Post-91594

Post 59 dari 66 dalam Alien Vairus Coronama Adventure (1)

HomeForumKomentar Cerita PendekAlien Vairus Coronama Adventure (1)Post-91594

#59 avatar
Nurslamet 11 Juli 2020 jam 5:01pm  

Alien Vairus Coronama Adventure (22)

Setelah mundur beberapa saat, kita kembali ke cerita....

Tubuh Al yang duluan jatuh dan menerobos pucuk-pucuk daun bambu. Tubuh Al jatuh berdebum di depan rumah panggung dengan posisi kepala duluan menghantam tanah.

Edi yang juga jatuh terpental melihat tubuh Lie Na melayang turun. Dalam pandangan Edi tubuh Lie Na yang meluncur cepat terlihat sangat lambat. Edi segera menangkap tubuh Lie Na. Adegan sebelumnya kembali terulang. Edi membopong Lie Na!

Tubuh Edi yang membopong Lie Na melayang turun melewati pucuk-pucuk pohon bambu kuning. Dalam pandangan Edi celah yang sempit terlihat lebar hingga dengan mudah Edi yang juga membopong Lie Na melewati celah-celah pohon bambu dan mendarat dengan mulus tidak jauh dari Al yang sedang berusaha bangkit.

"Maaf bro, aku dan teman-temanku tidak sengaja jatuh di sini," kata Al pada Edison yang sudah berdiri di depan rumah panggung dengan posisi waspada dan siaga. Di samping Edison berdiri Meymei dan wanita dewasa yang dipanggil bunda oleh Meymei.

Edison dan Meymei sejenak terpana. Mereka tidak menduga bila orang yang terjatuh di tempat persembunyian mereka adalah Al dan Edi. Sedang gadis yang masih dibopong Edi mereka tidak mengenalnya.

"Apakah kalian mengenal mereka?" bisik wanita dewasa pada Meymei dan Edison.

"Mereka yang menolong Edison dari pembunuh bayaran, Bunda..." sahut Meymei. "Tapi gadis yang sedang dibopong oleh laki-laki yang mirip Edison ananda tidak kenal," lanjut Meymei.

Wanita dewasa terdiam sesaat. Matanya yang teduh namun setajam mata elang terfokus ke Lie Na yang masih dibopong Edi. Rambut Lie Na yang dikuncir panjang dan pisau yang terikat di ujung rambutnya menarik perhatian wanita dewasa.

"Aku bertanya pada gadis yang bersama kalian, apa hubungannya kamu dengan Lie Moon?" tanya wanita dewasa mengabaikan Al dan Edi malah tertarik pada Lie Na.

Lie Na yang dibopong Edi terkejut. Dia segera berbisik ke telinga Edi. "Turunkan aku..."

Edi segera menurunkan Lie Na. Wajah Edi bersemu merah. Dia lupa menurunkan Lie Na setelah mendarat. Lie Na berdiri tegak di samping Edi.

"Dia ayahku..." jawab Lie Na.

Raut wajah wanita dewasa yang berdiri di samping Meymei berubah kelam. Aura perkasa mendadak menyelimuti tubuhnya. Meymei dan Edison terkejut. Mereka tidak menduga akan perubahan sikap wanita dewasa. Mereka paham. Itu adalah aura asli wanita dewasa yang disembunyikan di balik kelembutannya. Bila wanita dewasa itu sudah membuka tirai auranya, itu berarti mereka sedang menghadapi musuh yang kuat, yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Tapi siapa musuhnya? Al dan Edi? Rasanya tidak mungkin. Pasti gadis yang bersama mereka, pikir Edison dan Meymei.

"Tahan, Bunda. Jangan salah paham. Lie Moon memang ayahnya tapi anak bungsunya ini bukan pembunuh bayaran. Dia malah membenci ayah dan saudara-saudaranya. Jadi bukan pembunuh," tegas Al yang bertindak cepat meredam prasangka dan praduga negatif wanita dewasa pada Lie Na.

"Siapa kamu?" wanita dewasa beralih menatap Al tanpa sedikitpun merubah auranya malah terkesan semakin meningkat.

Al menghela nafas. Pengalaman pahit yang pernah dialami wanita dewasa itu mengajarkannya untuk tidak percaya pada orang yang baru dilihatnya.

"Nama ananda Alien Vairus Coronama alias Alcovid. Bila Bunda ingin bermain satu jurus atau dua jurus dengan ananda, ananda terima..." sahut Al yang yakin sia-sia saja menjelaskan panjang lebar. Semakin dia berusaha meyakinkan wanita dewasa itu maka wanita dewasa itu akan semakin curiga dan meyakini dirinya sedang mengelabuinya. Tak ada pilihan lain selain bertarung. Itu cara yang terpikir di benak Al.

"Bagus. Mari kita lihat seberapa hebat para pembunuh bayaran yang dikirim untuk membunuhku," sahut wanita dewasa itu sambil melirik Edison dan Meymei. "Kalian mundur dan tetap waspada. Bila dua temannya bergerak, kalian hadapi..." lanjut wanita dewasa.

Dengan setengah enggan, Edison dan Meymei mundur menjauh.

"Kalian mundur dan awasi Meymei dan Edison. Bila mereka ke dapur kalian bantu memasak dan menyiapkan hidangan. Aku lapar," kata Al pada Edi dan Lie Na.

Edi dan Lie Na segera mundur. Al dan wanita dewasa berdiri tegak. Jarak mereka terpisah belasan meter. Walau Al masih remaja, tetapi wanita dewasa tidak berani memandang rendah atau meremehkan lawan. Dalam pikiran wanita dewasa, pasti ada tokoh tua yang bersembunyi dalam bayang-bayang dan itu pasti Lie Moon, musuh besarnya...