Post 37 dari 66 dalam Alien Vairus Coronama Adventure (1)
Home → Forum → Komentar Cerita Pendek → Alien Vairus Coronama Adventure (1) → Post-91532
#37 | ![]() |
Nurslamet
1 Juli 2020 jam 4:40am
 
Alien Vairus Coronama Adventure (11) Keraton Kencana Kumala. Di sebuah wisma nan mewah dan megah kediaman Raden Surya Kesuma. "Bangsat! Namanya aja yang besar dan tenar, kemampuan nol. Membunuh anak kemarin sore saja tidak becus!" amuk Raden Surya Kesuma. Dia baru saja mendapat laporan dari pengawal pribadinya yang melaporkan kegagalan Ki Evros dan empat anak buahnya yang gagal membunuh Edison. "Edison dibantu dua remaja lelaki tidak dikenal, raden. Di samping itu adik tiri raden juga datang membantunya. Bila Eyang Mata Dewa Api tidak cepat turun tangan, rahasia raden akan terbongkar," lapor Ki Siluman. "Kirim pembunuh lain. Aku tidak akan nyenyak tidur dan enak makan bila Edison masih hidup. Dia duri dalam daging bagiku. Ayahanda lebih percaya dan menyayangi dia daripada aku. Adik bungsuku sudah aku jebloskan ke penjara bawah tanah, tinggal Edison yang masih akan menjadi batu sandungan bagi diriku," geram Raden Surya Kesuma sambil mengepalkan tangannya. "Meymei juga harus disingkirkan, raden. Walau dia tidak peduli dengan tahta, tapi dia pelindung Edison," saran Ki Siluman. "Iya. Aku juga berpikiran begitu. Adik tiriku itu bisa menjadi batu sandunganku juga. Aku curiga dia dikirim ayahanda untuk melindungi Edison," kata Raden Surya Kesuma yang sepemikiran dengan Ki Siluman yang juga merangkap penasehat pribadinya. "Satu pembunuh bayaran peringkat empat sudah bersedia menjalankan misi, raden. Dia bernama Lie dengan gelar Si Pedang Terbang," lapor Ki Siluman. "Lie Si Pedang Terbang? Hm, sepertinya kali ini bocah sialan itu tidak akan lolos lagi. Aku sudah lama mendengar nama besarnya," kata Raden Surya Kesuma dengan tatapan berbinar penuh harap. "O ya Raden, ada hal yang ingin paman sampaikan mengenai raden Wu," kata Ki Siluman dengan nada ragu. "Wu Han? Ada apa dengan bocah tolol yang sekarat di penjara bawah tanah itu? Bukankah dia sudah tersegel dan kematian akan menjemputnya?" tanya Raden Surya Kesuma dengan dahi berkerut. "Raden Wu Han memang sudah tersegel dan dalam kondisi sekarat, raden. Namun dia tidak kunjung mati walau luka-lukanya sangat parah dan kondisinya terus memburuk. Raden tentu ingat darah yang mengalir di tubuh raden Wu Han adalah darah Kelelawar Vairus. Raja segala kelelawar dan sangat sakti. Tidak bisa mati dengan mudah. Raden Wu Han adalah pewaris langsung darah raja kelelawar itu. Jadi tidak bisa mati dengan mudah," kata Ki Siluman mengingatkan Raden Surya Kesuma. "Terus maksud paman apa membicarakan bocah tolol itu?" tanya Raden Surya Kesuma menatap tajam abdi kepercayaannya itu. "Apa tidak sebaiknya kita bunuh saja raden Wu Han, raden?" kata Ki Siluman bertanya tetapi hakikatnya menjelaskan maksud isi hatinya. Sesaat Raden Surya Kesuma terdiam. "Aku rasa saat ini belum perlu. Walau bocah tolol itu bisa bertahan hidup sampai sekarang, tetapi sudah tidak berbahaya atau bukan lagi ancaman serius bagiku. Lagi pula apa yang bisa dilakukan dia yang tersegel dan dalam kondisi sekarat," papar Raden Surya Kesuma memberikan argumennya. "Baiklah kalau itu menurut pendapat raden. Paman ikut saja. Paman berpendapat begitu karena firasat paman tidak enak. Paman merasa bocah itu akan sangat membahayakan raden bila tetap hidup, apalagi sampai terlepas," kata Ki Siluman sambil menghela nafas. "Paman jangan mencemaskan hal itu. Lagipula pamankan tahu kecil kemungkinan bocah sialan itu bisa meloloskan diri. Selain tubuhnya tersegel dan penuh luka parah yang terus menggerogoti nyawanya, penjara bawah tanah telah kita modifikasi dan penuh jebakan maut dan beracun. Siapa pun, selain kita, tidak akan ada yang bisa masuk dan menjumpai bocah itu, apalagi membebaskannya. Jadi paman tenang aja dan tidak usah memikirkan hal itu lagi," kata Raden Surya Kesuma membeberkan pendapatnya. "Baiklah kalau begitu, raden. Paman undur diri dan akan mengirim pembunuh bayaran berikutnya untuk membunuh Edison," kata Ki Siluman sambil menjura. Selesai berkata tubuh Ki Siluman lenyap. Raden Surya Kesuma hanya manggut-manggut dan merasa puas dengan kinerja Ki Siluman, pengawal pribadinya yang menjaga dan melindunginya dari tempat gelap. Sudah menjadi rahasia umum bila raja dan keluarganya memiliki pengawal pribadi dan para pengawalnya ada yang bergerak dan melindungi majikannya dari tempat tersembunyi. |