Home → Forum → Komentar Bacaan → Bu Kek Kang Sinkang
Komentar untuk Bu Kek Kang Sinkang
#61 | ![]() |
kkabeh
16 Oktober 2006 jam 3:01am
 
baga-heng...jawaban pertanyaan anda... ada dibagian bab berikutnya.... |
#62 | ![]() |
fary
16 Oktober 2006 jam 5:17pm
 
Akhirnya, bab 17 dan 18 muncul juga. Masih tetap kocak (walau sekarang mulai ada muatan 'filsafat' soal pendekar. Untunglah muatan ini muncul secara halus dan tidak terkesan menggurui). Oh ya, untuk episode pertama ini sampai bab berapa? Jika dilanjutkan ke episode 2 saya harap tetap online per bab. Saya tidak dapat membayangkan apa jadinya jika harus menunggu lamaaaaaaaaaaaaaa. Kalau tidak salah sdr Kkabeh pernah bilang, di bab 17 (atau 18) akan muncul karakter yang ingin disapa Li Toako. Kenapa sekarang tidak ada? padahal saya sudah sempat 'menginventaris' siapa pendekar yang layak disapa Li toako itu........................... Terakhir, kalimat 'klise', ditunggu lanjutannya (entah kapan |
#63 | ![]() |
kkabeh
16 Oktober 2006 jam 6:38pm
 
Sebelum bicara Bab 19...kita bicara bab 3 dulu dong dari Thian Po Mengenai Filsafat... memang bagian itu yg paling males nulisnya....berminggu minggu tertunda justru karena itu...gak ingin taroh...tapi kayaknya perlu untuk pengembangan karakter...kalo ditaroh gimana caranya agar tidak terkesan cheesy (Menggurui)...sukurlah kalo lolos... Tentang ekor naga sakti... waah, di site lain kepalanya malah dijadiin teka teki silang...pada menebak... sebetulnya pengen ikutan nebak... cuman kayaknya gak fair Bab 19 proses tanya jawab semoga dapat diterima akal... juga kayaknya bab terakhir dari Judul Pertama... Apa dirilis per bab? kita liat aja...sebab dgn cara ini, jadi lebih rajin nulisnya (Tuntutan pembaca sangat berguna Mengenai Li-toako... kayaknya nyebut entah nongol dibab berapa... mungkin kurang dari tiga bab lagi...sukar dipastikan...ketika menulis... spt kesurupan Bab 19 yg penting2nya, mentahnya udah ada...ingin cepat diselesaikan...soalnya juga ingin tahu reaksinya...memuaskan, bikin kesel, masuk akal atawa ajaib |
#64 | ![]() |
rudyh671
17 Oktober 2006 jam 9:25am
 
Hoorrreeeeeyyyyy akhirnya bab 17 dan 18 yang ditunggu keluar juga. Mudah-mudahan bab 19 gak kelamaan nih |
#65 | ![]() |
denoni
18 Oktober 2006 jam 1:17pm
 
great! |
#66 | ![]() |
Chinahasan
18 Oktober 2006 jam 4:20pm
 
yeeeee, chinahuangyongjin@yahoo.com.cn kita bisa tukar menukar pendapat kita via email,dan saya juga mau melatih bahasa Indonesia.hehe... |
#67 | ![]() |
kkabeh
19 Oktober 2006 jam 6:54pm
 
sdr Rudy... |
#68 | ![]() |
bunaiya
20 Oktober 2006 jam 9:51am
 
Mr KKabeh, Dari awal bab sudah mendebarkan, dan saya sangat suka mengulang-ulang membacanya... Tell u what, walaupun cuman bisa sebulan satu bab, dan baru akan selesai setelah sedikitnya 3 tahun pun, saya akan selalu setia menanti dan mengharap.... because this is one a hell of a story. Its worth the waiting.... Cheers, |
#69 | ![]() |
muskitawati
20 Oktober 2006 jam 4:04pm
 
Tidak bisa saya sangkal, misteri yang ditimbulkan oleh guru rahasia Khu Han Beng merupakan bagian yang paling menarik. Apalagi guru rahasia ini mewajibkan Khu Han Beng yang ilmunya sudah lebih tinggi dari Goan Kim Taysu untuk juga menjadi murid Goan Kim Taysu. Daya tarik ini muncul akibat keterangan orang Thian Tok yang menyatakan ilmu Goan Kim Taysu setingkat dengan dirinya dan dirinya itu ternyata langsung mati cuma hanya satu gebrakan pukulan Khu Han Beng. Membuat provokasi misteri dengan cara ini tidaklah terlalu sukar, namun yang sukar justru menyelesaikan misteri ini, karena akhirnya misteri yang diharapkan akan membawa surprise malah sebaliknya mengecewakan karena bukan lah hal yang mudah menyelesaikan urusan Goan Kim Taysu yang kepandaiannya lebih rendah malah mengangkat murid yang kepandaiannya lebih tinggi. Pembaca bisa kecewa nantinya, apalagi setelah kejadian orang Thian Tok ini jalan ceritanya dibalik menjadi Goan Kim Taysu justru lebih tinggi lagi kepandaiannya dari guru misterius Khu Han Beng.. Membuat terlalu banyak misteri akhirnya bisa menghancurkan keseluruhan jalur cerita dan tujuan yang ingin dicapainya. Apapun hubungan Goan Kim Taysu dengan guru rahasia Khu Han Beng ini, tidak ada alasan yang memadai bagi dirinya untuk bisa dipaksa untuk menerima Khu Han Beng sebagai muridnya, apalagi Goan Kim Taysu sudah menyadari bahwa yang akan menjadi muridnya akan membuat banjir darah didunia persilatan. Seharusnya khan Goan Kim Taysu mencegahnya bukan malah mengangkat jadi muridnya. Misteri guru Khu Han Beng belum terpecahkan, juga misteri permata dari ayah Khu Han Beng, kemudian misteri partai silat yang menyusupkan anggautanya kedalam Lok Yang PiaowKok, kemudian misteri buku2 yang disalin oleh Khu Han Beng yang dipercayakan kepada Tan Leng Ko, masih ada misteri2 lain yang tidak saya tulis disini, kesemuanya memang menarik cuma permulaan, namun akan menjadi flat mendatar tidak lagi menarik setelah misteri itu dipecahkan ternyata tidak ada surprise melainkan menjadi irasional, membosankan dan menjadikan ceritanya cuma ber-tele2. Kesalahan dalam menyusun cerita ini adalah, misteri2 ini dimunculkan secara bersamaan dalam kejadian2 yang banyak sedangkan hubungan satu sama lain sukar untuk dipecahkan pada akhirnya. Seharusnya sang pengarang ini menciptakan satu misteri saja yang dijadikan fokusnya, namun misteri yang satu ini harus cepat berhasil dipecahkan dan setelah dipecahkan barulah dilahirkan misteri baru sebagai akibat terpecahnya misteri yang utama. Lalu kembali misteri kedua dipecahkan untuk melahirkan misteri yang ketiga. Demikianlah, cara penyusunan berbagai misteri pada satu saat bukanlah hal yang bisa menjadi surprise melainkan akan membosankan pembacanya. Apalagi nantinya misteri2 ini dipecahkan satu tetapi tak ada hubungan dengan misteri2 lainnya. Salah satu contoh cara pengarang meng-ulur waktu memperpanjang jalan cerita yang tak ada gunanya adalah menggundulkan kepala tamu2 Lok Yang Piaokok. Penggundulan kepala ini sama sekali tidak membawa pesan apapun dalam meningkatkan intensitas misteri itu sendiri dan juga dalam proses pemecahan misteri nantinya. Jadi kalo kita tinjau semua misteri2 ini, nantinya ada hal2 yang harus diubah sehingga apa yang di misterikan pertama tidak perlu lagi dipecahkan bahkan dilupakan dengan mengkonsentrasi pada misteri lain yang pokoknya sama sekali enggak ada hubungan dengan misteri pertama. Apalagi kalo kita lihat bahwa hingga bab 18 ini belum ada satupun indikasi yang menerangkan latar belakang dari semua misteri yang ditimbulkan ini. Kesemuanya mendadak saja berubah menjadi tujuan Khu Han Beng ke Siau Lim Si untuk berguru sehingga menciptakan misteri baru dimana misteri guru rahasia Khu Han Beng saja belum dipecahkan. Ny. Muskitawati. |
#70 | ![]() |
kkabeh
20 Oktober 2006 jam 4:54pm
 
Bunaiya-heng... and Ny. Muskitawati... Terakhir membaca komentar anda di article yg dibuat sdr Haydar, terkesan dalam, anda jenis yang tidak pernah salah memberi pendapat. Jenis orang bertipe selalu benar, bagi saya sama sekali tidak menarik. Yang saya tidak paham, kenapa orang yg tidak menarik, gemar mencari perhatian disana sini? |
#71 | ![]() |
baga_162
20 Oktober 2006 jam 5:19pm
 
sip g usah diladenin, maklum masa kecil kurang bahagia hingga selalu berusaha mencari perhatian hehehe... |
#72 | ![]() |
danniel_son
20 Oktober 2006 jam 7:48pm
 
Memang cerita karya suhu Kabeh ini sangat membosankan |
#73 | ![]() |
Aventurier
20 Oktober 2006 jam 8:51pm
 
hahahahaha, udah lama saya berpuasa menahan diri utk tidak masuk indozone akhirnya terbayar juga, ada 2 bab yang bisa dibaca + komentar-komentar lucu saya mau komentar dikit dan mungkin agak membela kkabeh-heng tapi bukan karena saya penasaran baca ceritanya yang seru nih (soalnya mesti menahan diri menunggu lanjutannya buat kkabeh-heng, .... jadi kapan lanjutannyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa .... ??? |
#74 | ![]() |
kkabeh
21 Oktober 2006 jam 3:54am
 
Sdr. aventurier... |
#75 | ![]() |
muskitawati
21 Oktober 2006 jam 8:19am
 
Saya tak pernah mengingat nama orang di Internet, darimana bisa tahu saya tidak suka tulisan orang ini ??? Saya selama ini hanya menilai isi tulisan bukan siapa yang menulisnya !!! Kenapa harus marah dan sakit hati ??? Tidak ada kata2 saya yang menjelekkan cerita ini, saya justru memberi masukkan yang sangat berharga untuk anda yang berimajinasi. Dialog kata2nya memang menarik, unik, dan betul2 memiliki karakteristik tersendiri. Saya khan cuma memberi tambahan penting, agar misterinya itu jangan terlalu banyak dalam saat yang bersamaan, jalan ceritanya tak perlu diubah, cukup misterinya dulu dibuat bertingkat sehingga mudah diikuti pembacanya. Ciptakan satu misteri, kemudian pecahkan, dan setelah pecah ternyata nyambung ke misteri lainnya, demikianlah seterusnya sehingga pembaca bisa mengikuti jalan ceritanya dengan sistematik yang terstruktur. Coba deh bayangkan sendiri sudah bab ke 18 ternyata Khu Han Beng belum apa2 kecuali mendadak jadi jago karena ada guru misterius. Bukankah sebaiknya misteri guru misterius Khu Han Beng lebih dulu dijelaskan untuk kemudian dilanjutkan ke misteri Goan Kim Taysu hingga diterimanya Khu Han Beng ??? Terus terang, secara material, bahannya sudah cukup bagus, hanya tinggal pengurutannya saja yang masih terasa tersendat tak bisa mulus alur ceritanya mengalir secara teratur. Bukankah pengarangnya meminta kritik membangun ataupun usul2 yang bisa memperbaiki ceritanya ??? Kenapa justru pribadi saya yang harus diserang ??? Saya khan enggak menyerang ataupun mencaci maki siapapun! Kenapa harus prejudice??? Kalo memang saya enggak boleh baca, juga tidak apa, memang saya jarang sekali punya waktu untuk membaca. Seharusnya anda merasa dihargai karena saya menyempatkan membaca karangan anda setelah tulisan anda untuk meminta bantuan usul2 yang membangun. Namun karena anda memang anti-Kritik dan tulisan minta nasihat itu cuma basa basi, tentu tidak apa2, saya memang tak perlu membacanya lagi. Ny. Muslim binti Muskitawati. |
#76 | ![]() |
kkabeh
21 Oktober 2006 jam 3:12pm
 
<Sigh> cari perhatian terussss!... setau gw hanya perempuan jelek banget yg kayak gini... Saya tak pernah mengingat nama orang di Internet, darimana bisa tahu saya tidak suka tulisan orang ini ??? Saya selama ini hanya menilai isi tulisan bukan siapa yang menulisnya !!! hanya ini yg tak sengaja terbaca.... Ok for the last time.... ... kalau saya tuan rumah disini, dan mempunyai hak untuk mengusir... ANDA SAYA USIR/TENDANG keluar... apa masih kurang jelas??? Punya rasa malu tidak?... (kalo diliat dari caranya, kayaknya gak punya kemaluan) Semoga Ini terakhir kali anda saya ladeni...Just get the fuck outta here |
#77 | ![]() |
bunaiya
21 Oktober 2006 jam 4:12pm
 
Nyonya kita ini punya dendam hebat di dalam dirinya. coba baca tulisan dibawah dari milis mediacare.... Usia nyonya ini sudah tua. dia sudah Nenek-Nenek. Jadi mohon sabarlah dengan orang yang lebih tua. Dulu, dia pernah mengalami keindahan hidup, lalu kecelakaan sang suami merenggut kebahagiaan dirinya. Parahnya lagi, mertuanya yang ternyata tidak menyukai dia, mengambil jalan "perang". Dan menggunakan kekuasaan pengadilan agama islam, mertuanya sempat menang. Sejak itu, genderang tabur perang di keluarkan. Kebencian menjadi api hidup dan motivasi terbesarnya. Balas dendam, menunjukkan diri bahwa dia mampu menang balik, menjadi api yang membakar, membuatnya berhasil. Akhirnya dia menikah dengan pria yahudi, ganti agama, menuntut balik serta menang, dan hidup bahagia. Sekarang, dimasa pensiun dan usia tuanya, dia rindu Indonesia. dia merasa jauh dari orang dan situasi yang pernah dekat dengan dirinya. Menurut pikirannya, kesemua kesulitan hidupnya bermula dari sebuah ajaran agama bernama islam, yang merusak hidupnya. Tapi Walaupun dia mengaku pernah muslim, Alquran, sebuah kitab suci di sebutnya "buku Keparat", agama islam adalah "ajaran Iblis Jahat" dan lain sebagainya. Jelas sekali, dia sudah berganti agama. Agama barunya adalah: semangat menegakkan kebenaran, tentu saja Kebenaran versi Mustikawati. Tidak ada versi lain. Tidak ada lagi api pembakar hidupnya, di usia pensiun ini. Karena beban hidup dan target telah tercapai, membalas dendam ke mertua serta membuktikan diri untuk sukses telah diperoleh, dia harus mendapat amunisi baru. Susahnya, dahulu ia terpaksa melatih diri menjadi wanita yang "tajam" gaya bahasanya, dan terbiasa dengan gaya barat, yang tidak perduli perasaan orang lain. Dendam didalam dirinya, membuat ia semakin merasa senang dan bahagia bila kata-katanya lebih tajam dan menusuk. semakin tajam dan semakin menusuk, semakin merasa senang dirinya. Semakin menyiksa pembaca, semakin senang terasa. so, otomatis pemilihan kata-katanya ya seperti itu.... semua jalan tanpa di program lagi. Bukankah sebenarnya, jauh di lubuk sana, Mustikawati ini hanya seorang Nenek Tua yang butuh perhatian dan kasih sayang? Yang membutuhkan api penggerak baru, sebagai pengganti api kebencian yang telah tertanam kuat jauh di bawah sadar sana? ini cuplikan http://indozone.net/literatures/chapter/428/ pas banget buat ceritain diri dia.... When a person's heart had already died, there are only two things that can keep that person alive. One of them is love, and the other is hatred. "It is extremely easy to kill someone, but extremely difficult to convince them to live on." No matter who or what the situation was, the method that he always approached with was love, not hatred. Because he knew that hatred could only bring about destruction. and it ends up with self destruction. Love had the power to give live throughout eternity. ----- Original Message ----- Muskitawati & Rondang dalam Dialog disebuah Makam !!! Erlina Rondang Marpaung adalah seorang columnist yang bukan Islam yang Ny. Muslim binti Muskitawati adalah seorang muslimah yang scientist KEDUANYA BERTEMU DALAM DIALOG DISEBUAH MAKAM > ( Prolog: Catatan dan Kenangan..... ) Aku sedih dan ikut menangis membaca tulisan anda, aku mengenang Suamiku bekerja pada perusahaan minyak asing terkenal "Schlumberger", > ABANG, kau adalah teman hidupku yang baik yang penuh Memang kalian berdua lebih bahagia meskipun dalam pelarian karena Tentunya berbeda dengan nasibku, agama Islam menentukan bahwa semua Sudah menjadi standard disemua perusahaan2 asing terutama di pemboran Namun mertuaku menuntut semua dana asuransi milik kami berdua melalu > AKU MENYIMPAN kenangan indah tentang dikau, abang. Memang benar, kalian menyimpan kenangan indah jauh diluar tanah air > Kita berdua punya bidang, lapangan dan cita-cita yang Memang, kalian berdua beruntung, bisa merasakan bagaimana berpetualang Dengan kemarahan dan dendam yang membara, aku keluar Indonesia Dengan semua bakat maupun harta yang ada pada diriku, aku berjuang > KETIKA KITA berada di RRT pada hari Natal kau Benar2 pengalamanmu sangat mengharukan, aku ikut bisa merasakan RRT memang sebuah negara kafir yang bagaikan mimpi bagiku, aku akan > ABANG, kepergianmu untuk selamanya dari muka bumi ini Aku ikut menangis sedih dan haru, kalian adalah korban dan dikorbankan Hai mbak Erlina Rondang saudaraku, maafkanlah Amerika, aku akan Semua nya banyak melakukan kesalahan, namun kita generasi penerus > Abang, aku tahu pada saatnya kau akan pergi. Tapi aku Memang kau Erlina Marpaung seorang wanita yang kuat dan keras, aku > Kau mendapat ancaman dari kiri kanan, karena Kau, Erlina Rondang, suamimu bahagia memiliki isteri seperti kau, dan > Beristirahatlah dengan tenang, Abang. Kau selalu Mungkin nasib baik suatu waktu bisa mempertemukan kita berdua, Ny. Muslim binti Muskitawati. |
#78 | ![]() |
kkabeh
21 Oktober 2006 jam 4:46pm
 
Ok. I'll stop. |
#79 | ![]() |
baga_162
21 Oktober 2006 jam 5:20pm
 
hehehehe kabeh heng langsung to the point, tanpa basa-basi. |
#80 | ![]() |
danniel_son
21 Oktober 2006 jam 6:40pm
 
Kalau udah dendam, orang jadi "narrow minded". Kalau suaminya baca article itu, mungkin dia sudah nungging dalam liang kubur nya. Memang seharus nya patut dikasihani, tapi susah juga kalau orang bicara ceplas ceplos, kan bukan dia aja yang punya perasaan. Pada umumnya, orang tua akan lebih toleransi dalam pandangan akhir hidup nya. Tapi, yang ini udah masuk catagori "very unhappy and grumpy old fart". |