NAGA BHUMI MATARAM II: NAGA EMPAT BIDADARI

HomeForumKomentar BacaanNAGA BHUMI MATARAM II: NAGA EMPAT BIDADARI

Komentar untuk NAGA BHUMI MATARAM II: NAGA EMPAT BIDADARI


#81
yasin 29 Juli 2014 jam 4:12pm  

ditunggu lanjutannya

#82
dhewi 29 Juli 2014 jam 8:32pm  

sama" sy jg minal aidzi wal faidzin.. mhn maaf lahir dan batin

#83 avatar
cepmustafa 29 Juli 2014 jam 8:52pm  

Apakah ada rencana menerbitkan dlm bentuk buku ?..

#84
Anang9142 30 Juli 2014 jam 2:42am  

Trimakasih suhu.kami jg mengucapkan minal aidzin wal faidzin,mohon maaf lahir bathin.kami cmn berdoa semoga suhu pram sehat selalu dan bisa merampungkan cerita ini AAMIIN.

#85 avatar
devara 30 Juli 2014 jam 1:42pm  

maaf lahir batin suhu pram.... ditunggu karya karyanya.......salam

#86 avatar
h3nsutheja 30 Juli 2014 jam 5:09pm  

Selamat Idul Fitri juga ya Mas Pram... Minal Aidin Wal Faidzin, Mohon Maaf lahir dan Batin...

#87
gigih 31 Juli 2014 jam 9:37am  

Making membuat penasaran. Apakah yang akan dilakukan oleh Raka I Kayuwangi jika tahu bahwa Arga masih hidup, dan sesungguhnyalah Arga tidak membalas sama sekali Sumpah Lima Siwa?

Benar-benar kisah yang patut diangkat di layar televisi, tentunya dengan pengolahan falsafah Hindu-Buddha yang kental bukan sekedar untuk menaikkan rating tayangan saja.

Semoga suhu Pram mau membuat versi bukunya dengan disisipi ilustrasi gambar yang sesuai di tiap babnya. (Mirip novel ABDM)

Tetap semangat suhu, saya menunggu kelanjutan kisah ini dengan tidak sabar.

#88 avatar
jiwas 31 Juli 2014 jam 4:46pm  

Selamat hari Raya idul fitri juga mas Pram.....
Ditunggu karya2 selanjutnya :)

#89 avatar
sontrot 31 Juli 2014 jam 11:09pm  

Melengkapi sapta rupa rangkèn, lebih dari tujuh jenis sayuran tersedia: labuh, kacang panjang, buncis, pare, terong, mbayung (daun kedelai), daun singkong, daun pepaya, dan daun mlinjo. Tidak tertinggal disajikan juga buah-buahan seperti dukuh, pepaya, manggis, pala kesimpar (semangka). menulis:
suhu pram, apakah benar pada saat itu sudah ada singkong, pepaya, dan beberapa sayuran atau bebuahan lainnya? apakah tanaman itu asli? adakah kepustakaan yang menyatakan pada saat itu sudah ada singkong, pepaya, dan atau semangka? karena, saya pernah baca, justru tanaman itu didatangkan jauh kemudian hari, ketika para ''bule'' mulai memasuki nusantara. saya bertanya karena biasanya mas pram selalu mengikutkan data-data yang ''menyejarah'' untuk mendukung cerita/penceritaan, alur/pengaluran dari karya-karya cemerlang mas pram...

versi ''pop'' soal sedikit ''sejarah'' singkong (juga apel dan teh) pernah saya baca di sini http://rumahkata.net/?p=136

mohon pencerahannya, mas...

selamat berlebaran, maaf lahir batin ya, mas...

#90 avatar
onomarp 1 Agustus 2014 jam 11:46am  

Itulah hebatnya para "bule" dengan segala kekuatan nalar, ketekunan mencatat dan menyimpan sekaligus menyebarkan informasi. Saya hanya mengutip apa yang dimuat mengenai asal-usul kota Trenggalek, begini:

Bagaimanakah asal-usul kata Trenggalek? Kata Trenggalek sejauh ini dianggap berasal dari kata “terang” dan “gale”, diartikan sebagai terang ing galih. Trenggalek dianggap sebagai daerah yang memperoleh karunia melalui hati yang jernih. Menurut manuskrip Kraton Kasunanan Surakarta, kata Trenggalek secara sederhana ialah kota gaplek. Daerah penghasil gaplek. Nama itu sudah muncul pada zaman Raja Mataram sebelum Mpu Sindok, yaitu Rakai Dyah Wawa (924-928). Kata Trenggalek digunakan untuk menunjukkan daerah penghasil gaplek, ketela pohon yang dikeringkan. Gaplek pada zaman itu merupakan makanan rakyat jelata tetapi sekaligus hidangan khusus di kraton. Gaplek diolah menjadi karak, dimasak seperti masak beras dan dihidangkan bersama-sama dengan air gula merah. Jenis gaplek yang digunakan ialah gaplek yang “terang” berwarna putih bersih. Dari sebutan gaplek yang berasal dari ketela yang “terang” lama-lama berubah menjadi “Trenggalek”. Kata Trenggalek kemudian dipopulerkan di antaranya dalam tembang dan wangsalan, seperti: “Pohung garing, ayo mampir menyang Trenggalek.”

Di luar itu, kamus sansekerta menyebut sejumlah entry yang merujuk pada atau berhubungan dengan tanaman ketela, di antaranya:

Menthik ori : jenis ketela pohon
Pala kependhem : biji/buah yang terpendam dalam tanah (ketela, dll).
utri : jenis makanan dari pati ketela
dangur : ketela, ubi kayu
dhandher : ketela, ubi kayu
kastéla : ketela, ubi kayu
katéla : ketela

Dengan jumlah entry itu, tidak diragukan ketela sudah dikenal di Yawadwipa jauh sebelum "bule" masuk ke Nusantara. Dengan kisah kota Trenggalek, ketela sudah lama dibudidayakan di Yawadwipa... ini tentu berbeda dengan keterangan di laman http://id.wikipedia.org bahwa:

Singkong ditanam secara komersial di wilayah Indonesia (waktu itu Hindia Belanda) pada sekitar tahun 1810, setelah sebelumnya diperkenalkan orang Portugis pada abad ke-16 ke Nusantara dari Brasil.

Mana yang dipercaya, kisah asal-usul kota Trenggalek yang diperkuat dengan sejumlah entry mengenai ketela dalam bahasa sansekerta... atau cerita "bule" yang datang ke Nusantara membawa batang singkong....

#91 avatar
devara 3 Agustus 2014 jam 4:55pm  

mas pram ikut nimbrung komentar si "bule" dikit, kalo baca sejarah penemu amerika adalah si "bule" colombus, masyarakat asli diamerika dianggap apa ya???. jangan2 indonesia/nusantara juga ditemukan "bule" ya :)) :)) ..... tapi yang penting ceritanya dilanjut mas pram......

#92 avatar
devara 9 Agustus 2014 jam 3:40pm  

mantaaaaaappp.... baru selesai baca baca ulan NBM II, ternyata datang lanjutannya... dan si "bajug mengekor".....trims suhu pram.... :) :) :)

#93
ysn26 9 Agustus 2014 jam 7:08pm  

tentang ketela, q yakin di Jawa udah ada singkong sebelum jaman VOC. hanya saja,mgkin VOC menanam singkong varietes baru. dan itu yg dijadikan patokan. cz tdk dpt dipungkiri ada byk varietes singkong di jawa. oh ya,tentang penemuan Benua Amerika, baca ini http://www.jelajahunik.us/2011/11/ter...n.html?m=1 ,itu bukti Columbus bkn penjelajah yg pertama menginjak Benua Amerika

#94 avatar
kikoman 9 Agustus 2014 jam 11:10pm  

terima kasih suhu, hadiah lebaran, mohon maaf lahir batin; sehat dan sejahtera untuk suhu dan semua kerabat dan handai taulan. gracie :)

#95 avatar
oase 10 Agustus 2014 jam 6:21am  

Ikut komen ttg bule...
Ada dialog bule dg teman, begini katanya....
Orang Indonesia itu suka kemana-mana sehingga banyak tahu hal tapi tidak ada yg mendalam. Saya pikir2, benar juga, saya juga kalo lagi pergi....penginnya didatangi semua meskipun hanya sekedar melihat2 yg penting pernah kesana.. :)
Beda dengan bule.....kadang mereka (ada pengalaman teman yg ketemu bule di pulau terluar Indonesia di atas Sulawesi) bule itu sendirian dan dia di sana berbulan2 hanya untuk mengenal pulau dan penduduknya, sehingga dia tahu betul lingkungan di sana...bahkan hanya dengan begitu dia bisa menyelesaikan masternya atau karya apa gitu...kalo bertujuan studi....beda dengan orang Indonesia...sudah tinggal lama juga tapi gak tergerak untuk mengamati dan mencatat..... :p sekedar otokritik

#96
kepyar 12 Agustus 2014 jam 2:43am  

Mas pram, jd Dyah Watukura itu putera dr bidadari yg mana??

#97
trisnaputra 14 Agustus 2014 jam 1:35am  

Ditunggu kelanjutan nya suhu(5) :)

#98 avatar
devara 15 Agustus 2014 jam 3:32pm  

akhir pekan yg menyenangkan.... dapat hadiah beberapa bacaan dari suhu pram.. :) :) :) mantaaaaaaap suhu

#99
Anang9142 16 Agustus 2014 jam 1:24am  

Terimakasih suhu dan tetap eksis.cerita yang menyenangkan..

#100 avatar
mochharis1304 17 Agustus 2014 jam 6:15am  

Kapan akan naik cetak Mas Pram,sekaligus jika perlu dan sangat ditunggu banyak o
rang