Post-5324

Post 9 dari 174 dalam Sekedar Renungan

HomeForumGeneral discussionsSekedar RenunganPost-5324

#9 avatar
bluenectar 3 Maret 2004 jam 3:03pm  

~ 1 ~
Seorang tukang kayu tua bermaksud pensiun dari pekerjaannya di sebuah
perusahaan konstruksi real estate.
Ia menyampaikan keinginannya tersebut pada pemilik perusahaan.
Tentu saja, karena tak bekerja, ia akan kehilangan penghasilan
bulanannya, tetapi keputusan itu sudah bulat.

Ia merasa lelah.
Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya dengan penuh
kedamaian bersama istri dan keluarganya.

Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja
terbaiknya.
Ia lalu minta pada tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah
untuk dirinya.
Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan
itu.

Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa.
Ia ingin segera berhenti.
Pikirannya tidak sepenuhnya dicurahkan.

Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu.
Ia cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya.

Akhirnya selesailah rumah yang diminta.
Hasilnya bukanlah sebuah rumah baik.
Sungguh sayang ia harus mengakhiri kariernya dengan prestasi yang tidak
begitu mengagumkan.

Ketika pemilik perusahaan itu datang melihat rumah yang dimintanya, ia
menyerahkan sebuah kunci rumah pada si tukang kayu.
" Rumah ini adalah rumah kamu," kata sang pemilik perusahaan.
" Hadiah dari saya sebagai penghargaan atas pengabdian kamu selama ini."

Betapa terkejutnya si tukang kayu.
Betapa malu dan menyesalnya.
Seandainya saja ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya mengerjakan rumah
untuk dirinya sendiri, ia tentu akan mengerjakannya dengan cara yang
lain sama sekali.

Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang tak terlalu bagus hasil
karyanya sendiri.
Itulah yang terjadi pada kehidupan kita.
Kadangkala, banyak dari kita yang membangun kehidupan dengan cara yang
aneh.

Lebih memilih berusaha ala kadarnya ketimbang mengupayakan yang terbaik.

Bahkan, pada bagian-bagian terpenting dalam hidup, kita tidak memberikan
yang terbaik.

Pada akhir perjalanan kita terkejut saat melihat apa yang telah kita
lakukan dan menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita
ciptakan sendiri.
Seandainya kita menyadarinya, sejak semula kita akan menjalani hidup ini
dengan cara yang jauh berbeda.

Renungkan bahwa kita adalah si tukang kayu.
Renungkan rumah yang sedang kita bangun.

Setiap hari kita memukul paku, memasang papan, mendirikan dinding dan
atap.
Mari kita selesaikan rumah kita dengan sebaik-baiknya seolah-olah hanya
mengerjakannya sekali saja
dalam seumur hidup.

Hidup kita esok adalah akibat sikap dan pilihan yang kita perbuat hari
ini.
Hidup adalah proyek yang kita kerjakan sendiri.

~ 2 ~
TEMAN ADALAH ............
tak memiliki teman, tak adil buat jiwa (Confusius, 551-497 BC, filsuf Cina)

nasib memilih hidupmu, kaulah yang memilih temanmu (Jacques Delile 1738-1813, sastrawan Perancis)

berkumpullah bersama orang-orang berkualitas baik jika kau menghargai reputasimu, untuk ini lebih baik sendiri daripada ditemani orang-orang yang buruk (George Washington, 1732-1799, Presiden Amerika I)

suka dan tak suka adalah hal yang sama, itulah persahabatan sejati (Sallust, 86-334 BC, sejarahwan Roma)

seorang teman yang setia sepadan dengan seratus kenalan (Euripides)

semua orang bisa simpati pada penderitaan seseorang, tapi dibutuhkan simpati yang alami pada kesuksesan siapapun di dunia (Eleanor Roosevelt)

jika kau menghakimi seseorang, kau tak akan punya waktu untuk mencintainya (Mother Teresa)

aku tak akan bicara tentang keburukan orang, dan bicaralah tentang kebaikan semua orang (Benjamin Franklin)

ketidak beruntungan akan menunjukkan siapa yang bukan teman sejati (Aristoteles)

jangan pernah melukai teman, bahkan dalam olok-olok (Cicero)

pikirkan kapan kejayaan seseorang dimulai dan berakhir. dan katakan kejayaanku dimulai ketika aku memiliki teman (William Yeats)

duka cita bisa hilang dengan sendirinya, tapi untuk mendapatkan nilai penuh akan kesenangan, kau harus punya seseorang untuk memisahkannya (Mark Twain)

cermin terbaik adalah teman lama (George Herbert)

apakah teman itu ? adalah sebuah jiwa dalam dua tubuh(Aristoteles)

terlambat sudah untuk belajar, seseorang harus menjaga temannya. tak hakimi, menerima, percaya hingga akhir masa (John Boyle O'Reilly)

teman memiliki semua kesamaan (Plato)

tanpa teman, seseorang tak akan hidup meski ia memiliki segalanya (Aristoteles)

persahabatan tanpa kepentingan pribadi adalah hal yang langka dan terindah dalam hidup (James Francis Byrnes)

sesuatu yang paling indah yang bisa kita alami adalah hal yang misterius, sumbernya adalah seni, ilmu pengetahuan dan persahabatan(Albert Einstein (kepada Baron Merenda))

segala cinta yang dibangun tanpa dasar persahabatan, bagaikan membangun istana di atas pasir (Ella Wheeler Wilcox)

dalam sahabat, kau temukan pribadi kedua (Isabelle Norton)

tak akan aku lupakan saat bersamamu. tetaplah jadi sahabatku, seperti kau menemukan dirimu dalam diriku (Ludwig van Beethoven)

berjalan dalam gelap bersama seorang teman, lebih baik daripada berjalan dalam terang sendirian (Helen Keller)

komunikasi yang baik bereaksi bagaikan minum kopi, sangat sulit untuk tidur sesudahnya (Anne Morow Lindbergh)

pada akhirnya, yang kita ingat bukanlah perkataan musuh kita, melainkan diamnya sahabat kita (Marthin Luther King, JR)