Post-5717

Post 21 dari 174 dalam Sekedar Renungan

HomeForumGeneral discussionsSekedar RenunganPost-5717

#21 avatar
eeyore 21 April 2004 jam 1:17pm  

Ingin Dicintai atau Mencintai?

Bukan tebak-tebakan atau undian keberuntungan, bila kita disuruh memilih, mencintai atau dicintai.
Wah...., pertanyaan sederhana, namun jawabannya ibarat buah simalakama. Bayangkan bila kita mencintai orang yang tidak pernah mencintai kita. Pahit kan? Sebaliknya, dicintai orang yang nggak pernah kita harapkan, apa juga menyenangkan?

Layaknya kisah dalam sinetron, Meta tulus mengasihi Roy. Sejak dia mengenal cowok itu pertama kali, cewek pendiam ini nggak mau berpaling lagi. Jangankan berpaling, dengar salam cowok lain saja, ogah. Pokoknya cinta mati deh. Kapan pun Roy membutuhkan dukungan, gadis berambut panjang ini selalu ada. Meski kadang, kelakuan cowok itu sedikit temperamental. Sulit ditebak. Tiba-tiba saja, dia kelihatan menggandeng cewek lain. Toh, Roy nggak pernah menyatakan cinta atau pacaran dengan Meta. Nah lho! Sekali dua kali, Meta pandai menghibur dirinya sendiri. Ah, namanya juga cinta. Artinya dia harus rela berkorban, tulus dan tanpa berharap balasan apa-apa. Bagi Meta, bila dia sudah memiliki hati yang tulus untuk mencintai, berarti dia sudah siap menerima segala konsekuensinya.

Kocak lagi kisah Tika. Dia sampai panik, harus berulangkali menghindari Tony. Cowok itu memang suka padanya sejak mereka beberapa kali sering pulang ekskul bareng. Celakanya, Tika sama sekali tidak tertarik. Padahal apa saja yang dia butuhkan, selalu dipenuhi Tony. Antar jemput ke sekolah, buku pelajaran, CD baru bintang kesayangannya, sampai masalah sekecil apa pun masuk dalam pengamatan Tony. Cowok itu, ibarat permen karet yang selalu ada di mana cewek ini berada. Perhatiannya pun kelihatan tulus, nggak berpura-pura dan rasa sayang cowok itu pun kelihatan dalam. Duh...seharusnya, Tika tersanjung dong. Tapi nggak tuh! Justru cewek ini tersiksa, karena dia nggak pernah mencintai Tony. Bingung kan?

Biar adil, kita obrolin saja dua dilema ini. Antara mencintai dan dicintai. Pilihan sulit, tapi suatu saat kamu pasti menghadapinya. Nggak perlu panik, ada banyak tanda yang bisa kamu baca dan alternatif apa yang sebaiknya kita lakukan.

Karena cinta memang bukan "barang" yang bisa kamu hitung dengan mesin kalkulator, lalu menghasilkan jawaban: untung atau rugi. Mencintai Ingat kan, tembang Mencintaimu yang dilantunkan Krisdayanti. Yess! Lagu itu membuat hati kita berdarah-darah. Sungguh, kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri, bila kita bisa mencintai seseorang tanpa pamrih. Rasa itu ada, tanpa perlu kamu rekayasa. Nggak perlu dikaitkan dengan materi, fisik yang sempurna atau imbalan yang nanti akan kita dapatkan.

Karena perasaan ini, alamiah banget, bisa dialami oleh siapa saja. Masalahnya, bila kamu mencintai seseorang, pasti ada banyak konsekuensinya dong. Perhatiin deh, soal:

a. Ikhlas
Yang jelas, mencintai seseorang butuh keikhlasan. Apa bener, kamu ikhlas, bila ternyata dia rasa sayangnya tidak sebesar rasa sayangmu pada dia? Apa kamu rela, menolong dia ketika menghadapi masalah apa pun, tanpa ada bayangan kamu akan memperoleh balasan yang sama?

b. Obyektifitas
Cinta nggak boleh membuat kamu terlena, justru tetap siaga. Kamu bisa memilah-milah hal yang positif dan negatif. Jika kamu mencintainya, pasti kamu pun nggak ingin dia melakukan hal negatif yang merugikan dirinya sendiri kan? Misalkan doi mengajak kamu mabuk-mabukan, karena mencintainya, kamu pun mengiyakan saja. Wah, jangan dong. Justru karena kamu tulus mencintainya, kamu harus ingatkan dia. Meski dia marah-marah, toh itu demi kebaikannya. Ya nggak?

c. Tanggung jawab
Boleh kok, kamu mencintai seseorang dalam banget. Tapi tetap bertanggungjawab lho. Jangan langsung pasrah, mau apa saja oke. Nggak ada deh, kamus itu. Kalau pun dia juga mencintai kamu, pasti dia mengharapkan kamu pun dalam keadaan terbaik.
d. Posesif
Ada perasaan khawatir berlebihan, memang. Apalagi kalau si dia banyak yang menyukai, doyan gaul dan aktif di berbagai kegiatan. Nggak perlu berlebihan, kamu mengawasinya. Bahkan kemudian mengecek selalu posisi dia, apa saja yang dilakukan seharian tadi, sampai detil. Lama-lama doi gerah lho. Kamu kan bukan satpamnya.

e. Perbedaan
Sadari adanya perbedaan di antara doi dan dirimu. Pasangan yang sudah bertahun-tahun berumahtangga saja, pasti ada nggak cocoknya. Apalagi kamu yang baru mengenal doi. Jangan cepat-cepat menvonis, kalau kamu cinta matinya dan dia terlalu sempurna di matamu. Hati-hati deh. Kamu terima satu-satu, apa saja yang membuat jarak di antara kalian itu ada. Bila kenyataannya nggak mungkin dilewati, kamu tetap mau menjadi "korban" nggak?

f. Kritis
Orang bilang, kalau sudah cinta, beras mentah pun dianggap berlian. Kita wajib kritis lho, meski berhadapan dengan orang tercinta. Bila ada perlakuan tidak seimbang, berlebihan dan kelewatan, harus dikomentari tuh. Misalkan, doi mulai main tangan atau menvonis kamu A,
B, C dan sama sekali nggak seperti yang kamu bayangkan. Tegas deh, lurusin dulu hal ini, sebelum kamu kena kanker paru-paru!

g. Sabar
Sabar, kunci akhir bila kamu mencintai seseorang. Jangan membayangkan keajaiban, sekejab dia akan mencintaimu juga. Waktu akan berbicara. Perlahan-lahan, bila dia membuka mata hatinya, pasti ada kesempatan untuk dia menerima cintamu. Bila kesabaran kamu habis, ya...siap-siap membuka lembar yang baru. Toh, dunia nggak sedaun kelor kok...Don't give up! Paling tidak, kamu patut bersyukur, bisa mencintai orang dengan tulus dan apa adanya.

Sumber: Unknown (Tidak Diketahui)