Post 48 dari 66 dalam Alien Vairus Coronama Adventure (1)
Home → Forum → Komentar Cerita Pendek → Alien Vairus Coronama Adventure (1) → Post-91562
#48 |
Nurslamet
4 Juli 2020 jam 4:17am
 
Alien Vairus Coronama Adventure (14) Masih di keraton Kencana Kumala... Ruangan pengap nan redup itu terlihat suram. Tidak ada lampu penerang. Cahaya yang masuk dan sedikit menerangi ruangan itu berasal dari ventilasi udara yang terhubung keluar. Namun pembaca jangan berpikir ventilasi udaranya sebesar jendela kamar. Itu sangat salah. Yang benar hanya sebesar lubang jarum dimana ujungnya yang terhubung ke dunia luar ditutupi penutup khusus yang meredam suara namun bisa diterobos cahaya dan udara dari luar. Lubang ventilasi super mini itu memang sengaja didesain sedemikian rupa agar siapa pun yang ada di dalamnya masih bisa mendapat udara dan cahaya walau sangat minim. Bila tidak ada lubang ventilasi maka bisa dipastikan siapa pun yang dikurung di dalamnya tidak akan bisa bertahan hidup lama dan akan mati lemas kehabisan oksigen. Soal mati lemas karena kekurangan oksigen itu hanya masalah waktu karena oksigen yang masuk pun sangat minim. Si perancang ruangan itu seakan sengaja membunuh siapa pun yang di kurung di ruangan itu secara pelan-pelan. Mati lemas kekurangan oksigen! Di tengah ruangan sesosok tubuh terpasung di pasung khusus. Tangan, kaki dan lehernya terkunci sebuah logam hitam yang terlihat tidak biasa. Rambut panjang yang awut-awutan, jubah hitam yang robek di sana sini serta darah yang masih menetes dan telah menganak sungai di bawah kakinya menambah kengerian bagi siapa saja yang memandangnya. Erangan halus tertahan nyaris tidak terdengar. Erangan yang bernada putus asa, kemarahan dan dendam. Namun erangan itu juga terdengar seperti erangan orang yang akan mati atau dalam kondisi sekarat. Di tengah keputusasaannya sosok yang terpasung dikejutkan dengan munculnya sebuah gambar hologram seorang remaja lelaki seusianya. "Bertahanlah, sob. Bantuan tidak lama lagi akan datang. Sabar dan bertahan. Orang-orang yang sukses di dunia ini adalah orang yang sabar dalam berusaha dan bertahan di masa-masa sulit. Yakinlah bulan purnama akan bisa kamu tatap lagi asal kamu bisa bertahan. Bertahan untuk tetap hidup!" kata sosok hologram yang terkesan sok kenal dan sok dekat dengan gaya tengil dan ucapan yang juga terkesan ngawur. "Si... Siapa ka... kamu?" tanya sosok terpasung dengan susah payah. "My name is Alien. Alien Vairus Coronama. Nama lainku Alcovid," sahut sosok hologram yang tidak lain adalah hologram tokoh kita. "Aku tidak bisa panjang lebar karena yang panjang belum tentu lebar dan yang lebar belum pasti panjang. Yang jelas, tidak semua orang suka yang panjang dan membenci yang lebar. Aku akan datang bila saatnya tiba. Jadi yakinlah kamu akan terbebas bila telah tiba saatnya. Sekarang sabar dan bertahanlah. Ingat, siang akan berganti malam. Musim kemarau akan berganti musim hujan. Muda akan menjadi tua. Nenek-nenek akan kembali cantik bila dioperasi plastik. Akhirul kata, buah semangka dalam lemari. Sampai jumpa lagi nanti!" selesai berkata yang tidak jelas, hologram Al lenyap. Sosok terpasung yang tidak lain dan tidak bukan adalah Raden Wu Han, putra bungsu prabu Wong A Gung, dalam kesakitannya yang luar biasa terpana. Untuk sejenak dia melupakan rasa sakitnya dan beralih memikirkan sosok hologram yang baru saja lenyap dari pandangannya. Sosok asing yang baru dilihatnya itu seakan tahu banyak tentang dirinya termasuk kegemarannya menatap bulan purnama. Walau ucapan sosok asing yang mengaku bernama Alien Vairus Coronama alias Alcovid ngaco dan ngawur, namun sejatinya itu suatu kebenaran. Wu Han merasa apa yang dikatakan Al bahwa dirinya akan bebas dan kembali menjalani kehidupannya adalah suatu kebenaran yang harus ditebusnya dengan sabar dan bertahan. Matahari terbit setelah malam berakhir dan bintang bersinar di malam hari adalah suatu kebenaran. Semuanya berjalan sesuai jadwal yang telah ditetapkan Sang Pencipta. Malam tidak akan mendahului siang. Begitu juga sebaliknya. Semua akan tiba bila saatnya telah sampai. Dirinya juga akan bebas bila waktunya tiba. Memikirkan hal itu, rasa sakit yang diderita Wu Han sedikit berkurang. Ada cahaya harapan yang bersinar di hatinya. Dirinya hanya tinggal menunggu dengan sabar malam berakhir dan keyakinan pagi akan datang setelah malam berakhir tumbuh kuat di hati Wu Han. |