Post 49 dari 66 dalam Alien Vairus Coronama Adventure (1)
Home → Forum → Komentar Cerita Pendek → Alien Vairus Coronama Adventure (1) → Post-91564
#49 |
Nurslamet
5 Juli 2020 jam 5:49am
 
Alien Vairus Coronama Adventure (15) Kita kembali ke Al dan Edi. Tubuh keduanya melayang turun dan mendarat dengan mulus di atas puncak sebuah gunung berbatu dengan tebing terjal dan jurang yang dalam hingga tidak terlihat dasarnya. Burung-burung ukuran raksasa beterbangan di angkasa. Awalnya jumlah mereka sedikit namun beberapa burung keluar dari persembunyiannya dan ikut bergabung. Semakin lama jumlah mereka semakin banyak. "Bersiaplah untuk bermain-main dengan mereka. Ini saat yang tepat untuk berlatih mengendalikan kecepatan dan menguji sampai dimana penguasaanmu terhadap ilmu yang sudah kamu miliki. Ingat, walau kamu mampu membunuh mereka tetapi jangan dilakukan. Membunuh mereka hanya akan mengundang rajanya datang dan level kamu belum sampai untuk menghadapinya," kata Al sambil mengeluarkan bungkusan camilan dari balik bajunya. "Apakah mereka akan menyerang kita?" tanya Edi dengan sikap waspada. Walau kembarannya planet bumi, planet Mubi tetaplah planet asing bagi dirinya. Terlalu banyak hal yang tidak dia ketahui dan dimengerti dari planet yang sekilas 100% mirip planet bumi. Apa yang ada di dalamnya, para penduduknya serta hal lainnya belum Edi ketahui. Jadi dia harus bertindak hati-hati dan waspada. "Jawabannya akan kamu ketahui sesaat lagi. Jangan kemana-mana. Tetap di tempatmu berdiri," kata Al bak seorang presenter terkenal. Di angkasa jumlah burung raksasa semakin banyak. Sayap mereka yang terbentang lebar menutup sinar matahari. Bila dilihat dari bawah langit seakan tertutup awan hitam. Kaakkk! Kaakkk! Demikian suara mereka nyaring menggetarkan gendang telinga. Tatapan mereka terfokus pada dua manusia yang ada di bawah mereka. "Kaakk kakk kaakk?" tanya seekor burung pada temannya. "Kak kakakk kakk kak!" sahut temannya. (Pengarang garuk-garuk kepala karena gak ngerti bahasa burung. Karena yang baca semua bukan burung, gimana kalau kita translate ke bahasa manusia. Oke gaess?! Ayu ridi?!) Mode translate bahasa burung ke bahasa manusia diaktifkan! "Siapa dua makhluk jelek di bawah itu?" tanya seekor burung pada temannya. "Gak tau, bro. Mungkin mereka alien," sahut temannya. "Daging mereka kayaknya enak. Gimana kalo kita sate aja mereka?" usul burung yang pertama ngomong sambil meneteskan air liur. "Setuju, bro. Kebetulan dari kemarin aku belum makan," sahut burung kedua. "Wahai teman-temanku, dengarkan aku!" kata seekor burung yang terlihat paling besar dan paling kuat di antara mereka. "Tempat kita sudah kedatangan tamu tidak diundang dan aku yakin mereka bermaksud tidak baik pada kita. Setiap kedatangan manusia, ada saja dari kita yang ditangkap dan dijadikan budaknya. Jadi tunggangannya. Hal ini tidak bisa dibiarkan. Kita harus memberi pelajaran pada mereka. Kita tangkap mereka dan dagingnya kita makan. Bagaimana kawan-kawan? Setuju?!" "Setujuuu....!!!" koor para burung. "Kalau begitu, let's go! Serbuuu....!!!" komando burung yang paling besar sambil duluan menukik ke arah Al dan Edi diikuti kawan-kawannya. "Mereka menyerang kita," kata Edi dengan wajah pucat. "Terus masalahnya apa?" tanya Al cuek sambil mengunyah camilannya. "Jumlah mereka terlalu banyak," sahut Edi dengan tubuh menggigil dan badan gemetar. "Terus aku harus bilang wow atau woles, gitu?" kata Al tetap cuek. Edi tidak sempat membalas perkataan Al karena para burung telah sampai dan langsung menyambar mereka. Kuku-kuku dan paruh mereka yang runcing dan setajam silet siap mengoyak dan merobek tubuh mereka. Edi melompat dan bermaksud lari ke sebuah gua yang terlihat agak jauh dari tempatnya berdiri. Namun para burung seakan mengerti dan bisa membaca pikiran Edi. Beberapa burung menutup jalan sambil terus menyerang Edi. "Help! Help!" teriak Edi sambil melompat ke sana kemari menghindari cakar dan paruh para burung. Tubuh Edi berubah seperti bayangan dan gerakannya lebih cepat dari para burung. Sepintas orang tidak akan menyangka bahwa Edi sedang diburu oleh para burung. Yang terlihat oleh mereka, Edilah yang mengejar-ngejar para burung! |