Alien Vairus Coronama Adventure (1)

HomeForumKomentar Cerita PendekAlien Vairus Coronama Adventure (1)

Komentar untuk Alien Vairus Coronama Adventure (1)


Halaman 1 2 3 4 sesudah
#1 avatar
Coffee 21 Juni 2020 jam 6:08am  

ada jua cerpen b'smbug ??? 😂 tapi mantap jua critanya. tambah lgi suhu..

#2
Nurslamet 21 Juni 2020 jam 6:24am  

Hahaha... Cerpen gaya baru, Suhu. Tadinya mau saya jadikan bacaan, tapi mengingat kesibukan saya di real life, saya khawatir ceritanya akan mandek / berhenti sebelum tamat. Makanya saya save di cerpen saja. Bila ada mood dan tidak terlalu sibuk dipekerjaan, saya lanjut ke bagian 2. Demikian. :)

#3 avatar
Roni99 21 Juni 2020 jam 8:25am  

Nice suhu. Trus brkreativitas. Crita asli d indozone sdah langka. Mga suhu ttap eksis

#4
Nurslamet 21 Juni 2020 jam 8:37am  

Terima kasih Suhu atas apresiasinya. Saya mencoba untuk terus belajar dan meningkatkan skill saya dalam membuat cerita. Namun semua kembali pada sumber daya. Skill menulis saya masih belum bisa menyamai para pengarang indozone yang lain. Ya inilah karya saya. Bagus atau jelek kembali pada minat para Suhu. Semoga cerita ini berkenan.

#5 avatar
Tommy20 21 Juni 2020 jam 9:10am  

Tokoh protagonis'a virus corona 😃

#6
Nurslamet 21 Juni 2020 jam 9:22am  

Nama tokoh utama AVCA memang terilhami oleh virus itu, Suhu. Tadinya ada dua pilihan nama tokoh utamanya, Alcovid dan Alien Vairus Coronama. Tapi entah mengapa saya lebih condong ke Vairus Coronama. Akhirnya nama itu yang dipakai.

#7 avatar
Ekoprasnowo 21 Juni 2020 jam 11:15am  

Jooosss..... suhuu... Lanjutken...!!

#8
Nurslamet 21 Juni 2020 jam 1:28pm  

Alien Vairus Coronama Adventure (2)

"Aku memang belum mendaki gunung tertinggi di planet ini. Belum menyelami samudera terdalam dan belum menjelajahi semua sudut langit, tetapi untuk mengalahkan dirimu aku rasa tidak harus naik gunung, menyelami samudera dan terbang ke langit. Cukup dari sini saja dan aku rasa bukan hal yang sulit untuk menghapus Lima Harimau dari Everest dari dunia ini. Apakah kalian sudah siap untuk mati?" kata Al tidak kalah sengitnya.

Darah Ki Evros dan keempat rekannya yang sudah bangkit dan bergabung dengan Ki Evros menggelegak. Mereka sungguh tidak menyangka bocah ingusan di depan mereka berani berkata lancang dan merendahkan kemampuan mereka.

"Bocah gemblung kurang gizi! Aku pengen tahu apakah mulut besarmu sepadan dengan kemampuanmu," geram Ki Evros sambil mengeluarkan kartu dari ruang penyimpanan dimensinya. Di sampul kartu terlihat gambar beruang kutub.

"O, mau main kartu satwa? Baik. Aku juga punya," kata Al sambil melakukan hal yang sama dengan Ki Evros, mengeluarkan kartu satwa dari ruang penyimpanan dimensinya. Kartu satwa yang dikeluarkan Al bergambar beruang padang pasir.

"Keluarlah beruang kutub!" seru Ki Evros kemudian komat kamit membaca mantera pembuka segel kartu satwa.

Kartu yang dipegang Ki Evros berpendar. Sebuah pintu dimensi muncul dan seekor beruang kutub seukuran gajah bengkak melompat keluar. Hawa dingin yang teramat sangat seketika menyelimuti area sekitar mereka berdiri. Sekujur tubuh beruang kutub berselimut es yang terlihat seperti kristal. "Rooaaarrr!!" beruang kutub mengaum. Kuku-kukunya yang runcing dan taring-taringnya yang tajam mencuat.

"Black Bear, keluarlah!" seru Al sambil membanting kartu satwanya ke tanah.

Duuaaarrr! (Kira-kira begitu bunyinya). Kartu satwa yang dibanting Al meledak. Asap hitam nan tebal membungbung ke angkasa. Secara cepat asap hitam nan tebal lenyap dan seekor beruang hitam seukuran gajah bunting sudah berdiri dengan perkasanya. Sekujur tubuhnya diselimuti api. Udara di sekitar Al yang semula dingin membekukan secara cepat terkikis dan berganti panas menyengat. Dus! Terdengar letupan. Sebuah garis kasat mata terbentuk tepat di antara dua beruang. Itu adalah wilayah panas dan dingin. Udara di sekitar Al dan beruangnya berdiri panas menyengat. Sementara di sekitar Ki Evros dingin membekukan. Dua kekuatan, panas dan dingin, saling menekan menciptakan garis perbatasan. Hal ini menandakan untuk sementara kekuatan kedua beruang seimbang.

"Cabik-cabik musuh kita. Pergi!" kata Ki Evros pada beruang kutubnya.

Rooaarrr!!! (Pengarang gak yakin itu suara beruang. Setahu pengarang itu suara singa. Tapi anggap ajalah itu suara beruang. Oke guys?). Beruang kutub melompat menerkam Al.

"Sambut dia, bro. Go!!!" perintah Al pada beruang padang pasirnya. (Sebentar, apakah di padang pasir ada beruang? Kok pengarang baru dengar ada beruang padang pasir...)

Beruang padang pasirnya Al juga melompat menyongsong beruang kutubnya Ki Evros. Duak! Dua beruang beradu. (Ah, gak seru suaranya begitu. Efeknya kurang dahsyat. Oke kita ulang).

Duuaaarrr!!! Dua beruang beradu. (Nah kalau begitu lebih spektakuler). Dalam sekejap dua beruang terlibat baku tembak, maaf, terlibat baku cakar dan baku gigit.

Udara di sekitar pertempuran dua beruang menjadi kacau. Panas dan dingin tumpang tindih. Percikan api dan es beterbangan ke segala arah. Level pertarungan kedua beruang semakin meningkat. Insting mereka menghendaki pertarungan cepat. Pertarungan harus segera diakhiri. Semakin cepat musuh dikalahkan, semakin baik.

Dua beruang melompat mundur secara bersamaan kemudian menerkam serempak. Tubuh mereka berubah menjadi pusaran api dan air. Blaaarrr!!! Ledakan keras menggema. Kedua beruang tercerai berai menjadi serpihan api dan air. Keduanya sama-sama tewas!

#9 avatar
Ekoprasnowo 21 Juni 2020 jam 1:47pm  

Keren suhu. Bagian 2 ada dikomen. Jadi kaya forum kask*s aja 😁😎

#10 avatar
Andre80 21 Juni 2020 jam 3:08pm  

cepen gaya baru ya hu... 😁

#11 avatar
Arifbudiman 22 Juni 2020 jam 4:42am  

Ada rasa wuxia dicerita suhu nur kali ini. Perpaduan cerita silat lokal, fantasi dan humor khas suhu nur yang ngawur. Namun ga mengurangi rasa asik membacanya. Tetap semangat suhu. Cerita selanjutnya tetap dinanti

#12
Nurslamet 22 Juni 2020 jam 12:02pm  

Terima kasih untuk para Suhu atas apresiasinya. Saya mencoba untuk selalu mencoba memadukan cerita silat klasik lokal dengan cersil luar (wuxia dan yang lainnya) dengan harapan pembaca mendapatkan nuansa baru dalam membaca cersil. Jadi tidak selalu terikat pada pakem yang ada di setiap cersil.

#13 avatar
Wanto28 22 Juni 2020 jam 12:16pm  

Lanjut suhu. Ceritanya mnarik

#14
Nurslamet 22 Juni 2020 jam 2:12pm  

Alien Vairus Coronama Adventure (3)

"Bangsat!" geram Ki Evros.

"Maling!" rutuk Al.

Kedua pemilik beruang sama-sama kesal. Binatang peliharaan mereka mati. Harga satwa yang bisa disegel dan dimasukan ke kartu satwa cukup mahal. Apalagi bila membelinya melalui makelar atau di pasar ilegal, harganya bisa dua kali lipat dari harga di pasar resmi. Harga satwa yang bisa dimasukan ke kartu satwa cukup mahal disebabkan karena untuk menjinakannya tidak mudah. Disamping perlu pawang terlatih dan profesional juga diperlukan sumber daya lain seperti pelatihan atau lebih tepatnya penyatuan jiwa antara si pemilik dan satwanya. Penyatuan ini sangat penting karena merupakan kendali dan deteksi perintah si empunya. Dari penyatuan jiwa sang binatang bisa mengerti dan menjalankan perintah majikannya. Ambil contoh, bila kata majikannya "Nungging!", maka binatang yang penyatuan jiwanya baik maka akan melakukan gerakan menungging. Namun bila penyatuan jiwanya kurang baik, si satwa bisa salah menterjemahkan perintah bosnya. Disuruh nungging si satwa malah joget atau melakukan gerakan menyimpang atau tidak sesuai instruksi majikannya.

Sumber daya yang lain adalah harus menyiapkan makanan bagi si satwa. Setelah si satwa disegel di kartu satwa secara otomatis dia terkurung dan tidak bisa mencari makan atau berburu sendiri. Sebab itu wajar bila pemiliknya harus merogoh koceknya untuk membeli makanan bagi satwa peliharaannya. Ada juga cara lain yang tidak harus merogoh kocek yaitu si pemiliknya berburu sendiri, beternak atau menanam sendiri tanaman yang menjadi makanan binatang peliharaannya. Namun hal itu bagi seorang pendekar yang nota bene gemar berkelana tentu saja menjadi kendala tersendiri. Maka satu-satunya cara yang praktis adalah membeli.

Disaat Al dan Ki Evros menyaksikan pertarungan dua beruang peliharaannya, Edi diam-diam mendekati Edison. Sesuai pengarahan Al ketika Edi masih di dalam pesawat induk Star Golden atau sesaat sebelum mereka memasuki atmosfir planet Mubi, Edi langsung menyerahkan sebotol kecil berwarna hijau daun ke Edison yang dalam kondisi terluka parah dan sekarat.

"Saudaraku, minumlah Sirup Tirta Amarta ini," kata Edi to the poin.

"Sirup Tirta Amarta?" kening Edison berkerut dan alisnya naik. Dirinya bertahun-tahun mencari benda itu, suatu cairan super yang sangat berfaedah bagi tubuh, jiwa dan kemampuannya dalam meniti jalan menuju keabadian.

Sesaat Edison menatap Edi, orang yang 100% mirip dirinya. Ada pancaran kehangatan dalam tatapan Edi. Tidak tersirat maksud culas atau terdeteksi niat tidak baik pada dirinya. Edison yang telah beberapa kali jatuh dalam perangkap kebaikan palsu secara perlahan bisa memperkirakan niat dan watak atau karakter asli dari setiap orang yang dijumpainya cukup dengan melihat sorot mata dan bahasa tubuhnya. Pengalaman pahit yang beberapa kali akan merenggut nyawanya telah mengajarkan kepada Edison untuk hati-hati dan waspada pada setiap orang yang baru dilihat atau dikenalnya. Pengalaman pahit telah mengajarkan kepada Edison untuk tidak mudah percaya atau cepat percaya pada orang asing. Lidah dan bibir bisa memanipulasi, tetapi sorot mata dan bahasa tubuh tidak bisa menyembunyikan niat dan karakter asli.

Di sorot mata Edi dan bahasa tubuhnya Edison tidak melihat manipulasi atau rekayasa yang dibuat-buat. Semua terlihat alami dan apa adanya. Karena hal itu, tanpa ragu dan dengan tangan gemetar karena menahan sakit yang teramat sangat akibat luka-lukanya yang parah, Edison segera meraih botol kecil kehijauan yang disodorkan Edi dan membuka penutupnya kemudian meminumnya. Segera setelah cairan hijau kental melewati tenggorokannya, Edison merasa tubuhnya seperti terbakar. Darah yang mengalir dan menetes dari luka-lukanya berhenti seketika. Luka robek dan menganga secara cepat menutup. Kulit yang terkoyak pulih seperti tidak terkoyak sebelumnya. Edison merasa organ-organ tubuhnya beregenerasi dengan kecepatan cahaya. Apa yang rusak diganti dengan yang baru. Yang masih baik diperbarui. Dalam sekejap Edison merasa berada dalam tubuh yang baru. Tubuh yang lebih baik dan kuat dari tubuhnya yang sebelumnya. Edison merasa seperti dirinya baru dilahirkan kembali. Lahir dengan raga super!

#15 avatar
Alexander90 22 Juni 2020 jam 2:33pm  

Mantul gan

#16 avatar
Arizal05 23 Juni 2020 jam 12:31pm  

Tambah lagi updatenya

#17
Nurslamet 23 Juni 2020 jam 7:38pm  

Alien Vairus Coronama Adventure (4)

"Hai, tua bangka! Cukup sudah waktuku terbuang sia-sia. Kamu dan kawan-kawanmu dibayar untuk membunuh Edison, kan? Sekarang aku ingin lihat apakah kalian bisa membunuhnya," kata Al sambil melirik ke arah Edison dan Edi. Rencana Al mengalihkan perhatian Ki Evros dan kawan-kawannya berhasil. Mereka asyik menonton pertarungan dua beruang sampai mereka mengabaikan Edison dan Edi. Dan sesuai rencana yang telah disusun Al sebelum mereka turun dari pesawat induk, Edi diam-diam mendekati Edison dan memberikan cairan Sirup Tirta Amarta. Kini, setelah Edison meminum cairan super itu, kondisi tubuhnya telah pulih dan luka-luka di tubuhnya telah hilang tanpa bekas. Di samping itu, Edison telah mendapat kekuatan baru.

"Sahabatku, Edison. Lima kucing itu ingin bermain-main lagi denganmu. Lawan mereka. Yakinlah, kamu yang sekarang bukan kamu yang dulu. Dulu kamu lemah, sekarang kamu telah menjadi manusia kuat. Percayalah pada kata-kataku. Lawan mereka!" kata Al bak seorang pelatih sepak bola memberi instruksi pada Edison.

Edison bangkit dan mencabut Pedang Mustika Kumala yang ditancapkannya ke tanah sebagai penyangga tubuhnya agar tidak roboh. Edison berdiri tegak sambil menggenggam pedang pusakanya. Aura Edison meningkat drastis. Ada pusaran angin yang mengelilingi tubuhnya. Pedang Mustika Kumala kembali menyala biru. Kali ini birunya lebih pekat dan auranya juga meningkat signifikan. Bila sebelumnya aura misterius yang mendominasi dan kekuatan pedang tidak terlalu luar biasa, tapi kali ini terbalik 180 derajat. Aura pedang begitu perkasa. Ketika digerakan kabut biru misterius muncul dan sekilas membentuk sosok seekor naga. Aura Edison dan pedangnya begitu menekan Ki Evros dan empat rekannya.

"A... Apa yang terjadi? Mengapa bocah itu bisa berdiri lagi?"

"Hei, lihat! Luka-lukanya sudah hilang!"

"Aura bocah itu dan pedangnya kenapa jadi berubah drastis. Sepertinya dia bukan bocah yang tadi kita lawan..."

"Pedangnya itu kenapa tadi aku sekilas melihat ada sosok seekor naga hijau. Bukankah tadi tidak ada? Ah, kenapa lututku jadi gemetar. Aku merasa kita akan kalah bahkan bisa celaka bila melawannya kali ini. Aura bocah itu bisa menekan kita sedemikian rupa. Itu bukan aura bocah yang tadi. Itu aura orang dengan kesaktian level dewa!"

Empat orang personil Lima Harimau dari Everest saling mengemukakan pendapatnya berdasar apa yang mereka lihat dan rasakan. Keempatnya benar-benar terkesima dengan perubahan Edison dan pedangnya yang sangat drastis dan bertolakbelakang dengan bocah yang mereka lawan sebelumnya. Bocah yang sudah di ambang kematian itu kini berdiri tegar dengan kondisi sehat wal afiat. Tidak ada darah yang tadi mereka lihat menetes deras bagai air hujan. Tidak ada luka parah dan kulit yang terkoyak atau robek. Yang ada bocah itu seakan belum bertarung dengan mereka. Kondisinya masih segar bugar.

"Apa yang kalian bicarakan. Itu hanya sihir dan kamuflase yang memanipulasi mata kita. Bocah itu sudah terluka parah dan sekarat. Ayo cepat kita habisi agar kita cepat menerima hadiah dan bisa meniduri gadis-gadis cantik!" kata Ki Evros menyemangati rekan-rekannya dengan mengatakan itu hanya sihir yang menghipnotis mereka sehingga bocah yang terluka parah dan sekarat terlihat segar bugar dan perkasa.

"Ah, masa ki itu sihir?"

"Kok terlihat nyata, ya?"

"Kalau sihir kenapa dengkulku gemetar ya?"

"Aku tidak yakin itu sihir. Soalnya auranya nyata banget. Sihir gak mungkin bisa begitu."

"Kalian guoblok. Itu nyata-nyata sihir. Sudah, jangan banyak bacot. Serang dia!" radang Ki Evros yang emosi tingkat propinsi karena empat rekannya mendadak ciut nyalinya.

"Apa nggak sebaiknya aki aja yang menyerangnya?"

"Iya, ki. Aki aja duluan..."

"Aki kan lebih sakti dari kami..."

"Betul... Betul... Betul..." (Kayaknya personil Lima Harimau dari Everest yang satu ini korban sinetron deh...)

"Kutu kupret. Di sini siapa yang jadi pemimpin? Aku, kan? Kenapa kalian yang mengatur aku. Sudah. Cepat serang!" semprot Ki Evros pada anak buahnya.

"I... Iya, ki... Sekarang?"

"Tahun depan, keparat!!! Stroke dan TBC aku punya anak buah macam kalian..."

Dengan setengah hati empat personil Lima Harimau dari Everest segera menyerbu ke arah Edison...

#18 avatar
rojolele 23 Juni 2020 jam 7:53pm  

Manteebbb

#19
Nurslamet 24 Juni 2020 jam 2:58pm  

Alien Vairus Coronama Adventure (5)

Edison berdiri tegak. Pedang Mustika Kumala dipegang erat. Di depan Edison tampil sebuah layar kasat mata berisi beberapa informasi.

Sistem Keabadian

Nama pemilik: Edison
Status: Aktif
Skill bela diri: Normal level 10
Status Pedang Mustika Kumala: Naga Hijau level 5
Semua sistem: Diaktifkan

Silakan tunggu sebentar.

Loading...

Edison melihat kotak panjang di bawah yang semula kosong kini terisi warna hijau yang bergerak merambat dan angka persentase di bawahnya yang semula berada di angka 0% kini bergerak.

10%...

30%...

50%...

80%...

100%.

Memuat sukses!
Sistem Keabadian siap digunakan!

Tiba-tiba Edison merasa aliran energi asing memenuhi tubuhnya. Aliran yang begitu besar. Mengisi semua pori-pori kulitnya. Memenuhi setiap sel darahnya dan melapisi tulang-tulang dan semua organ tubuhnya.

Di layar muncul kembali informasi lain.

Mata Elang Super diaktifkan!

Layar kasat mata yang hanya bisa dilihat Edison saja lenyap. Edison tiba-tiba merasa ada yang aneh pada pandangannya. Bila orang-orang yang ada di sekitarnya memperhatikan mata Edison maka mereka akan melihat bahwa pupil mata Edison berubah hijau. Perubahan warna pupil membawa dampak luar biasa bagi Edison. Visi dan pandangannya lebih sensitif. Satu hal yang membuat Edison terkejut. Dia melihat empat orang anggota Lima Harimau dari Everest yang menyerbu ke arahnya dengan kecepatan kilat namun dalam pandangan Edison mereka bergerak sangat lambat. Edison bisa melihat tubuh mereka yang melayang pelan mendekatinya. Dalam pandangan Edison gerakan melesat mereka memerlukan waktu yang cukup lama untuk sampai ke dirinya.

"Hiiaaattt!!!" teriak empat personil Lima Harimau dari Everest serempak sambil menyabetkan pedangnya ke tubuh Edison. Mereka mengepung Edison dari empat arah dan menutup celah bagi Edison untuk melarikan diri. Sabetan pedang mereka pun mengunci tubuh Edison. Dari kepala, kaki, punggung dan dada. Rasanya mustahil bagi Edison untuk bisa meloloskan diri dari kepungan empat pedang yang bergerak serempak ke tubuhnya. Dalam benak keempat anggota Lima Harimau dari Everest pun sudah yakin kali ini Edison akan tewas di tangan mereka. Namun Edison yang sekarang bukan Edison beberapa saat yang lalu. Edison yang sekarang, sejak meminum Sirup Tirta Amarta, telah berubah menjadi manusia super.

Seperti yang digambarkan dimuka, dalam pandangan Edison gerakan empat orang itu sangat lambat. Edison mengayunkan pedangnya menangkis pedang yang datang dari depan dan menendang si penyerang. Kemudian menangkis pedang yang lainnya dan memukul, menendang dan meninju lawannya. Gerakan Edison perlu beberapa detik, bahkan hampir satu menit, tetapi bagi orang lain yang melihatnya itu hanya nol koma nol sekian detik. Mereka melihat tubuh Edison seakan berubah menjadi bayangan dan entah apa yang dilakukannya, tubuh keempat penyerangnya sudah tercerai berai. Ledakan keras terdengar sesaat sebelum empat tubuh meledak di udara.

"Apa?!" Ki Evros terperangah. Tanpa sadar mulutnya menganga. Kematian empat anak buahnya sungguh diluar dugaannya. Bahkan dalam mimpi pun adegan seperti itu tidak terlintas.

"Good job, sahabatku!" sorak Al. "Sekarang giliran kamu," kata Al sambil melirik Edi. "Hadapi si tua bangka itu!" perintah Al pada Edi sambil menunjuk Ki Evros.

"Aku?" Edi terkejut. "Kenapa aku? Aku kan gak bisa silat, bro. Ngaco kamu ini!" protes Edi.

"Aku tahu kamu gak bisa ilmu kanuragan, tapi kalau cuma menghadapi bandot tua bau tanah itu dengan tubuhmu saja sudah cukup," kata Al santai.

"Are you crazy?" rungut Edi shock. Alien edan. Rupanya kau pengen aku mati dibunuh orang itu. Maki Edi dalam hati.

"Tenang aja, bro. Percaya padaku. Kamu ingat apa yang kamu makan dan kamu minum waktu di pesawat? Itu daging Naga Kakrasana yang berkhasiat membuat tulang dan daging sekuat baja. Terus nasi kuning. Itu bukan nasi tapi pil yang sengaja aku bentuk mirip butiran nasi. Pil Jagra Karsa yang berkhasiat membuat kulitmu sekeras batu dan otot-ototmu sekuat kawat baja. Terus cairan yang kamu minum. Itu Sirup Tirta Amarta sama dengan yang diminum Edison yang menyempurnakan jiwa dan ragamu. Sekarang, walau kamu tidak bisa ilmu kanuragan, tapi phisikmu sekuat Raden Gatot Kaca. Sudah. Hadapi dia. Percaya saja pada kata-kataku," cerocos Al panjang kali lebar.

Sesaat Edi tertegun. Benarkah apa yang dikatakan Al? Satu-satunya cara untuk membuktikannya adalah bertarung melawan Ki Evros...

#20
Nurslamet 26 Juni 2020 jam 4:35am  

Alien Vairus Coronama Adventure (6)

Edi bersiap untuk membuktikan kata-kata Al. Dia menjadi penasaran mengingat banyak perubahan pada dirinya. Sejak terbangun dari pingsannya setelah memakan dan meminum hidangan di nampan yang di bawa Al, Edi merasa sesuatu telah berubah pada dirinya. Sesuatu yang sulit dipahami dan dimengerti olehnya. Yang dia rasakan adalah dirinya seperti terlahir dengan phisik dan jiwa yang baru yang bertolak belakang dengan keadaan dirinya sebelum dibawa Al. Walau Edi kehilangan ingatannya, namun ada beberapa bagian dari memori di benaknya yang tidak terhapus. Salah satunya Edi mengingat phisiknya sangat lemah dan sering sakit. Karena kelemahan phisiknya itulah Edi kerap dibully rekan-rekannya dan menjadi bahan ejekan. Namun kini Edi merasa ada yang salah dengan tubuhnya. Pernah ketika dia akan keluar dari kamarnya, ketika masih di dalam pesawat induk, kepala Edi kejeduk ke pintu besi. Secara logika, Edi paling tidak merasa sakit dibagian yang terbentur. Namun rasa sakit itu tidak ada. Walau berbenturan dengan pintu besi cukup keras, Edi tidak merasa sakit sedikit pun. Hal itu awalnya tidak begitu dipikirkan Edi. Namun keanehan demi keanehan pada tubuhnya terus dirasakan Edi. Badannya terasa ringan hingga Edi bisa bergerak cepat. Pandangannya lebih peka dan awas beberapa kali lipat dari sebelumnya. Dan keanehan-keanehan yang lainnya. Semua keanehan-keanehan yang terjadi pada tubuh dan organ-organnya muncul satu persatu dan bertahap.

Keanehan yang dialaminya tidak diceritakan Edi pada Al. Edi merasa itu hanya ilusi. Bagaimana mungkin dirinya si pecundang yang berbadan lemah dan sakit-sakitan tiba-tiba merasa menjadi orang super. Itu pasti hanya ilusi, pikir Edi. Namun pikirannya yang menganggap perubahan pada phisik dan organ-organ tubuhnya hanya ilusi dimentahkan oleh keterangan Al yang menyatakan tubuhnya bisa mengalahkan Ki Evros. Hanya dengan tubuhnya. Sesuatu yang terdengar sangat mustahil.

Edi membulatkan tekad untuk mencoba keberuntungannya. Dia harus mencoba. Dengan mencoba dia akan tahu kata-kata Al dusta atau tidak. Dipikiran Edi sosok Al adalah sosok misterius yang baik hati dan tentunya tidak akan membiarkan dia mati begitu saja. Bila Al menghendaki kematiannya mengapa dia bersusah payah membawa dirinya dari planet bumi ke planet yang asing bagi dirinya. Walau pun Al mengatakan planet Mubi adalah kembarannya planet bumi dan Edison saudara kembarnya namun Edi masih merasa asing. Secara geografis dan apa yang ada di planet Mubi sama persis dengan keadaan planet bumi, seperti Edi bisa bernafas dengan bebas tanpa alat pernafasan serta matahari yang bersinar, namun Edi tetap merasa dirinya berada di tempat asing. Banyak hal berbeda yang dilihat Edi dari planet Mubi. Walau sama persis dengan planet bumi namun setting atau zaman yang Edi datangi sungguh aneh. Mirip dengan alam fantasi. Di udara burung-burung raksasa terbang bebas. Binatang-binatang buas berukuran jumbo. Dua beruang dari kartu satwa terlihat sangat besar, lebih besar dari beruang yang hidup di planet bumi. Namun setelah membandingkan semua binatang yang hidup di planet Mubi mempunyai tubuh yang lebih besar dari binatang sejenis yang hidup di planet bumi maka ukuran tubuh beruang yang sebesar gajah adalah ukuran normal di planet Mubi. Di planet Mubi burung pipit saja sebesar induk ayam. Jadi sangat wajar bila beruang kutub sebesar gajah.

Edi akan melompat ke depan Ki Evros, namun sudut matanya melihat sesuatu yang besar melayang di udara dan sebuah bayangan turun dari benda besar itu. Dalam sekejap sesosok seorang gadis berpakaian serba hitam telah berdiri di samping Edison. Wajah dan parasnya biasa-biasa saja. Namun pedang di punggungnya terlihat tidak biasa. Ukurannya sangat besar dan terlihat berat, namun sang gadis yang membawanya tidak terlihat keberatan.

"Meymei!!" seru Edison gembira melihat sosok gadis yang muncul di sampingnya.

"Maaf aku terlambat, Edi. Kamu baik-baik saja, kan?" kata sang gadis dengan raut wajah cemas.

"Aku mungkin tidak baik-baik saja bila dua tuan penolongku itu tidak muncul," sahut Edi sambil menunjuk Edi dan Al.

"Hei, ngobrolnya nanti saja. Siapa diantara kita yang akan membereskan bandot tua dari Everest itu?" potong Al sambil menunjuk Ki Evros yang terlihat wajahnya memucat. Rupanya dia mengenal siapa gadis yang datang.

"Sekarang masalah ini menjadi urusanku," kata sang gadis sambil memutar tubuh menghadap Ki Evros. Aura membunuh yang begitu kuat menyeruak tiba-tiba. Sorot mata sang gadis seakan menyala.

Sesaat tubuh Ki Evros seperti tersengat listrik ribuan volt. Kaku dan kejang!

Halaman 1 2 3 4 sesudah