NAGA BHUMI MATARAM II: NAGA EMPAT BIDADARI

HomeForumKomentar BacaanNAGA BHUMI MATARAM II: NAGA EMPAT BIDADARI

Komentar untuk NAGA BHUMI MATARAM II: NAGA EMPAT BIDADARI


#21
ysn26 31 Oktober 2013 jam 5:43am  

direvisi y ?

#22 avatar
Syaiful 31 Oktober 2013 jam 12:00pm  

maaf mau nanya kok ini mulai dari baru lagi ya bukannya sebelumnya sudah ada dengan judul yang sama

#23 avatar
onomarp 31 Oktober 2013 jam 3:40pm  

ini adalah "re-write" yang dilengkapi dengan data-data pendukung... khususnya terkait dengan tata pemerintahan Bhumi Mataram

#24 avatar
dewaile_46 3 November 2013 jam 3:42am  

Ok banget... Lanjut terus

#25
ysn26 3 November 2013 jam 8:52pm  

asal muasal Roda Syiwa

#26 avatar
onomarp 3 November 2013 jam 9:27pm  

Roda Siwa memang tidak ubah dengan Buddhakalachakra... Roda Siwa diyakini dari perspektif Hinduisme sementara Buddhakalachakra dari Buddhisme (Vajrayana). Dalam tradisi epik negeri Cina, Buddhakalachakra merupakan perwujudan seseorang yang telah mencapai kesempurnaan Ilmu Tapak Buddha yang pada dasarnya dicapai atas dasar tenaga dalam Kalachakra.

Melalui Kalachakra, seseorang dituntun untuk menyelidiki hubungan antara manusia dan alam semesta, dan pada pencapaiannya menghasilkan penyatuan antara manusia dengan alam semesta. Kalachakra merupakan konfirmasi agung makrokosmik (alam semestan) dengan mikrokosmik (manusia)... Kalachakra menuntun peng-identik-kan keberadaan seseorang dengan alam semesta....

Apa yang dialami Shidarta Gautama saat memunculkan Tapak Sakti Budha menurut tradisi epik Cina berlangsung melalui Kalachakra: "Di saat kritis Shidarta Gautama hadir ke bumi, bertekad untuk membasmi iblis dan para siluman yang merajalela mencelakai umat manusia. Berkomplot dengan siluman 5 racun, Brahmana mengeroyok Sidharta. Pertarungan berlangsung hingga 7 hari 7 malam, akhirnya sang Budha pun terdesak. Di ambang batas hidup mati, Sidharta terapung antara batas dunia dan nirwana, terlepas dari semua penderitaan. Saat itulah Sidharta menyadari akan segala keberadaan di alam semesta. Gunung yang tinggi, gemericik air sungai, jutaan hewan dan insan, segala perubahan yang ada di dunia ini pada dasarnya adalah satu. Dari sinilah muncul sebuah kebijaksanaan agung. Kebijaksaan agung tersebut mampu mengendalikan alam, hingga terciptalah sebuah jurus hebat bernama “Tapak Sakti Budha”.

Ada 9 bentuk jurus, kekuatannya menggelegar dan membahana, menghancurkan para iblis dan siluman tersebut;

Jurus ke-1; Cahaya buddha muncul / Sinar Sang Budha Menyeruak
Jurus ke-2; Buddha Mengguncang Sungai gunung / Budha menghentak Jagad
Jurus ke-3; Lampu Buddha Bertudung Emas / Lentera Budha di Puncak Emas
Jurus ke-4; Budha Menegur Ghalan / Buddha Bertanya pada Rama Bodhisatva
Jurus ke-5; Menyambut Buddha di Nirwana / Menyongsong Budha di langit Barat
Jurus ke-6; Buddha Lahir ke Dunia / Budah Turun ke Jagad
Jurus ke-7; Buddha menyinari Dunia / Sinar sang Buddha Menerangi Jagad
Jurus ke-8; Dharma Buddha tak Bertepi / Kesaktian Buddha Tiada Tara
Jurus ke-9; Segenap Buddha Menyembah Sakyamuni / Para Buddha Menghadap yang Maha Suci.

Pada titik akhir akan menuju pada Semesta Tanpa Batas... atau 1000 Buddha.

#27 avatar
h3ry 3 November 2013 jam 10:57pm  

hebat mas pram semakin jelas kaitan bajug anggakara dengan naga bumi mataram ini,saya ssmakin salut mas dengan cerita ddngan banyak latar belakang sejarah di jawaxwipa yang jarang zekali di angkat ,hebat mas :-)

#28 avatar
dewaile_46 4 November 2013 jam 12:51am  

update terus....
makin cepat, makin baik

#29
ysn26 4 November 2013 jam 8:02am  

berarti Argapatna Yatna(Tenaga Sumber) itu sama dg Semesta Tanpa Batas y?

#30 avatar
zuae 4 November 2013 jam 10:40pm  

Wooww kerenz broo.. Jadi si Bajug ilmunya sudah sampai k level akhir Semesta Tanpa Batas, setara ama penguasaan Sidhrata Gautama pada masa lampau, sungguh mengerikaaann si Bajug untung aja lo aktor jagoan kita, coba klo jd musuh wahh wahh bisa barabee dunia dalam beritaa hhahaha..
trus beda si Arga ama si Bajug kita apa Mas Pram??!!??? d tunggu penjelasannya

#31 avatar
onomarp 5 November 2013 jam 12:17am  

Yth. Zuae!
Maaf penjelasannya agak rumit... kira-kira sebagai berikut:

Tenaga Murni Arga dan Mandrakanta

Sandaran tenaga dalam Arga dan Mandrakanta bersumber dari satu asal yang sama: Naga Branjangan. Tenaga itu dalam diri Arga mengakar melalui Panchajanya (Kitab Lima Elemen Semesta) yang telah menyatukan padukan Samana Yatna (Pengerahan Tenaga untuk Memperoleh Nafas Hidup) dan Naga Kawaca (Jubah Perang Naga) hingga membentuk Curirana.
Karena sifatnya curirana tidak bisa dipelajari. Sesorang hanya sampai kepada curirana karena
telah dipilih dan dinyatakan oleh semesta untuk mewujudkan Curirana. Karena sifat itu, Arga pun menekuni cara untuk mengalihkan Curirana… dan berhasil sampai kepada Agrapana Yatna (Tenaga Sumber atau Tenaga Hakiki) sebagai bentuk Curirana untuk dapat dipelajari dan dialihkan kepada orang lain. Nah, Arga selanjutnya mewariskan Agrapana Yatna (Tenaga Sumber atau Tenaga Hakiki), sebagai hasil rekayasa atas Curirana, kepada Dyah Watukuraputera (Mencira Walaya) yang kemudian meneruskannya kepada Mandrakanta. Jadi, pada dasarnya, tenaga murni sandaran Arga maupun Mandrakanta sama. Hanya yang satu muncul sebagai dipilih dan dinyatakan oleh semesta (asli Curirana) yang lain hasil rekayasa dari tokoh yang mengerti dan mengenal pada tingkat yang mendalam tentang Curirana.

Avalokitěsvara

Curirana adalah tenaga dalam yang bersumber pada kasih ibu sebagai perwujudan dari Avalokitěsvara yang dalam tradisi Siwa-Buddha merupakan perwujudan tertinggi dari kekuatan semesta. Ingat apa yang dituliskan oleh Naga Branjangan dalam penggalan akhir Cadudasa Jagattraya Naga (Naga Semesta Cemerlang):

“Membuka diri pada semesta,
melebur dalam kepenuhan hadirnya,
berdiri satu sebagai dirinya...
Biarkan semesta bebas memilih jalan:
Jalan baginya sendiri”.

Naga Branjangan menuntun siapa pun yang mewarisi sandarannya untuk menyelidiki hubungan antara manusia dan alam semesta, dan pada pencapaiannya menghasilkan penyatuan antara manusia dengan alam semesta. Melalui bimbingan perilaku burung branjangan, Arga sampai pada peng-identik-kan keberadaan dirinya dengan alam semesta.... ia menjelmakan dirinya menjadi Avalokitěsvara atau menurut faham Vajrayana merupakan perwujudan dari Buddhakalachakra. Avalokitěsvara atau Buddhakalachakra merupakan wujud dari manusia yang telah tercerahkan atas dasar Karunā: kasih sayang universal untuk semua makhluk hidup!

Berlandaskan Agrapana Yatna (Tenaga Sumber atau Tenaga Hakiki), Mandrakanta tiba pada rahasia wujud Mahogra Ahengkara Nindita (Dewa Durjana Terkuat), melalui guratan di gua:

“Terselubung kemuliaan atau terbelenggu ahengkara...
semua tergantung pada Jalan Siwa...
bahkan menjadi mulia sekaligus durhaka pun karena Jalan Siwa
Siapa pun ingin menembang Kasyara Gita...
menembang bagi diri sendiri...
entah menjadi nindita, entah berwujud ahengkara,
atau sekaligus keduanya...
nindita serentak ahengkara
Kemasyuran Dewa ... Kemasyuran Durjana...
Kemasyuran Dewa sekaligus Durjana...
kemasyuran tak tertandingi tergurat
pada Nyanyian Kemasyuran terbenam dalam Jalan Siwa....
Dewa Durjana Terkuat.”

Mahogra Ahengkara Nindita pada dasarnya merupakan perwujudan dari Avalokitěsvara atau tidak lain Buddhakalachakra menurut faham Vajrayana. Mahogra Ahengkara Nindita merupakan wujud dari manusia yang telah tercerahkan, namun tidak atas dasar Karunā (kasih sayang universal untuk semua makhluk hidup), melainkan Sūnyatā (kosong) di mana tidak ada beda antara mulia atau durhaka… antara nindita dengan ahengkara… segalanya nindita serentak ahengkara.

#32 avatar
dewaile_46 5 November 2013 jam 2:08am  

Ṁ̭̈α̇̇ά̲̣̣α̇̇ѝƬªªª dan ok banget..
Di tunggu lanjutannya suhu..

#33 avatar
zuae 5 November 2013 jam 3:59am  

Okey thanks informasinya Master Pram detail banget tanpa ada yang terlewatkan hee...
Arga dengan Curirana dapat menjinakan sekuat dn sehebat apapun tenaga yg d kerahkan para lawannya sedangkan si Bajug dengan rahasia perwujudan Mahorga Ahengkara Nindita dapat menahan dan meleburkan apapun kekuatan musuh trus membalik pada si empunya tenaga dgn efek yg lebih dahsyat lagi, seperti saat si Bajug d keroyok 4 lawannya kemudian dia menerima semua tenaga inti yg berbeda dr lawannya kemudian d kembalikan kpada salah satu lawan yg mengakibatkan kematìan pd intan suci..
Kesimpulannya Inti tenaga dasar agrapana yatna yang sama, tetapi dengat sifat dan perwujudan serta efek yg berbeda.. tp tetap si Bajug yg paling keren d atas semuanya hhahaha.. tp ngomong2 Bajugnya kapan postingnya he !!#*#@()??
Thanks, bravo bravo Master Pram

#34 avatar
zuae 5 November 2013 jam 4:10am  

Satu lg Mas Pram benang merah Jalan Naga ama Arga & si Bajug apaan?? klo gak salah ingat ada semesta apalah trus ama ada naga naga juga tuh jurusnya Paman Sembara, apa mungkin Sembara merupakan cikal bakal Naga Branjangan yg d kuasai Arga ama si Bajug !!!!???

#35 avatar
onomarp 5 November 2013 jam 9:10am  

Yth Zuae,

Jalan Naga berlatar belakang Yawadwipa abad ke-7 (678 M)… di nusantara ada jejak kemunculan Avalokitesvara (sebagai perpaduan antara Hinduisme dan Buddhisme) sejak abad ke-7 di Suarnadwipa lalu memedar tidak lagi menemuka jejaknya hingga muncul kemudian di abad ke-11. Di Yawadwipa jejak Avalokitesvara mengemuka di abad ke-9 dan ke10, namun tidak bisa dikatakan sebelumnya Avalokitesvara tidak dikenal di Yawadwipa... mengingat justru perpaduan antara Hinduisme dan Buddhisme sangat mengental berlangsung di Yawadwipa.

Lewat liron patra (tukar tempat), Sambara menerima tenaga Lokaya Mandala (Lingkaran Semesta) dari Resi Agung Damayanti . Pada saat yang sama, Resi Nawung Kridha pun "menitipkan" tenaga Jenggama Daya Rambeh (Mengalirkan Daya Kehidupan). Itu dilakukan manakala Sambara tidak sadarkan diri selepas jatuh ke jurang Seribu Hasta.

Lokaya Mandala (Lingkaran Semesta) dari Resi Agung Damayanti mendasarkan pencapaian kepada pencerahan (atau menurut Buddhisme disebut Boddhi Citta) berdasarkan elemen Sūnyatā. Jenggama Daya Rambeh (mengalirkan daya kehidupan) mengalaskan pencapaian pencerahan pada elemen Karunā.

Berkat Lokaya Mandala dan Jenggama Daya Rambeh, Sambara pun mewujud sebagai Avalokitesvara namun tidak bersumber pada elemen Sūnyatā maupun elemen Karunā. Avalokitesvara sebagaimana mewujud dalam diri Sambara berasal dari perpaduan antara elemen Sūnyatā maupun elemen Karunā yang melahirkan eleman Advaya (tidak mendua).

So, Sambara pun seperti Arga dan Mandrakanta merupakan perwujudan dari Avalokitesvara atau manusia yang telah mencapai pencerahan! Hanya saja mereka berada di dalam kurun waktu yang terpisah: Sambara (678-an M), Arga (876-an M), Mandrakanta (924-an M)… sebenarnya juga ada Naga Branjangan (777-an M) yang masih misteri…

Mudah-mudahan penjelasan ini memuaskan Mas Zuae mengenai benang merah JALAN NAGA—NAGA BHUMI MATARAM — BAJUG ANGGARAKARA… jika sempat nanti NAGA BRANJANGAN!

#36
ysn26 5 November 2013 jam 6:11pm  

jd intinya mereka masih 1 jalur ilmu y.

#37 avatar
onomarp 5 November 2013 jam 6:49pm  

Ini yang pernah dikatakan pada komentar mas Bondan pada www.indozone.net tanggal 12 Januari 2013 jam 8:31pm tidak sepenuhnya tepat namun arahnya sudah benar... salut untuk Mas Bondan....

Lambaran ilmu ......

Jalan Naga :----> Lingkaran Semesta - Tambar Mandaya -- Kekuatan Siwa yang melebur segala
|
V
Naga Bhumi Mataram :----> Naga Semesta -- Curirana -- Kekuatan rengkuhan seorang ibu
|
V
Baju Anggakara : ---> Siva Kretya Dhamarga -- Agrapana Yatna -- Kekuatan Sumber atau Hakiki

#38 avatar
zuae 5 November 2013 jam 6:51pm  

Makasih Master Pram infonya, d tunggu post berikutnya, berikutnya trus berikutnya lg hehe...

#39 avatar
zuae 5 November 2013 jam 7:03pm  

Ehh.. Master kasih sedikit clue ttg Naga Branjangan dong, soalnya penasaran ama kemisteriusan Beliau sang Naga Branjangan !!!
Thanks

#40
ysn26 5 November 2013 jam 7:21pm  

mas Pram,Naga Branjangan tu Dharanindira(Rakai Panunggalan) y?dr Wangsa Syailendra,hy memerintah selama 4 th