
Konon ada yg bilang, 3 dimensinya sebuah karakter didasari proses ditunjukkan bukan dikatakan...

Karakter hakim haus Darah hadir dgn cara dikatakan alias berdasarkan dialog.. dan bukan ditunjukkan.
Pemuda itu berkata "Hakim haus darah...", juga "Berabe nih....."
tidak terlalu tercerminkan rasa gentar yg hebat sehingga rasa ingin tahu Telaga hanya berdasarkan nama Hakim Haus Darah dan ketakutan pemuda tsb bisa diragukan....

Mungkin alternatif cara klasik.. pemuda/i itu menemukan seseorang yg sedang sekarat. (ditunjukkan) seorang yg terlihat tuaa sekali, rambut yg memutih, kulit yg keriputan, disebabkan darahnya kering tersedot habis dan dari bibirnya yg pucat tercetus
"Haakim...hauss.. darahhh!" sebelum menghembuskan napas terakhir...

Betapa kagetnya ketika pemuda/i tersebut setelah menyadari orang tua tersebut ternyata adalah adiknya atau adik temannya yang masih mudah belia.

Jagoan kita Telaga yg ikut menjadi heran, sekarang mungkin mempunyai alasan tertarik untuk mengetahui kelanjutan peristiwa, bukan hanya dikarenakan namanya melainkan kejanggalan seorang yg lebih muda dari usianya bisa terlihat lebih tua dari ayahnya...

mungkin pembaca jadi ikutan terpancing untuk mengetahui kelanjutan peristawa...

Entah alternatif ini masuk apa tidak, saya tidak terlalu berharap, yg saya harap semoga sdr Nein tidak tersinggung dgn alternatif ini...