Post-5326

Post 11 dari 174 dalam Sekedar Renungan

HomeForumGeneral discussionsSekedar RenunganPost-5326

#11 avatar
bluenectar 8 Maret 2004 jam 1:29pm  

Disaat menuju jam istirahat kelas, dosen
mengatakan pada mahasiswa/i nya: "Mari kita buat satu
permainan, mohon bantu saya sebentar". Kemudian salah
satu Mahasiswi berjalan menuju pelataran papan tulis.

DOSEN : Silahkan tulis 20 nama yang paling dekat
dengan anda

SISWI : Dalam sekejap sudah di tuliskan semuanya, ada
nama tetangganya, teman kantornya, orang terkasih dan
lain-lain.

DOSEN: Sekarang silahkan coret satu nama diantaranya
yang menurut anda paling tidak penting !

SISWI : Siswi itu lalu mencoret satu nama, nama
tetangganya.

DOSEN : Silahkan coret satu lagi !

SISWI : Kemudian Siswi itu mencoret satu nama teman
kantornya lagi.

DOSEN: Silahkan coret satu lagi !

SISWI : Siswi itu mencoret lagi satu nama dari papan
tulis dan seterusnya. Sampai pada akhirnya diatas
papan tulis hanya tersisa tiga nama , yaitu nama orang
tuanya, Suaminya dan nama anaknya.

Dalam kelas tiba-tiba terasa begitu sunyi tanpa
suara, semua Mahasiswa/siswi tertuju memandang ke arah
dosen, dan mereka mengira sudah selesai tidak ada lagi
yang harus dipilih oleh siswi itu.

DOSEN : Tiba-tiba dosen memecahkan keheningan dengan
berkata ,"Silahkan coret satu lagi ! "

SISWI : Dengan pelahan-lahan siswi itu melakukan
suatu pilihan yang amat sangat sulit. Dia kemudian
mengambil kapur tulis, mencoret nama orang tuanya.

DOSEN : "Silahkan coret satu lagi!"

SISWI : Hatinya menjadi binggung. Kemudian ia
mengangkat kapur tulis tinggi-tinggi. lambat laun
menetapkan dan mencoret nama anaknya. Dalam sekejap
waktu, terdengar suara isak tangis, sepertinya sangat
sedih

DOSEN : Setelah suasana tenang, Dosen lalu bertanya "
Orang terkasihmu bukannya Orang tuamu dan Anakmu ?,
Orang tua yang membesarkan anda, anak adalah anda yang
melahirkan, sedang suami itu bisa dicari lagi. Tapi
mengapa anda berbalik lebih memilih suami sebagai
orang yang paling sulit untuk dipisahkan ?

SISWI : Semua teman sekelas mengarah padanya,
menunggu apa yang akan di jawabnya. Setelah agak
tenang, kemudian pelahan-lahan ia berkata "Sesuai
waktu yang berlalu, orang tua akan pergi dan
meninggalkan saya, sedang anak jika sudah besar
setelah itu menikah bisa meninggalkan saya juga, yang
benar-benar bisa menemani saya dalam hidup ini
hanyalah suami saya