Home → Forum → Books → IndoSpcnet Wuxia Round Robin.
#281 | ![]() |
justice_121
27 Juni 2004 jam 7:21pm
 
rmz menulis:udah buat, save disket, trus.... disketnya ktinggalan di disk drive gua ![]() |
#282 | ![]() |
justice_121
29 Juni 2004 jam 5:56pm
 
rmz menulis:Ia duduk di ranjang. “Bagaimana? Apakah kau sudah baikan?”. Tatapan matanya tidak lagi liar, melainkan berubah menjadi lembut dan penuh perhatian. Dapat dilihat, pria ini sungguh seorang yang sangat piawai dan berpengalaman dalam merebut hati wanita. “Terima kasih atas perhatian huang shang, sudah semalam ini masih datang menengok chen jie. Tabib istana berkata istirahat dua hari pasti akan sembuh.”. Sosok berjubah kuning itu mulai menyentuh wajah wanita di hadapannya dengan lembut. Sang wanita seakan terpana melihat sorot mata pria di hadapannya. ‘Sorot mata ini tampak begitu akrab...’. Seakan terbuai, ia membiarkan saja jari-jari pria itu membelai-belai wajahnya, matanya memandang lekat mata pria itu. Beberapa saat kemudian ia baru tersadar lalu menarik diri ke belakang dan sedikit menundukkan kepala. “Kenapa?”, tanya pria itu dengan penuh perhatian. “Hah... Aku...”. Ia kemudian tersenyum dan berkata, “Huang shang, chen jie merasa sepertinya akhir-akhir ini anda tampak sedikit berbeda. “. “A? Apanya yang berbeda?”. “Mm... Sepertinya anda tampak lebih muda dan bersemangat.”. “Oh? Benarkah?”. Sosok berjubah kuning itu membelai rambut wanita di hadapannya, lalu tersenyum sambil berkata, “Apa kau tak berharap zhen seperti ini?”. “Bagaimana mungkin... Chen jie sangat gembira. Huang shang adalah nyawa dari seluruh rakyat Song. Sudah seharusnya memiliki semangat naga langit.”. “Mongol dan suku-suku lain di perbatasan semakin kurang ajar saja. Zhen merasa sudah waktunya untuk bangkit dan melawan mereka dengan semangat penuh. Zhen akan membuat mereka semua tahu, Song adalah negara yang kuat dan zhen adalah putra langit yang sejati. Ingin menguasai Song... tak semudah itu!”. Wanita itu tersenyum dan berkata, “Inilah barulah sikap seorang putra langit yang sesungguhnya.”. Sosok berjubah kuning itu menggenggam kedua tangan wanita di depannya dengan mesra. Tanpa sengaja ia meraba nadi wanita itu dan tidak bisa tidak terkejut karena... ‘Wanita ini menguasai wugong, lagipula tenaga dalamnya sangat kuat!!!’, pikirnya. Ia tersenyum, lalu bangkit dan berkata, “Sudah malam. Kau sedang sakit, aku takkan mengganggumu lebih lama lagi. Istirahatlah baik-baik, tak perlu mengantarku.”. Setelah sosok berjubah kuning itu pergi, Jianyin --yang telah berubah wajah menjadi Selir Ma-- menyandarkan dirinya di tepi ranjang dan memejamkan matanya sebentar. ‘Siapa dia sebenarnya? Dia, dan juga pria bercadar di paviliun itu... Mungkinkah mereka adalah orang yang sama? Bukankah dia adalah Pangeran ke-13 Mongol, Temujin? Tapi kenapa... sorot matanya itu... terlalu mirip... sungguh terlalu mirip...’. Selain sorot mata pria yang baru ditemuinya tadi, Jianyin juga teringat akan alis dan mata pria bercadar di paviliun itu. Semakin lama ia merasa bahwa dua orang... atau satu orang?? ini sungguh sangat mirip dengan seseorang. Malam itu Jianyin sama sekali tidak dapat tidur. Ia hanya berbaring sambil mengejap-ngejapkan mata. Ia berusaha mengingat-ingat dengan jelas alis tebal dan mata besar pria di paviliun itu dan berusaha membandingkannya dengan sorot mata Kaisar palsu. Sungguh ingin rasanya ia melihat wajah asli Temujin, dan juga pria bercadar itu. Namun bagaimanapun ia berusaha, pada akhirnya yang terbayang justru wajah seseorang yang lain... seseorang dengan sorot mata yang sama, yang begitu bercahaya, berwibawa, tenang dan cerdik... seseorang yang sangat dikenalnya... Sementara itu Temujin --yang sedang memerankan Kaisar-- setelah kembali ke istananya juga tak habis berpikir. Begitu masuk ke kamar, ia menyuruh semua pelayan dan kasim untuk keluar dan meninggalkannya sendirian. Ia duduk dan menuang secangkir arak lalu meneguknya. Sambil menggoyang-goyangkan cangkir kosong itu ia berpikir, ‘Siapa wanita itu? Masa seorang selir raja memiliki wugong setinggi itu? Jika tadi ia juga tanpa sengaja... dia tentu akan tahu bahwa aku menguasai wugong. Jika begitu maka ia akan tahu bahwa aku bukan Kaisar.’. Temujin mengetuk-ngetukkan cangkir kosong ke meja selama beberapa saat, lalu ia tersenyum tipis. ‘Bagaimanapun ia sangat cantik. Pantas saja Kaisar kura-kura itu menjadikannya selir kesayangan.’. Terbayang adegan saat ia membelai-belai wajah wanita itu beberapa saat yang lalu. Terbayang pula bagaimana wanita itu menatap matanya seakan tersihir. Tak ada yang lebih memabukkan daripada sorot mata wanita cantik yang sedang terpesona seperti itu. Semakin dipikir, ia justru semakin kesal. Bagaimanapun juga ia tak mungkin mengambil resiko ketahuan dan rencana besarnya gagal hanya gara-gara tak kuat menahan nafsu terhadap karya seni indah ini. Keesokan harinya, Temujin pergi ke ruang perpustakaan istana untuk melihat catatan tentang Selir Ma... Kecurigaan Temujin semakin besar. ‘Dengan latar belakang seperti ini, tak sewajarnya ia menguasai wugong. Walaupun bisa seharusnya hanyalah sekedar kungfu kucing berkaki tiga. Tenaga dalam sekuat itu paling tidak harus dilatih belasan tahun. Melihat usianya yang masih muda, seharusnya ia sudah belajar wugong sejak masih kecil!!!’. huang shang = kaisar (untuk panggilan) LUNAS juga.... Kok Temujin jadi mirip Fanta nih, pikirannya ngga bersih |
#283 | ![]() |
rmz
3 Juli 2004 jam 12:07pm
 
loh loh loh.. pitnah !! kalo telmujin seh .. auk ah gelap |
#284 | ![]() |
justice_121
4 Juli 2004 jam 12:09am
 
kirain ada updat-an baru, ternyata... |
#285 | ![]() |
Azalae
27 Juli 2004 jam 7:56pm
 
duhhh kok ga dilanjutin sih |
#286 | ![]() |
Floo..
27 Juli 2004 jam 8:22pm
 
ga ngerti neh zy... gue ketinggalan bgt!!! kasih sinopsis duong.... |
#287 | ![]() |
justice_121
27 Juli 2004 jam 9:56pm
 
kyaa.... kirain udah di-update.... |
#288 | ![]() |
justice_121
29 Juli 2004 jam 11:19pm
 
aku juga.... minta siopsis yang tentang pusaka kang-ouw tuh.... barang apa & ada dimana? |
#289 | ![]() |
Azalae
30 Juli 2004 jam 8:22pm
 
[...] <-- buat yang bingung, biasanya kalo kita mengutip sumber tapi tidak lengkap, bagian yang dipotong ditandai dengan ini. 'Catatan Akhir Song Selatan', oleh Tze Ja Lah, halaman 378 Informasi mengenai apa yang sesungguhnya terjadi setelah 'Pertempuran Lima Beruang' kurang jelas. Hasil interview dengan beberapa tokoh yang ikut serta membuahkan hasil yang berbeda. Tertulis bahwa rombongan yang dikenal dengan nama F4(*1) dan seseorang atau sesuatu yang bulat (*2) ada di daerah kejadian. [...] Di bawah ini adalah hasil dari penuturan beberapa tokoh. [...] *1: Untuk keterangan lebih lanjut baca 'Taman Bunga Yang Dijatuhi Batu Dari Langit' oleh Tzetze Ou Lang Halaman 379 [...] bluenectar [...] mencari Jamur Pa It, yang diperlukan oleh pendekar Dewi [...] hanya ada di puncak Go Bi. [...] Akhirnya memang berhasil menemukan dan keesokan harinya memulai perjalan pulang. Mengenai bagaimana kejadiannya saya tidak ingat banyak. Beberapa hari setelah pertemuan dengan beruang (*1) tiba di sebuah rerimbunan semak. Di sana saya melihat jamur yang mirip dengan deskripsi. Baru saja saya memetik beberapa tiba2 terdengar jeritan dari sebelah kiri. Ketika menoleh saya dapat melihat sesuatu melayang menuju saya. Tentu saja saya sudah bersiap untuk menghindar. Tapi tiba2 terasa ada seseorang dengan cepat mendekat dari belakang. Sekitar saya menjadi gelap seperti tertutup sesuatu yang besar. Sayangnya blom sempat memeriksa, sebuah benda menimpa saya. Mungkin senjata rahasia atau batu besar atau tenaga dalam tingkat tinggi. Waktu itu saya tidak siap dengan serangan rahasia dari dua arah jadi yahhh pingsan. Beberapa jam terbangun di penginapan. *1: Sekarang dikenal dengan 'Pertempuran Lima Beruang di Puncak Go Bi', baca 'Legenda dan Cerita Anak' oleh Lau Ling Halaman 380 Azalae [...] liat sih bluenectar jongkok mengambil sesuatu. Musuh ternyata mengikuti sampe ke Go Bi. Benar2 licik menyerang tiba2 sangat tidak jantan. Mereka melempar sesuatu, kayanya tongkat maut yang diolesi racun mematikan. Bluenectar masih tidak sadar waktu benda itu melayang dari kirinya. Langsung saya melompat untuk melindungi. Ribuan musuh mengerumuni membawa segala jenis senjata! Sekali pukul jatuh sepuluh eehhh tapi masih banyak aja. Mereka benar2 licik memakai senjata rahasia untuk menjatuhkan saya. Tapi banyak sudah yang telah terkapar. Buktinya kita semua selamat. Untung ada saya di situ. Akhirnya biarpun saya ... mmm ... yah ... jatuh pingsan juga sih, tapi ini gara2 mereka lick loh! Dan saya sendirian sudah menghajar puluhan. Bukan. Ratusan! Yah pokoknya sudah sedikit jumlah mereka sampe akhirnya biarpun saya kena pukul juga kita bisa lolos. Mereka itu benar2 biadab. Saya bangun penuh dengan luka memar. Rupanya orang sudah tak berdaya pun masih diabuse. Tapi saya bukan tak berdaya loh. Biar dalam keadaan tidak sadar, tenaga dalam masih melindungi. Orang lain pasti tidak bisa selamat. [Perlu dicatat sepanjang interview penulis kesulitan mendengar ucapan tokoh ini. Dikarenakan penuhnya mulut sang pendekar dengan makanan. Memang kurang baik interview sambil makan tapi kalo tidak disediakan pendekar Azalae menolak memulai cerita.] Halaman 381 RDAK Cathy pergi ke semak2 [...] saya menunggu duduk2 bareng Sephia [...] Azalae berdiri dan pergi nyari Bluenectar yang memeriksa di Utara. Beberapa saat kemudian terdengar suara ribut dari utara. Kita berdua ke sana untuk memeriksa. Yang kita temukan malah Bluenectar dan si bulat (*1) enak2nya tiduran. Mau saya jewer buat pelajaran tapi ternyata mereka pingsan. Oiya anehnya juga Azalae di atas Bluenectar jadi kayanya dia menimpa Bluenectar pingsan sampe kegencet di bawah. Di dekat mereka ada beberapa Jamur Pa It. Khawatir mereka keracunan dengan cepat kami bawa kembali ke penginapan di kaki gunung. Cowo jaman sekarang emang ngerepotin. *1: Tampaknya menunjuk pada pendekar Azalae. Halaman 382 Sephia [...] Duh berat sekali. RDAK sih enak cuma ngangkat Bluenectar. Lah saya kejatahan ngangkat Azzy. Mana mungkin sih! Yang akan saya katakan setelah ini jangan ditulis yah.(*1) Sebenernya karena sebel saya tendang pantat Azzy. Hihihi. Ga keras sih. Tapi mungkin karena postur tubuh ato karena emang karena di atas gunung jadi tanah agak miring, ehhh dia malah menggelundung. Awalnya saya terkejut dan mau menghentikan tapi kok jadi gampang yah. Kan tujuannya bawa dia ke desa di kaki gunung. Hihihi ya udah sekalian deh biarin. Kita(*2) sepakat ga kasih tau sapa2 hihihi. *1: Penulis sengaja menyetujui saja tapi segala sesuatu harus ditulis biar catatan sejarah lengkap. Halaman 383 Cathy Duhh Go Bi rupanya penuh hidung belang. Kan saya ninggal bentar mau umm .... (*1) Pokoknya lagi itu tau2 ada orang ngintip hiiiiiii. Untung Shiro tanggap langsung dia gigit. Sampe dia jerit2! Rasain!!! Duhhh dia maen lempar. Masa Shiro manis dilemparin kayu sih. Puluhan dahan kayu melayang ke sana sini. Untung ga ketemu saya. Coba ketemu abisss dehhh! Abis saya itu balik ternyata udah pada kabur semua. Sephia, RDAK, Bluenectar, Azalae. Ilang semua. Saya cari sampe lama ga ketemu ya udah balik ke penginapan. Ehhh ternyata di sana semua. Dasarrrr!!! *1: Pendekar Cathy tidak melanjutkan tapi penulis menebak ia ingin buang air kecil. Halaman 384 Seorang penebang kayu yang tidak ingin namanya disebut Oh iya saya masih ingat hari itu. Gimana bisa lupa! Liat ini! (*1) Ini bekas gigitan srigala sialan! Saya waktu itu seperti biasa ke gunung mau nebang pohon. Ada daerah khusus yang saya biasanya pergi karena kayu di sana kuat tapi ringan jadi enak bawa pulangnya. Lagi saya nebang kayu ada suara dari semak2. Di sana ada banyak ular jadi saya periksa. Eehhh ternyata srigala! Buset gedenya bukan maen. Untung saya jago silat bisa menghindar. *1: Ia menunjukkan beberapa bekas gigitan di daerah ... sekitar daerah pribadi. |
#290 | ![]() |
Floo..
30 Juli 2004 jam 10:37pm
 
kok gue makin ga ngerti ya baca keterangannya Azzy? |
#291 | ![]() |
Azalae
31 Juli 2004 jam 2:50pm
 
itu bukan rangkuman yang lalu floo tapi lanjutan. iseng pake gaya quotation. |
#292 | ![]() |
justice_121
31 Juli 2004 jam 11:48pm
 
terus pusaka kangouw.... apaan.... jelasin! |
#293 | ![]() |
hey_sephia
3 Agustus 2004 jam 9:14pm
 
Setelah mendapatkan jamur Pa It, Sephia merasa dirinya sudah tak diperlukan lagi selain mengantar rekan-rekannya turun gunung. Jamur Pa It harus secepatnya diserahkan pada Dewi untuk mengobati para prajurit yang terluka, tentu saja Sephia tak ingin perjalanan mereka terhambat cuma gara-gara tersesat di Gunung Gobi! Lagipula kondisi Azalae belakangan ini cukup menyedihkan, kalau mereka sampai tersesat dan kehabisan bahan makanan, bisa-bisa jamur Pa It ludes disantapnya. "Dari sini kalian menyusuri jalan setapak ini, setelah berjalan kira-kira 3 jam akan sampai pada sebuah desa, kalian bisa menginap di situ." kata Sephia sambil menyerahkan bungkusan jamur Pa It pada Cathy. Air matanya menggenang di pelupuk mata. Dia memang tak pernah menyukai perpisahan. "Kamu mau ke mana, Moon?" tanya Bluenectar. Rasanya belum lama dia bertemu adik semata wayangnya ini, sekarang sudah akan berpisah lagi. "Aku... ingin menyendiri. Waktu bertarung dengan grup Srimulat, eh, maksudku iblis-iblis Mongol itu, aku menyadari masih banyak kekurangan di jurus-jurusku. Sekaranglah waktu yang tepat untuk menyempurnakannya. Aku rasa iblis-iblis itu tak akan menyerang lagi dalam waktu dekat." RDAK yang semenjak turun gunung tadi terus terdiam -- kontras sekali dengan Cathy yang berlari-lari kecil sambil bersiul-siul sepanjang perjalanan -- kali ini membuka suara, "Kamu hendak ke mana, Bluen?" Selama ini RDAK merasa Bluenectar adalah orang yang paling memperhatikannya, bahkan Azalae sekarang rasanya sudah berpaling darinya. Perselisihannya dengan Cathy membuatnya enggan menyapa Azalae maupun Cathy, karena tahu satu patah kata saja darinya akan membuat Azalae seperti harus memilih antara murid kesayangan dan dia. Satu-satunya yang masih berusaha menghibur RDAK cuma Bluenectar. Sementara Sephia sendiri seperti hanyut dalam pikiran kosongnya, entah apa yang dipikirkannya. Bluenectar adalah sosok yang menghangatkan buat RDAK. Seperti obat merah di saat perih, kipas angin di saat kepanasan. Mendengar Sephia akan meninggalkan mereka, RDAK cemas kalau-kalau Bluenectar akan ikut pergi. Mendadak dia merasa sangat kesepian. "Aku berniat menemani kalian sampai ke tujuan. Lagipula aku masih ingin minta bantuan Azalae untuk lebih lanjut memecahkan misteri suling patahku." Bluenectar adalah pemuda yang penuh ambisi untuk menjadi hebat. Jika dia berhasil menyempurnakan jurusnya, dia tak akan berhenti sampai menemukan jurus penangkal untuk memecahkan jurus yang baru saja disempurnakannya. Misteri kertas dalam suling sudah berada di otaknya selama ini, rasanya dia sudah cukup dekat untuk memecahkannya, tapi tetap saja tak tergapai olehnya. So close, yet so far. Ucapan Bluenectar barusan menentramkan hati RDAK. Setidaknya dia masih mempunyai teman ngobrol di perjalanan sampai ke benteng. Cathy yang mendengarnya juga bersorak gembira dalam hati. Selama ini Bluenectar selalu sibuk ngobrol dengan RDAK, membahas topik dari A sampai Z, dari semut sampai gajah, sehingga Cathy berhasil mendapatkan perhatian gurunya 100%. Kalau Bluenectar tidak ada, dia harus membagi kasih sayang gurunya dengan RDAK. "Terima kasih, Bluenectar", batin Cathy, girang. Setelah peluk cium perpisahan, Sephia balik kanan, sementara yang lain melanjutkan perjalanannya ke arah yang berlawanan. Mereka baru berjalan kira-kira setengah jam, ketika pendengaran Azalae menangkap pembicaraan antara dua manusia. Azalae menutup mulut Cathy yang sedang bersiul-siul kecil, lalu mengisyaratkan yang lain untuk diam. =========== |
#294 | ![]() |
hey_sephia
5 Agustus 2004 jam 6:20pm
 
justice_121 menulis:berharap yg lebih tau bakal jelasin, tapi koq ga di reply2.. cobain deh.. pusaka kang ouw itu yang bikin papi-maminya oey yong mati, bukan? nah skrg ada di mana ngga tau. Tapi ada pusaka di istana berisi kitab & pedang, yang ngambil Eeyore trus dikasi ke Cathy. Pedangnya disimpan di tempat rahasia Cathy, kitabnya musnah, tapi Eeyore & Cathy hafal, cuman ga tau artinya. Entah apa itu sama dengan pusaka kang ouw apa bukan. |
#295 | ![]() |
yinyeksin
6 Agustus 2004 jam 4:37pm
 
Azalae menulis: ![]() ![]() |
#296 | ![]() |
andrea7974
21 Oktober 2004 jam 3:36pm
 
kok gak ada yg update? Okay lah entar kapan2 aku yg update aja |
#297 | ![]() |
Azalae
21 Oktober 2004 jam 4:24pm
 
terlalu rumit asli bingung. usul nih gimana kalo kita mulai lagi dari awal. tapi tiap orang cuma jalanin satu karakter. cuma ntar bagian jalanin NPC (non-player character) bagian sapa yah? soalnya non-player sih jadi yang ikut 'main' ga boleh jalanin mestinya. kaya tukang baso, nenek2 jual sayur, pemilik penginapan gitu. |
#298 | ![]() |
andrea7974
22 Oktober 2004 jam 3:53pm
 
Azalae menulis:mau gitu neh? boleh aja sih. utk non player (tukang bakso, nenek2 jual sayur,dll) boleh deh aku yg mengerjakan..... Tapi dgn spt ini memang jadinya terkesan lambat karena tiap orang harus menanti gilirannya sendiri-sendiri. For example: Setelah itu ...berarti Andrea tdk bisa meneruskan cerita, karena harus Azalae yang meneruskan jalannya pertempuran itu. Sehingga menang atau kalah, bukan ditentukan oleh siapa penulisnya. Tetapi ditentukan oleh orang-orang yang terlibat di dalam cerita itu. Menurutku sih ini bakalan bisa seru. Tapi yang pasti bisa jadi lambat dan apabila ada satu orang yang tidak update, terpaksa ceritanya stuck tdk bisa dilanjutkan. Kecuali diganti plot. |
#299 | ![]() |
Azalae
22 Oktober 2004 jam 10:00pm
 
terus terang bingung sih ama round robin. baru pertama kali liat di spcnet. cuma pernah maen rpg aja. di rpg (pake post di forum) kalo kelamaan, langsung ditinggal ama gamemaster. round robin kan emang gantian jadi suka ngontrolnya. |
#300 | ![]() |
oeyyong
27 Oktober 2004 jam 10:54am
 
OK...Gimana kalo kita start WRR versi baru jadi kita start from scratch lagi Jadi sekarang kita adakan Poll dulu deh, pada maunya start pake "character pinjeman" dari cerita JY yang mana...hehe. Ok...moga2 WRR yang baru ini bisa seseru ato lebih seru dari WRR lama LETS GO NEW WRR!!!!! |