Post-52240

Post 3 dari 4 dalam Pengakuan Maria Magdalena: Saat-saat intim bersama Sang Guru

HomeForumKomentar ReviewPengakuan Maria Magdalena: Saat-saat intim bersama Sang GuruPost-52240

#3 avatar
Enika 15 Juni 2009 jam 7:07am  

Saya sudah membaca banyak tentang buku ini maupun The Davinci Code tersebut, namun saya tidak menemukan hal-hal yang bisa saya jadikan rujukan bahwa kisah ini adalah suatu kisah nyata yang boleh di percaya sepenuhnya.

Apapun yang di gambarkan dalam cerita itu yang berusaha membeberkan sisi negatif dari seorang Guru Besar Agung tersebut merupakan suatu rekayasa dari imajinasi yang sangat menggelikkan. Sebagian orang yang tidak percaya mungkin setuju bahkan punya seribu satu alasan untuk membela isi buku tersebut, namun tetap takkan dapat menandingi fakta terbesar bahwa Sang Guru Besar tersebut talah meninggalkan lebih dari hal-hal picisan yang tidak berarti.

Kalau saya mau pakai logika dari para pembela ini, akan sangat mudah untuk memahami mengapa saya berkata demikian; Setiap agama yang ada di dunia pasti memiliki sesosok panutan yang mengawali, dan ini adalah kenyataan yang tidak dapat di bantah. Dari kehidupan mereka, kita akan dapati berbagai cerita di belakang layar yang sangat dramatis: seorang nabi yang beristri banyak, seorang Pemimpin agung yang meninggalkan tanggung jawab keluarga, dll. Inipun sebenarnya bisa menjadi sorotan bila ada yang mau mengangkatnya, namun tidak di angkat.

Sekarang kita melihat sejenak kepada Sang Guru Besar yang di sorot dalam kedua "Best Seller Books" di atas. Mungkin pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam pikiran saya saat ini adalah: Bagaimana mungkin seorang yang sederhana, dan tidak terkenal bisa memiliki banyak pengikut yang memenuhi hampir 2/3 populasi dunia? Jika semua yang tertulis tentang Dia hanyalah rekayasa untuk menutupi semua sisi negatif yang ada, bagaimana mungkin kisah itu bisa bertahan dan terus di ceritakan sepanjang masa selama duaribu tahun lebih hingga saat ini? Dalam revolusi Prancis tahun 1798, pemerintah pernah mengeluarkan undang-undang untuk membakar semua kitab-kitab, bahkan tulisan-tulisan tentang Guru Agung Tersebut. Hal ini di realisasikan tatkala semua kitab-kitab di kumpulkan setinggi gunung dan di bakar sampai menjadi abu. BAhkan banyak ahli-ahli zaman itu yang menubuatkan bahwa kitab-kitab tersebut akan lenyap dalam jangka waktu seratus tahun kedepan, namun kenyataannya?, sampai sekarang kitab-kitab tersebut masih menduduki rangking satu dalam pencetakan di seluruh dunia. Kembali tahun 538-1798, saat gereja Roma melarang orang-orang membaca kitab-kitab tersebut bahkan mencampur adukkan ajaran-ajarannya dengan kekafiran sehingga terjadi kegelapan rohani selama seribu tahun lebih, namun hal itu tetap tidak menghapus kenyataan bahwa cerita tentang kitab Guru Agung tersebut masih awet sampai sekarang...?

Berdasar atas pertanyaan-pertanyaan ini saja, lebih dari cukup untuk dapat mempertanyakan keautentikan isi dari kedua "best seller book" tersebut di ata...