Post 51 dari 66 dalam Alien Vairus Coronama Adventure (1)
Home → Forum → Komentar Cerita Pendek → Alien Vairus Coronama Adventure (1) → Post-91580
#51 |
Nurslamet
8 Juli 2020 jam 5:46am
 
Alien Vairus Coronama Adventure (17) "Betewe, ada maksud apa kamu mencariku? Perasaan kita baru bertemu sekarang deh. Jadi gak mungkin aku yang menghamili kamu. Bila kamu menuntutku untuk bertanggung jawab, sorry, kamu salah orang. Aku ini orang jurdil, tapi aku tidak akan menolong kamu dalam masalah ini. Orang lain makan nangkanya, masa aku yang harus makan kulitnya," cerocos Al pada sang gadis. Sang gadis melotot pada Al. Dia terkejut dengan sikap dan gaya bicara Al yang asal jeplak alias asal bunyi. "Heh, kadal jelek. Jaga ucapanmu bila tidak ingin lehermu putus!" hardik sang gadis. Rambut panjangnya yang dikuncir dan tajam ujungnya sedikit terangkat seakan rambut itu hidup atau bernyawa dan siap siaga untuk menyerang Al. "Enak aja bilang gue kadal jelek. Lah elu lebih jelek dari gue," protes Al yang tidak terima dibilang kadal jelek. "Bangsat!" emosi sang gadis meledak tak tertahankan. Seketika tubuhnya berubah menjadi bayangan dan wuusss... Kilauan cahaya keperakan menghujani tempat Al berdiri. "Gadis gila ya, bro. Masa dia menyerang tempat tadi gue berdiri. Padahal gue kan di sini. Di samping elu," kata Al yang sudah berdiri di samping Edi yang masih mengatur nafasnya yang mulai stabil dan tidak ngos-ngosan lagi. "Sebenarnya siapa dia?" tanya Edi yang sudah kembali pulih dari kelelahannya setelah diuber-uber para burung. "Entahlah. Kan kita baru bertemu dengannya. Jadi kita belum tahu siapa dia. Yang jelas, tadi dia bilang namanya Lina. Tapi berhubung dalam cerita ini meniru wuxia dan biar kayak nama tokoh dari luar namanya ditulis Lie Na. Itu aja kan yang kita tahu, selebihnya masih misteri seperti dari mana dia berasal. Siapa orang tuanya. Sudah punya pacar atau belum. Dan lain sebagainya. Kita belum tahu, bro...." cerocos Al dengan gaya tengilnya yang tidak lucu. Sang gadis yang menyadari dirinya menyerang tempat kosong menjadi semakin murka. Tubuhnya kembali melesat ke arah Al. Al cepat berlindung ke belakang Edi dengan harapan sang gadis menyerang Edi dan mereka bertarung. Bila itu terjadi Al bisa kembali santai dan bisa ngemil. Namun skenario Al tidak berjalan sesuai harapannya. Ujung benda tajam yang ada di ujung rambut sang gadis seakan punya mata dan berbelok melewati Edi kemudian menukik ke Al. Al cepat pindah ke depan Edi namun benda itu kembali berbelok dan melesat ke Al. Al terus pindah mengelilingi Edi namun benda tajam di ujung rambut sang gadis terus mengikuti dan memburunya. Edi yang baru pulih dari shock-nya kembali 'olah raga jantung'. Matanya dengan jelas melihat benda tajam di ujung rambut sang gadis melintas beberapa sentimeter dari lehernya. Bila dirinya bergerak maka lehernya pasti akan putus. Benda tajam itu terus melintas mengejar leher Al yang bergerak mengelilinginya. Bila kendali sang gadis pada senjatanya buruk, maka bisa dipastikan leher Edi sudah tersambar. Beruntungnya kendali sang gadis pada senjatanya sangat baik, bahkan sempurna. Senjata itu hanya mengejar Al saja yang menjadi sasaran atau targetnya. Edi yang bukan targetnya diabaikannya. Namun meskipun begitu, bila Edi bergerak sedikit saja maka tamatlah riwayatnya. Menahan diri untuk tidak bergerak atau kaku seperti patung dan melihat dengan jelas benda tajam itu melintas beberapa sentimeter dari lehernya membuat kengerian tersendiri bagi Edi. Kengerian yang jauh lebih dahsyat ketika dirinya dikejar-kejar cakar dan paruh para burung. Saat itu Edi bisa bergerak bebas dan melarikan diri, namun sekarang Edi terkunci. Lintasan benda itu teramat cepat hingga tubuh Edi seakan terkurung dan kecil kemungkinan untuk dirinya bisa keluar. Satu-satunya cara konyol yang beresiko tinggi agar dirinya tidak terkena sambaran benda tajam itu adalah diam dan tidak bergerak bagai patung. |