IndoSpcnet Wuxia Round Robin.

HomeForumBooksIndoSpcnet Wuxia Round Robin.


#241
yinyeksin 2 Juni 2004 jam 12:49pm  

oh iya kelupaan nih...

setelah edit ceritanya separuh...ternyata masih pada bingung dengan kata kowtow dan soja yah...

contohnya untuk ceritanya jojon nih:
"Tsssii"....bla...bla...Seketika dia berkowtow pada sosok itu "Maaf apabila saya mengganggu tidur kisanak, saya bagaikan semut yg tidak mengenal tingginya gunung Tay San, bolehkah saya tahu nama kisanak ?"...bla...bla...

mustinya di sini bukan berkowtow yang dipakai tapi harusnya bersoja.

Bedanya kowtow dan soja:
Kowtow biasanya dipakai untuk menghormati Kaisar, Guru atau Orang tua...caranya dengan berlutut dan menundukkan tubuh dalam-dalam sehingga dahi menyentuh lantai.
Soja biasanya dipakai oleh sesama pendekar dalam memberi hormat...caranya dengan menangkupkan kedua tangan di depan dada dan agak membungkukkan badan sedikit ke depan.

#242
shiro 2 Juni 2004 jam 8:53pm  

Petang sudah mulai menyapa dunia. Di salah satu rumah di desa itu, Cathy mengendap ngendap keluar dari kamar yang disediakan untuknya dan berlari ke arah salah satu pohon tertinggi yang tumbuh di pinggiran hutan yang menaungi desa itu. Dengan cepat, secara tak terduga, dia menggenjotkan kakinya dan melesat naik. Dalam sekejap mata, Cathy sudah duduk di salah satu dahan teratas yang tersembunyi. Senang dengan prestasinya, ia hampir saja bertepuk tangan kalau saja matanya tidak melihat di bawah sana RDAK sedang berembuk dengan si suling biru. "Hmm. Kasihan si fu. Masa calon istrinya ada main dengan laki laki lain seperti itu. Lebih baik aku nguping bentar. Awas saja kalo RDAK berani macem2," Cathy berpikir sambil mengerutkan dahi.

Mengerahkan tenaga dalamnya, meskipun ada jarak sekitar 500 meter --udah diitung menurut hukum Pythagoras-- ia dapat menangkap suara RDAK dan si biru dengan cukup jelas.

"Ayolah," kata bluenectar. "Jangan ragu ragu lagi."

"Tapi... tapi... ah, tapi aku malu," RDAK menjawab sambil tersipu.

"Kurang ajar!" Cathy ngedumel sambil mengacungkan tinjunya. Dia sudah siap meloncat turun dan menghajar dua orang tak tahu diri itu ketika teringat olehnya pesan gurunya. "Cathy," tiba-tiba suara Azzy seperti menggema tepat di depan kupingnya, berkata, "Awas kalo bandel bandel lagi yah. Mau ngapa-ngapain pokonya kudu pikir-pikir dulu. Jangan langsung loncat ke kesimpulan aja. Kalo bikin susah lagi, si fu mau pensiun aja deh. Pusinggg." Mengingat pesan pusaka gurunya, Cathy mengurungkan niatnya dan melanjutkan nguping lagi.

"Apa kamu begitu teganya, RDAK? Tidakkan engkau menyaksikan sendiri betapa aku..."

"Ahh," RDAK melenguh sedih. "Aku tahu, blue. Tapi pantaskah itu..."

"Ga salah lagi," Cathy menggeram marah. "Beraninya mereka!! Si fu ku tidak pantas diperlakukan begitu sama dua orang ini!" Tapi pesan pusaka gurunya membatasi gerakannya. Cathy tau gurunya menganggap dia anak yang super iseng --meskipun sebenarnya tidak demikian. Apapun yang ia katakan pasti dianggap omong kosong belaka.

Menghela napas panjang, Cathy mulai mencari cara untuk menghibur hati sastrawan bulat jika gurunya itu patah hati dikhianati tunangannya. Tiba-tiba ia teringat akan bungkusan pedang dan ilmu pedang yang dititipkan oleh jie jie nya seayah-lain-ibu itu. Bungkusan yang telah diberikan Eeyore kepadanya beberapa waktu silam. Senyum cerah segera mengembang menghiasi bibirnya saat ia mengeluarkan sebuah gulungan kecil tipis dari tempat rahasia di balik baju dalamnya. Gulungan itu berwarna kuning pudar. Kayu pegangannya terlihat sudah sangat tua dimakan waktu walaupun bahan kertasnya sendiri tampaknya terbuat dari suatu bahan yang kuat dan tidak mudah rapuh. "Si fu pasti senang sekali mendapatkan kitab ini. Sayang pedangnya tidak dibawa, disembunyikan di tempat rahasiaku di istana. Seandainya si fu mendapatkan kitab dan pedangnya, pasti dia akan menjadi jago nomor satu di dunia persilatan. Apalagi meskipun ilmunya hebat, kitab ini tidak sulit dipelajari dan dihapal. Hanya saja syair ini yg tidak habis kumengerti sampai sekarang.
'Alunan seruling memenuhi semesta alam
Sungguh tak berarti tanpa syair menemani.
Di kiri suling menangis, di kanan pedang digenggam
Semua berada di bawah telapak kaki.'
Apa yah maksudnya? Ah, si fu pasti ngerti deh, kan dia sastrawan terkemuka. Mending tanya dia aja deh."

Puas dengan rencananya, Cathy memperagarakan satu dari jurus-jurus dalam buku yang telah ia pelajari sepenuhnya, dan iseng menyentil ujung gulungan itu. Gerakan yang simple dan tidak terlihat berbahaya, memang. Tapi akibatnya gulungan itu bergetar hebat sebelum perlahan luruh hancur menjadi debu di atas tangannya.

Bukan main kaget hati Cathy. "Mati deh!! Gimana mau kasih kitab ini ke Si fu sekarang? Udah jadi bubuk gini." Tangan Cathy hampir mampir menepuk kepalanya sendiri ketika sebuah pikiran melintas di benaknya. "Eh, aku kan udah hapal itu kitab. Mending kayanya bilangin si fu secara lisan aja yah. Dengan begitu Si fu bisa nulis kitabnya sendiri, dan jadi lebih gampang mengingatnya. Lagipula Si fu kan bisa nulis pake symbol-symbol yang orang lain ga ngerti, jadi ga bisa dicuri si RDAK jahat itu. Aku yakin dia jadi tunangan Si fu benernya karena pengen nyuri ilmu aja. Lagian dengan begini, Si fu juga nggak bakal teringat dengan pantatnya yang dielus-elus dan digaruk-garuk sampe merah dan bengkak oleh beruang-beruang itu."

Saking senengnya, Cathy tidak mendengar percakapan lebih lanjut dari kedua orang yang hadir di sana dan langsung loncat turun dari pohon untuk mencari gurunya.

"Nggak pa pa, RDAK. Kamu merem aja pas olesin obat ini ke pantat Azzy. Lagipula dia kan tunangan kamu. Ga masalah deh pokonya. Yah, janji yah? Masa pendekar seperti aku disuruh ngoles-ngoles obat ke pantat cowo lain. Turun dong pasaran ntar kalo kedengeran orang-orang kang-ouw."

---------------------
Yg bisa puisi, itu puisi di atas tolong diberesin baris ketiga keempatnya yah... :blush:

#243
hey_sephia 2 Juni 2004 jam 11:01pm  

Kesal, Cathy lalu menyelinap ke dapur. Buah apel tak akan jatuh jauh-jauh dari pohonnya. Cathy murid Azalae tentulah doyan makan. Makanan biasanya mengurangi kekesalannya.

"Oh, rupanya ada Jie Sephia", ujarnya saat memasuki dapur. Pantas saja dari luar sudah tercium bau sedap masakan. Rupanya Sephia sedang memasak.

"Masak apa, Jie?" tanyanya setelah dekat. "Wah wah..." decaknya kagum. "Sup kaki beruang, bulu beruang goreng, cacahan daging beruang masak manis... Dan yang itu pasti pao isi daging beruang yah?" Cathy mengelap air liurnya.

"Iya, ada salah satu anak beruang yang mati kena tangkis dan gigitan sifumu saat membela diri. Daripada mayatnya membusuk dan kita kelaparan, lebih baik dimasak. Kasihan sih sebetulnya, tapi mau bagaimana lagi sudah terlanjur mati." kata Sephia sambil mengaduk-aduk sup kaki beruangnya.

Wah, sifu pasti senang kalau makan hidangan lezat ini, pikir Cathy.
"Jie..." Cathy tidak meneruskan kata-katanya. Sephia lalu menebak-nebak. "Kamu ingin mencicipi masakan ini?"
"Bukan.... emm..."
"Sudah katakan saja. Kalau mau jadi pendekar harus jujur dan lugas." saran Sephia.
Cathy akhirnya melanjutkan. "Sifu pasti suka sekali masakan ini...."
"Oooh..." Sephia akhirnya bisa menerka ke mana jalan pikiran anak ini. "Kalau kamu ingin mengambil hati gurumu, hidangkan saja masakan ini ke kamarnya. Jangan bilang aku yang masak, okay? Bilang saja kamu belajar masak dariku." kata Sephia sambil menepuk-nepuk pundak Cathy.
Mata Cathy berbinar-binar. "Sungguh?! Guru pasti senang. Terima kasih, Jie..." katanya sambil memeluk Sephia karena haru.

Masakan ini, ditambah dengan kitab silat, pasti guru akan memandangku!, hati kecil Cathy bersorak.

Setelah masakan semua selesai, Cathy dengan hati-hati menuangkannya dalam mangkuk dan piring-piring. Lalu kesemuanya ditaruhnya di atas nampan. Dari dapur ke kamar gurunya, mungkin itu adalah perjalanan terlama dalam hidupnya. Pelan-pelan sekali dia berjalan, takut supnya tumpah. Sephia mengikuti dari belakang, kalau tidak siapa yang akan mengetuk pintu kamar Azalae?
Setelah Sephia mengetuk pintu kamar Azalae, dan mengedipkan sebelah matanya, Sephia buru-buru pergi dari situ.

"Masuk!" ujar Azalae dari dalam.
Cathy bingung, dengan tangan yang mana dia bisa membuka pintu? Lalu didorongnya pintu itu dengan satu lututnya.

"Sifu... aku bawakan masakan enak-enak nih. Belajar masak dari Jie Sephia." kata Cathy seraya meletakkan nampannya di atas meja.
Azalae masih tiduran tengkurap tak berdaya di ranjangnya. Tentu saja tak mungkin terlentang, pantatnya masih meradang kena gigitan beruang. Untung saja gigi beruang tak seperti gigi ular, bisa beracun.

"Terima kasih, Cathy, tapi aku tak mungkin bisa duduk makan di situ." keluh Azalae. Dipandanginya hidangan lezat yang terpampang di mejanya itu.

"Jangan kuatir, sifu. Aku suapi." kata Cathy dengan senang hati. Dibawanya semangkuk sup kaki beruang, dan perlahan-lahan disuapinya guru tersayangnya itu.

"Enak." kata Azalae di sela-sela suapan. "Lagi... lagi..."

Cathy merasa sudah saatnya menambah poin dengan memberitahu gurunya tentang kitab rahasia. Kesempatan ini datangnya jarang-jarang, harus dimanfaatkan sebaik mungkin.

"Cathy ada hadiah lain buat sifu, karena sifu sudah menangkis gigitan beruang dengan mengorbankan pantat sifu, Sifu layak diberi hadiah."

Mendengar kata 'hadiah', Azalae makin senang. "Hadiah apa?"

"Ada sebuah pusaka rahasia yang jatuh ke tanganku. Kitab..." Cathy menoleh kiri kanan. Tidak ada siapa-siapa. Tapi bukan tak mungkin ada orang menguping, mengingat barusan dia juga menguping pembicaraan orang. Cathy lalu membisiki gurunya perihal kitab yang dititipkan Eeyore kepadanya.

"Hihihi..." Azalae terkikik-kikik.

"Lucu di bagian mananya?" tanya Cathy heran.

"Geliii.... pelan-pelan jangan nerocos gitu dong bisiknya." Azalae rupanya kegelian.

Cathy mengangguk lalu mengulang bisikannya lagi dari awal. Termasuk syair aneh yang tak dimengertinya.

Saat Cathy hampir selesai, mendadak pintu terbuka lebar. RDAK sudah berdiri di situ sambil berkacak pinggang.
Anak jelek ini selalu dekat-dekat tunanganku! pikirnya geram. Sebal sekali dia melihat wajah Cathy begitu dekat dengan Azalae.

"Sedang apa kamu di sini?" tanya RDAK ketus.

"Menyuapi guru makan. Kamu yang tidak sopan masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu." sahut Cathy jengkel melihat RDAK tiba-tiba muncul.

"Menyuapi koq dekat-dekat begitu?! Model menyuapi ala apa tuh?" RDAK tambah sinis. Gadis yang satu ini jelas-jelas minta perang!, pikirnya.

"Bukan urusanmu!" Cathy melengos lalu melanjutkan menyuapi gurunya.

"Tinggalkan saja, biar aku yang suapi. Aku mau mengoleskan obat juga untuk Azalae. Keluarlah." sahut RDAK.

Cathy pura-pura tak mendengar. Sialan dia, pikir Cathy. Aku yang susah-susah membawa makanan, dia yang mau enak-enak menyuapi. Coba saja rebut kalau berani!

"Hey! Dengar tidak?!" kata RDAK sambil mengguncangkan tubuh Cathy dari belakang. Sop yang dipegang Cathy tumpah separuh mengenai ranjang Azalae.

Habislah kesabaran Cathy. "Lihat, apa yang kau perbuat! Maumu apa sih? Apa kamu nggak lihat guru lagi enak-enak makan? Kamu tukang merusak suasana!"

"Kamu yang tukang ikut campur urusan orang lain! Kalau kamu tidak keluar sekarang aku tidak akan sungkan-sungkan!" seru RDAK galak, makin emosi.

Azalae bingung melihat dua gadis yang bersiteru ini. Dia merasa ini sebagian adalah salahnya, tapi melihat kondisi pantatnya, dia sama sekali tak bisa menengahi. Berdiri aja tak sanggup.

"Sudah.. sudah... cukup..." kata Azalae berusaha menyudahi pertengkaran yang sengit ini.

Yang disuruh menyudahi bukannya melakukan malah saling menjambak rambut dan menarik baju.

"Aaaww... sakit!" erang Cathy saat jambakan RDAK makin kencang. Disikunya perut RDAK lalu diinjaknya kaki RDAK sekuat tenaga.

"Aduh!!!" RDAK gantian mengerang. Namun tangannya masih erat menjambak rambut Cathy. Suara sayup-sayup Azalae makin tenggelam di tengah-tengah teriakan keduanya.

Keduanya baru berhenti ketika Sephia dan Bluenectar mendengar ribut-ribut dari luar dan masuk ke kamar Azalae. Sephia memegangi Cathy supaya tidak menyerang lagi, dan Bluenectar menghalang-halangi RDAK untuk meraih kembali rambut Cathy.

"Apa-apaan kalian?" tanya Bluenectar heran.

"Dia yang mulai." tuding RDAK ke pihak lawannya.

"Enak saja. Kamu yang masuk tanpa ijin." gerutu Cathy.

"Tapi itu tunanganku yg kau peluk-peluk tadi," RDAK menggeram kesal. Nafasnya masih terengah-engah.

"Akhirnya ingat juga yah punya tunangan," balas Cathy sinis. "Tadi waktu bermesra-mesraan sama si suling bambu mana ingat punya tunangan."

"Bermesra-mesraan?" pekik RDAK dan Bluenectar hampir bersamaan.

Cathy tersenyum penuh kemenangan, lalu mulai melaporkan pada gurunya apa yg dia lihat dan dengar senja tadi.
Azzy yg mendengarkan makin lama makin melotot matanya sehingga hampir sama besar dengan tanda mata dari beruang di pantatnya.

"Ternyata selain tukang rebut tunangan orang, kamu juga tukang ngarang cerita." sahut RDAK kesal.

"Kamu tega sekali mengkhianatiku, dengan sahabat karibku sendiri!" Azzy mendesah. Sebelum RDAK sempat menjelaskan cerita dari pihaknya, Azzy melanjutkan, "Keluarlah kalian. Hari ini yang baik padaku cuma Cathy, membawakanku makanan lezat. Dia boleh tinggal dan meneruskan suapannya. Aku masih belum kenyang. Masalah lain bisa menunggu setelah perut kenyang."

#244 avatar
rmz 2 Juni 2004 jam 11:04pm  

:aha:

#245
justice_121 3 Juni 2004 jam 6:17pm  

:clap: :))

#246
shiro 4 Juni 2004 jam 9:16am  

:cry::cry: tertipuuu... katanya ada yg mau update... :mad2::knock:

#247
bluenectar 4 Juni 2004 jam 11:09am  

:clap: :clap:

kerennnn cath....

:clap:

#248
yinyeksin 4 Juni 2004 jam 11:50am  

duileeee...cuma cathy yang baik sama bos wuihhh :dance3:

#249
Azalae 4 Juni 2004 jam 12:58pm  

umm gawat ... badai bakalan menerpa ... me. :o

wow beruangnya sampe mati kena gigit pantat :wow:

#250
eeyore 4 Juni 2004 jam 2:14pm  

wuah... triangle luv story has begun... :dance: .....

#251 avatar
oeyyong 4 Juni 2004 jam 4:24pm  

:clap:...:lol2:...hahaha Azzy GE + RDak moi moi + Cathy......:o rame yah!!
siapa nih yang akhirnya mendapatkan cinta si Boss?...:D :aha:

#252 avatar
rmz 4 Juni 2004 jam 6:50pm  

Udah berusaha nulis semaleman cumah akhirna .. ngga jadi2 tulisan. maklum hati lagi kacau :( .
siang dicoba nulis lagih drlapangan, cumah gprs payah... ngga bisa diharapkan banyak .. dah ngetiknya susah pas submit failed

-----------
matahari secara perlahan mulai menyapu segenap keindahan malam
didepan sebuah api ungguh yang telah mati.. tengah halaman pondok yang dikelilingi sawah
seorang wanita dengan daster birunya yang sederhana tampak teramat manja menyandarkan bahunya..
kedada seorang laki2 yang malah sibuk mengerjap2kan matanya... gelisah .. gundah gulana

"huff.... "
laki2 itu berdiri dengan begitu perlahanya sembari menggendong tubuh wanita itu
setengah terbang .. dibawanya tubuh wanita itu kedalam pondok.. dan dibaringkanya kesatu2nya ranjang yang ada..

'aku harus.. secepatnya pergi.. tak baik baginya selalu bersama dengan diriku"
dirogohnya saku bajunya.. kemudian diletakanya satu kantong penuh yang tampaknya berisi uang bertael2 banyaknya

sebuah pit.. yang berada dilengan baju.. berkelebat dengan cepat....
mengukirkan kalimat yang menggoreskan hatinya pada dinding pondok itu

baru saja.. tubuh itu hendak berbalik keluar dari pondok.
satu suara halus menyerang langkahnya. 'koko.. kau hendak kemana.. '

wanita berdaster biru yang tak lain adalah Ta Sha,
turun dari pembaringan dengan wajah lunglai dan senyum yang telah hilang sepenuhnya..
mendekat kearah pria berbusana putih -fanta- yang tampak tawar wajahnya.

'aku hendak pergi... moimoi. kurasa kebersamaan kita hanya akan mendatangkan musibah bagimu...'
'kau pun tahu.. aku ini buron no-1 kerajaan, selain itu..
suheng dan orang2 mongol jelas akan mengahakimu apabila tahu.. kalau kau ternyata masih hidup...

Ta Sha menatap fanta.. dengan lekat.. seakan tengah meneliti segenap pori2 yang ada diwajah pria didepanya...
'Tidak. tidak.. aku tak percaya dengan alasan itu.. bukankah semalam kau bilang...
kita bisa berkelana kearah barat.. sampai ke persia... dan aman dari orang2 kerajaan, mongol, ataupun orang2 .. dari klan laut selatan dan Ketua YI. mengapa... mengapa.... subuh ini hatimu kembali berubah..'

Semalam akupun sama denganmu koko.... aku tak dapat tidur..
aku hanya memejamkan mata... demi mendengarkan satu demi satu...
hembusan nafas gundahmu yang menerpa rambut kepalaku..
aku tahu kau pasti akan pergi, namun aku tak menyangka kepergianmu ini datang terlalu cepat..."
Kata pergi yang diucapkan Ta Sha keluar dengan bibir yang bergetar dan suara yang parau.. seakan semakin menghantam dengan hebat kekerasan hati pria didepanya.

fanta terkesiap..
tak pernah disangkanya kalau wanita didepanya ini .. malah mencermati setiap tingkah lakunya semalam

'moimoi... aku ... aku.. Ah .. bagaimana harus kukatakan kepadamu...'
wajah itu semakin jengah dan bersalah. Ditambah lagi dengan sambungan dari kalimat Ta Sha

'apakah .. diriku yang pernah menipu dan mantan penghuni rumah bordil...
tidak layak berjalan bersama dengan di... ?' belum selesai kata-kata itu terucap...
butiran bening telah berjatuhan .. pipi yang putih .. menjadi merah dan wajah itu menjadi sangat kasihan..

'moimoi...
sungguh tak pernah sekalipun.. terbersit dihatiku tentang masa silamu
bagiku kau adalah -keindahan-.. dengan segala makna yang ada pada kata itu
kepergian ini , bukan karena dirimu atau hal lainya.. namun mutlak merupakan karena diriku sendiri

ada satu kesalahan dihatiku yang tak mungkin kuutarakan..
sudahlah.. kau pegang lah lencana ini .. kelak apabila kau bertemu dengan orang2 dari klan laut selatan
cukuplah kau tunjukan lencana yang kuberikan ini.. mereka akan segera menuruti segenap perintahmu

belum lagi Ta Sha bersuara...
sosok berpakaian putih itu telah berkelebat ..pergi

mata Ta Sha terpaku pada arah bayangan yang hilang...
kemudian mata itu beralih kearah dinding pondok yang bertuliskan aksara dengan tinta yang masih basah...

-
aku kembali ke pulau badai...
mengarungi palung-palung kesedihan yang kurindukan...

jaga dirimu baik-baik... -fanta-
-

Diperjalanan fanta menggigit bibirnya kuat2..
sakit dari bibirnya yang meneteskan darah... tampaknya tidak ada apan2nya dibandingkan dengan perih dihatinya

menjelang pagi... dia tiba di tengah-tengah pasar sebuah kota kecil...
dicarinya sebuah kedai... dengan enggan tanganya memanggil
"Pelayan.. siapkan arak merah yang paling keras.. 1 guci besar"

"Gluk... gluk gluk...."
suara air yang menuruni tenggorakanya ... ternyata tak juga mampu mengusir bayangan yang terus menghantuinya dari bertahun-tahun yang lalu.. "Fei... fei.... kau dimana"

racauanya terus berluncuran dari mulut yang penuh arak...sampai ...
langkah2 ringan yang mengandung keahlian lweekang tingkat tinggi tampak masuk menuju kedai itu

--------
sapa neh yang masuk kedai.. dan nganggu gw mabuk2an ?? :p *tulis deh sapa2 yg merasa masuk kedai**

#253 avatar
rmz 4 Juni 2004 jam 6:55pm  

----------------
Sementara itu di LIN-AN...
General Rabadi yang dianggab sukses menjalankan tugasnya..
mendapat pujian dari banyak koleganya... beberapa mentri yang setia kepada negara memancarkan semangat baru..

'Ah... Tuhan teryata tidak Buta !
Selamat Jendral !! selamat... atas keberhasilan Anda"

'Yang Mulia.... Tiba.................'
Suara kenes dari mulut seorang kasim.. membuyarkan dialog para pejabat istana yang menunggu dibukanya sidang pagi..

'Panjang Umur... panjang. umur... Panjang Umur.. yang mulia"
serentak... puluhan pejabat cendekia dan jendral2 gagah berlutut sembari melontarkan pujian dan doa...

'Berdiri..... " suara penuh wibawa dari singgasana seakan tangan raksasa yagn mengangkat berdiri tubuh2 yang berlutut itu
'Terimakasihhh. Yang Mulia" serentak mereka memberikan jawaban.

Rabadi yang melihat kearah depan .. terkesiap....
'Ah.... yang mulia... kenapa tampak begitu lain. sorot matanya kuat dan hidup. sungguh berbeda !' gumamnya dalam hati

Sosok berjubah kuning dengan ukiran naga itu bangkit...
dengan tatapan lurus kedepan dia bersuara... 'RABADI... ' .... 'Hamba Yang Mulia..' jawab Rabadi.

'Aku sungguh aneh.. dengan kekuatan 10.000 orang prajurit .... kenapa kalian malah tak mampu menumpas musuh yang lebih dari

1000 orang !' "huh !... menjengkelkan. mana kegagahanmu yang disebut2 sebagai GERBANG KOKOH dari LIN AN ?"

serentak para pejabat dan jendral menjadi terkejut, tak terkecuali kasim O TI SUM, yang tengah cemberut...

'Hamba pantas mati Yang Mulia.. hamba memang lalai dan terlambat datang... namun itu semua tak lebih karena ketidak mampuan hamba akibat dicabutnya pangkat hamba sebagai komandan utama pengawal istana... hamba tak punya kuasa terhadap seorang prajurit pun!'

'oH.... jadi kau ingin menyalahkan Yang Mulia.. yah .. khee.. he he he heh" suara kasim O yang serak... seakan ingin meperberat kesalahan Rabadi.

'Diam kau .. kasiim !' bentakan itu luar biasa hebat pengaruhnya...
tak ada seorang pun yang berada diruangan itu yang sanggup melepaskan keterkejutanya.. BAGINDA MEMEBENTAK KASIM O !
suatu kejadian langka, yang telah bertahun2 lamanya tak akan mungkin terjadi ... dan tak pernah berani dibayangkan orang

dapat terjadi .. seorang berkuasa seperti KASIM O dapat dibentak oleh seorang Raja yang sebetulnya tak lebih dari bonekanya

Kasim O.. pucat wajahnya.. alisnya terangkat tinggi dengan rahang yang mebesi
jelas sudah... keangkuhan kasim tua ini... bercampur aduk dengan kemarahanya yang menggumpal

'hm.... namun keberhasilanmu mengambil kembali putri ke-8, patut diberi penghargaan setimpal... RABADI dengar perintah !'

Rabadi segera berlutut.. mendengarkan sabda junjunganya...
'Mulai hari... ini segala pangkat dan kedudukanmu aku kembalikan... dan seluruh kegiatan yang terjadi harus kau laporkan langsung kepadaku ! .. kepada yang hadir.. aku peringatkan bahwa RABADI memiliki HAK PENUH utk langsung dapat bertemu denganku, kapanpun dan dimanapun ! .. tanpa boleh dihalangi oleh siapapun ... !!!

suara itu menggelegar.. seakan petir yang dihujamkan dewa guntur ke bumi. Ketika mengucapkan kata -siapapun- .. mata tajam sosok berjubah kuning itu ... menatap sinis kearah kasim O yang terperanjat..

Wajah Rabadi berbinar... seakan mendapatkan kehidupan yang kedua di surga.. tak beda dengan wajah-wajah pejabat yang setia kepada negara 'Akhirnya PUTERA LANGIT.. menjelma menjadi NAGA PERKASA !' gumam mereka didalam hati..

Tak lama sidang bubar.... langsung saja.. bagaikan para BIGOS yang biasa mangkal di MSN dan YM tiap malamya, para pejabat itu bergunjing kesana kemari tentang perobahan drastis sikap baginda di sidang pagi ini. Hanya Kasim O dkknya yang langsung bubar dan menuju rumah besar tempat si KASIM O mengatur siasat...

'BAJINGAN !...' 'Brak...' suara meja yang pecah berkeping-keping... menyurutkan nyali jendral kaveleri ..dkk nya. yang tengah menungguh ucapan berikutnya dari KASIM O. 'Tampaknya anak manja itu .. kini mencoba menggigit harimau yang membesarkanya.. hmmmm.... biar kulihat seberapa besar nyalinya'

Dengan muka yang penuh totol2 hitam... si jendral kaveleri ..mencoba kedalaman amarah sang kasim... dengan mengeluarkan kalimat 'Ah.. tampaknya -dia- ingin mempermalukan Kasim O yang mulia ditengah orang ramai..' mata sang kasim langsung saja memerah ... seakan ingin menelan tubuh jendral itu hidup2.. si kasim langsung mencekal baju jendral.

"Jangankan ... dia ! bahkan ibu suripun... kalau berani2 membantah.. kuasaku.. akan ku basmi !!!" 'Kalian dengarkan perintah !... tebar mata2... diistana.. dalam... aku curiga pasti ada sesuatu yang terjadi !.. tak mungkin anak manja itu bisa begitu berani.. kalau tidak ada apa-apa."... "Ingat... aku tak ingin mendengarkan laporan yang bagu2... kalau ada informasi yang terlewatkan.. HATI2 kepala kalian akan menggelinding !" Kasim O mengeluarkan titah...

'Huh... !" tubuhnya berbalik meninggalkan penjilat2 yang berada di ruang utamanya...

setelah semuanya bubar.. tampak sosok berpakaian hitam.. masuk menyelinap. kearah kamar utama .. tempat Kasim O... 'Masuklah...' suara halum Kasim O.. menjadi perintah yang menggerakan sosok hitam2 itu untuk masuk kedalam kamar...
setelah membungkuk memberi hormat, orang itu langsung membuka topeng wajahnya.. "Ada berita apa.. Dji-Er"

'Kakek... tampaknya rencana mongolia menyerang TaSung tidak akan terjadi dalam waktu dekat... kalau ini terjadi lebih lambat dari rencana.. bisa2.. tentara LIAO kita yang telah lama musnah belum sempat membangun kekuatan telah lebih duluh musnah dihancurkan oleh serbuah kaum mongol yang haus darah itu"

'Hm.... akupun khawatir. dengan kembalinya putri ke-8 bisa rencana kita molor...
bagaimana dengan perkembangan di selatan ? apa kau melihat ada balasan dari raja Tayli tentang surat rahasia yang kukirimkan ? .. apakah mereka bersedia bekerjasama dengan kita ? ... "

'Belum ada kakek"

"Bajingan.. dasar keturunan biksu2* tengik ! biar saja nanti tanah mereka diinjak2 habis oleh orang mongol..." (Cat. *Hampir semua kaisar2 negeri Tayli .. menurut sejarah yang ada menjadi biksu.. setelah memerintah)

"Kemudian .. Jendral Ong dan In di Utara bagaimana.. apakah mereka tampak mengeluarkan gerakan yang mencurigakan ?" "Tidak Kek... tampaknya mereka tetap setia dengan Kakek"

"Dji-Er kau ingat... usaha kita membangun negeri LIAO kembali jaya.. tak boleh ketahuan babi2 tasung ataupun anjing2 mongol.. usaha2 kita mengadu domba dua raksasa ini harus terus dijalankan . sampai perang besar terjadi!.

"Kita harus mempercepat perperangan ini. kalau tidak. bisa2 .. Khan orang2 mongol mencium gerakan kita... dan alih2 mengancurkan Tasung mereka malah akan menumpas kita terlebih dahulu.."

Dengan suara ... terbata2 ... sosok hitam itu kembali menyambung ucapan...
'Kek.... aku mencium kabar diluaran. bahwa... XIAOYAO WANG .. kembali ketanah sentral ...'

HA ! apakah kau tidak salah !!!!" suaranya melengking...

'Ti.tidak... kek... aku tak salah.. mata2 kita diperkemahan mongol... melihatnya dengan jelas"'Apa yang dilakukanya di kemah orang2 mongol sana ??! .. " ..

"menurut mata2.. dia hanya bertukar kata beberapa kalimat saja dengan bengis khan dan pendekar2 dari klan laut selatan... namun kemudian dia pergi.."

"ADA LAGI... ?!" suara serak KASIM O semakin berat..

"Menurut mata2.. kita .. kemampuan .. kungfu XIAYAO WANG... sangat dahsyat.... bahkan dia berjalan dengan menunggang sebilah pedang kayu yang menebar bau harum.... selain itu .. wajah dan perawakanya kembali muda"

"Ahh.... sungguh gawat.... belum keruwetan akibat wanita gila yang sakti bernama -JIANYIN- kini muncul lagi musuh lamaku yang tampaknya tambah sakti saja !"

Sejenak... kasim O tampak melamun... teringat olehnya kekalahan memalukan yang dulu dialaminya... Ketika dia masih menjadi seorang TOSU utama di perguruan BAN CI PAI .. terkenang pulah pengalaman2 sebelumnya ketika sisa2 bangsawan LIAO dicerai beraikan oleh CHIN, MONGOLIA dan kerajaan TASUNG.. sehingga dirinya memutuskan untuk bersembunyi dan berganti identitas di perguruan BAN CI PAI.

"Hm... SUDAHLAH... kau kembalilah ke UTARA.. teruskan gerakan kalian untuk mengacau di perbatasan .. perkeruh suasana dan pancing kepanikan dari masing2 jendral penguasa di tiap2 kota perbatasan.. dan apabila ada informasi segera kirimkan kurir menemuiku !"

"Siap .. kakek !" ... sosok berpakaian hitam2.. itu .. menutup wajahnya . kemudian berkelebat keluar... 'AH... warisan TAT MO yang kucari2 bertahun2 .. di ISTANA .. belum juga ketemu... apakah aku tak salah menerima kabar.. !!

hmmff.. jangankan GULUNGAN SAKTI... bahkan pedangnya pun tak kutemukan .." Wajah tua Kasim O .. yang biasanya garang... tampak memunculkan sosok lain dari perasaan manusiawinya .. lelah dan tua dimakan usia.

---
ps. ada yg kenal dg nick : O TI SUM ngga ?

#254 avatar
rmz 4 Juni 2004 jam 7:18pm  

Menjelang malam..
dihalaman ISTANA, tampak Rabadi seorang diri tengah memainkah nada galau dari sebuah kecapi yang dipetiknya..

Wajah anggun nan gagah, dari Jendral berwibawa yang mendapatkan julukan 'GERBANG KOKOH dari LIN AN' ini memancarkan pesona yang luar biasa hebatnya.. penyatuan dirinya dengan kecapi ditanganya tampak begitu hidup memainkan lagu demi lagu..
-

"AH.... " ucapanya .. sembari menghentikan permainan kecapinya..
Tangan kananya secara perlahan .. mengusap kelingking kirinya yang telah tanggal.. senyuman penuh tergambar diwajahnya. mulutnya pun samar2 berujar..
-
Aroma wangi tercium dari tubuhmu
terbungkus busana merah muda yang menyala
Kau seorang wanita jelita yang percaya diri
bagai merak cantik anggun menarik hati.. membuatku terpana

Rambut terjuntai menawan dibelai angin
Ingin kusentuh parasmu yang sehalus lilin
Merak jelitaku, beri aku senyuman penawar rindu
sudi turunlah ke bumi hingga dapat aku mengagumimu..
(Remastering : Sudi Turun ke Bumi KLA 98)
-

Lamunanya akan peristiwa -romantis- ditepi telaga 5-ARUS segera buyar..
seorang berbadan gempal dengan langkah tegap menghadap ... "Jendral !..
'Ah.. Komandan Buaya. Ada apa ?" ... "Ada laporan rahasia dari utara.. tampaknya ada gerakan2 aneh di daerah yang dulunya merupakan wilayah kekuasaan kerajaan LIAO'

'Liao ? apa kau tak salah dengar ? .. bukankan kerajaan itu beserta dengan bangsawan2nya telah musnah !' ... 'Akupun bingung jendral.. namun aku lebih khawatir, jangan2 ini merupakan siasat dari pihak Mongol untuk mengacaukan konsentrasi kita'

'Hm.. kau teruslah mengintai.. kabarkan apabila ada hal2 menarik lainay. aku akan melaporkan perihal ini kepada Baginda !' RABADI bergegas menuju istana bagian dalam.... pada saat berlintasan . Komandan BUAYA sempat melirik sebentar kearah keliking kiri sang jendral...

'hfh..' senyum kecil terukir diwajah sangar komandan ini..
"Semoga saja.. jendral dapat mengakhiri lanjangnya.... " gumamnya dalam hati
-----------
*adohhh miskin ide banget deh gw :(

#255 avatar
pepe haliwell 5 Juni 2004 jam 9:30am  

My first crack at this. I didn't read the entire story. I need panadol please.....
Andy, if it is missing continuity, let me know.

==================================================================================
Si Dewa Pedang

Hari itu adalah hari kebahagian kaizar Duan Zong. Hari berulang tahun selir tersayangnya. Istana penuh dengan para menteri, cu kong kaya dan banyak pewakil pewakil pejabat daerah. Mereka semua berkumpul di istana untuk mengucahkan selamat.

Ditengah tengah perjamuan, Tong Ko Song, kepala penjaga istana pribadi Kaizar Zong mendekati Kaizar dan berbisik halus ke telinga Kaizar.

"hao hao ... silahkan kalian menghimati pesta ini. Aku akan urusan sebentar dan akan kembali secepatnya" Kata Kaizar Zong kepada para tetamunya dan segera bertindak dari ruang pesta.

Dengan diiringi pengawal Tong dan dua saudaranya yang juga pengawal istimewa istana, Tong A Sin dan Tong A Mis, Kaizar Zong menuju ke ruang dalam ruang "Jit Pak Chioe". Ruang itu tidak terlalu besar dan kosong. Didalam hanya terdapat satu pembaringan dan 2 rak buku. Ditengah rak buku kiri itu terdapat satu batu tempat menyimpan abu pembakaran mayat. Tidak ada seorangpun didalam istana yang berani mendekati ruang ini. Konon kabarnya Jeng Ba Bu, seorang selir tersayang dari mendiang ayahanda Kaizar Zong yang terkenal sebagai ahli racun yang jahat dan sakti meninggal di kamar ini sesaat ia meramu racun. Menurut kabar angin, karena saktinya, meskipun ia telah wafat, rohnya tetap bergelantang menjaga rahasia rahasia ramuannya.

Tong Ko Song menuju ke rak buku di kiri. Dengan tangan kanannya dia mengerahkan Lwee Kangnya untuk mendorong batu perabuan. Dengan tidak bersuara, pembaringan sederhana itu bergeser membuka suatu jalan rahasia di bawah kolong ranjang. Di istana ini, selain Kaizar dan 3 pengawalnya, tidak ada orang lain yang tau rahasianya.

Pintu rahasia ini tidak dapat dibuka dengan semua orang. Meskipun seorang ahli silat mempunyai tenaga dalam yang hebat, ia tetap tidak akan dapat mendorong perabuan batu itu. Hanya dengan tenaga lembek yang di ikuti dengan tenaga berat sajalah perabuan itu dapat didorong.

Ketiga pengawal setia itu adalah 3 jagoan Kang Ouw yang terkenal dengan nama "Kan Tong Bo Long Wang Ko Song" yang artinya "tidak Mampu, Tidak berharga". Tong Ko Song saudara tertua mempunya Lwee Kang yang sangat hebat. Pukulannya seperti pukulan anak kecil yang hampa tanpa tenaga, tapi sebenarnya kekosongan itu penuh dengan tenaga dalam yang tidak dapat diukur dalamnya.

Tong A Sin saudara kedua mempunyai Sin Kang yang hanya ada satu satunya di dunia. Dengan sin kangnya itu, dia dapat memusnahkan musuh dengan pukulan telapak tangan. Banyak musuh yang tewas ditangannya dengan mengenaskan karena darah mereka memadat menjadi butir butir garam.

Tong A Mis si bungsu adalah saudara kembar dari Tong A Sin. Semenjak kecil, hidungnya tertutup ingus yang harus dibersihkan setiap kali. Penyakit langka ini memberikan jago silat ini tenaga Gwa kang yang hebat. Dengan menahan napas, yang konon lamanya seperti orang minum 3 cawan teh, ia bisa menarik 10 gajah.

Si Kaizar dengan diiringi ketiga pengawalnya masuk ke pintu rahasia itu yang langsung menutup lagi. Jalan rahasia ini berjalan menuju ke salah satu rumah kecil di tepi sungai yang dinamakan rumah "Djie Sam Soe". Inilah tempat selir Jeng Ba Bu itu bertemu dan berkasih dengan kecintaannya Den Ka Cung. Pada suatu hari Mendiang ayahanda kaizar memergoki kedua burung cinta itu sedang berlaku tak senonoh. Saking mangkelnya, ayahanda kaizar itu dengan tangannya sendiri meracuni sang pecundang dan selir kesayangannya sendiri.

Kaizar Zong berempat masuk di rumah angker Djie Sam Soe yang sepi, dingin, gelap, dan berbau debu dan kotoran binatang itu. Rumah gelap itu tidak ada cendelanya. Rumah itu hanya ada satu ruang sebesar 10 meter kali 10 meter. Didalam hanyalah ada sebuah pembaringan besar dan beberapa rak buku besar dan tertutup bayang bayang gelap. Di atas langit langit terdapat satu lubang angin angin dimana sinar matahari masuk redup redup. Setelah mata mereka biasa dengan suasana yang redup itu, kaizar zong segera menuju ke tengah ruang dan duduk di kursi.

Dengan tanpa bersuara, sesosok bayangan melayang turun bagaikan seekor burung walet dari lubang angin agin dan berdiri didepan keempat orang itu. Tong Ko Song berpikir: "Nama Dewa Pedang memang tidak kosong. Entah siapa lagi yang memiliki Gin Kang seperti ini?"

Bayangan itu diam diam tidak bergerak dan tanpa suara bagaikan sesosok mayat. Tubuhnya yang tinggi kurus tertutup oleh jubah hijau tua yang menutup sampai di kepalanya. Hanya sorot matanya kelihatan samar samar sebab pantulan sinar matahari yang reduh. Menurut adat, siapa saja yang menghadap kaizar harus kowtow, tapi bayangan ini hanya berdiri tegak tanpa bersuara.

Kaizar Zong memandang Tong Ko Song dan memberi isyarat supaya ia dan kedua saudaranya pergi menunggu di lubang jalan rahasia.

"Toa peh" sapa kaizar Zong.

"Zong-er" sapa bayangan itu kembali dengan rasa kasih sayang.

Bayangan itu membuka jubah dari kepalanya. Mukanya hitam hidungnya runcing bagaikan muka binatang Se Kang (sebuah binatang kecil hitam dan berbau bangkai). Pepe Si Dewa Pedang yang telah lama mengundurkan diri dari Kang ouw untuk menyerahkan jasa kepada negara adalah saudara sepupu dari isteri paman kedua belas dari saudara tiri anak angkat paman kedua selir Jeng Ba Bu. Waktu Duan Zong masih kecil, ia sering bermain dengannya, maka itu Duan Zong sangat sayang kepada paman dekatnya ini. Ia pendiri Wisma Willow Hijau, sebuah kelompok yang sangat rahasia, untuk menjaga keluarga kerajaan Song.

Ketua wisma Willow Hijau yang diketahui dan dikenal secara umum di kalangan Kang Ouw sebenarnya hanyalah murid si Dewa Pedang "Coa So lit" (SolidSnake). Dengan menggunakan samaran ini, Pepe dapat bergerak bebas tanpa diketahui.

"Zong er ... anjing Tar Tar telah berada didepan kerajaan. Mati hidup keluargamu ada ditanganmu sekarang. Kekuatan mereka semakin hari semakin besar." Kata pepe. "Tambah lama kekuatan kita berturun. Ada juga seseorang diantara kelilingmu yang telah berkianat menjual negara"

Kaizar Zong dan pepe berunding dan berbicara beberapa lama tentang penyerangan laskar Mongol.

Sementara itu, satu bayangan bergerak sedikit diantara rak rak buku yang besar itu. Orang ini memasang telinga untuk mendengar semua perkataan mereka berdua. Telinga si Dewa Pedang yang jeli segera menangkap suara gerakan itu.

"Ia telah berdiri disitu berapa lama?" Pikir Pepe dengan kagetnya. "Hmm.. hebat sekali orang ini sampai bisa menahan napas suara dan tak bergerak sampai akupun tak tahu."

Pepe mendekat ke kaizar Zong dan berbisik.

Si bayangan berusaha mendengar kata kata itu. Hanya sayang suara si Dewa Pedang sangat halus sehingga yenag terdengar hanya potongan potongan kata. Bayangan itu mengerahkan semua ilmunya untuk menangkap pembicaraan.

Ia melihat si Dewa Pedang memeluk Kaizar Zong dan badannya terus melesit keluar dari lubang angin angin. Setelah itu, Kaizar Zong pun meninggalkan rumah "Djie Sam Soe" lewat jalan rahasia dikawal denagn ketiga penjaganya.

Si bayangan keluar dari antar rak rak buku. Ia mengerutkan alis. Ia memikirkan sepatah potongan potongan kata Pepe yang dibisikkan kepada Kaizar Zong.

"..... puteri Eeyore ............. hamil ......... Temujin ....... Apa maksudnya" kata bayangan itu.

#256 avatar
rmz 5 Juni 2004 jam 10:50am  

:lol2: HALIIMMMMMMMMMM ??? sapa neh ? ngaku !! :lol2:

#257
eeyore 6 Juni 2004 jam 4:14pm  

susah emgn jagoan banyak gossip n yg sirikin... :no: .... sabar aja... :sweat:

#258 avatar
oeyyong 6 Juni 2004 jam 9:46pm  

:aha:

#259
justice_121 6 Juni 2004 jam 10:56pm  

Sementara itu di markas Ming Jian Hou Dai…

“Apa? Jadi target mereka adalah Kaisar?” JIANYIN terkejut mendengar laporan dari anak buahnya.

“Benar ketua, aku mendengar Benghis Khan sendiri yang mengatakannya.” Kata pria berpakaian pengawal Mongol itu.

“Lalu, orang tua misterius itu… Ilmunya sama dengan ilmu dasar dari XiaoYao Wang?”

“Pendekar pemetik bunga, Fanta yang mengatakannya. Dia juga bilang, ada seorang bernama She Ma di pulau Ya Wa yang memiliki ilmu yang mirip.”

“Baiklah. Kau boleh kembali.”

‘XiaoYao Wang si iblis itu… Memang tidak ada yang pernah melihat mayatnya. Mungkinkah dia belum mati? Tapi sifat orang tua ini berbeda sekali. Siapa dia sebenarnya? Kalau dia benar XiaoYao Wang, apa tujuannya berakting seperti itu?’ pikiran JIANYIN langsung kacau mendengar nama XiaoYao Wang. Iblis inilah yang beberapa tahun lalu menghancurkan Ming Jian Shan Zhuang serta membunuh kakaknya. ‘Sudahlah, urus yang sudah jelas dulu…’. Ia lalu menuliskan beberapa huruf di selembar kertas dan melipatnya. “Li Fei, kirim ini ke Chun’er.” perintah JIANYIN pada seorang anak buahnya. “Sepertinya akan terjadi badai besar di istana.”

…………

Keesokan harinya, pria yang bernama Li Fei itu kembali dan menyerahkan selembar surat pada JIANYIN.

“Ternyata dia pakai siasat mencuri hari mengganti matahari. Ingin bermain… kalau begitu, aku akan menemanimu bermain.” JIANYIN berkata pada anak buah kepercayaannya, “Chu Chu, ikut aku ke ibukota. Kita pergi main ke istana.”

…………

Keesokan malamnya, JIANYIN dan Chu Chu sudah sampai di istana. Dengan denah istana yang dikirimkan oleh Chun’Er, dengan cepat mereka menemukan kamar Selir Ma. Selir Ma adalah selir baru kesayangan Kaisar. Umurnya baru 21 tahun, sifatnya periang, sedikit nakal dan suka seenaknya. Sangat kebetulan, selain disayang Kaisar, Selir ini memiliki umur, perawakan dan tinggi badan yang mirip dengan JIANYIN. Dengan cepat mereka bersembunyi dari para peronda lalu bersembunyi di bawah jendela. JIANYIN melubangi jendela dan melihat ke dalam. Setelah yakin selir Ma ada di dalam, ia mengeluarkan sebatang bambu kecil, lalu membuka tutupnya dan meniupkan asap bius ke dalam ruangan.

Tak lama kemudian, Selir Ma dan kedua dayangnya tertidur akibat pengaruh asap bius itu. JIANYIN membuka kain hitam penutup wajahnya. Ternyata ia telah mengubah wajahnya menjadi seperti Selir Ma dengan Yi Rong Shu (ilmu penyamaran wajah). Dengan cepat ia menukar bajunya dengan baju Selir Ma lalu Chu Chu membawa Selir Ma yang asli keluar. JIANYIN mendudukkan kedua dayang itu seolah-olah mereka tertidur karena mengantuk, lalu ia sendiri berbaring di ranjang.

Keesokan harinya, ia berpura-pura sakit. Tujuannya sudah jelas, tentu saja agar Kaisar tidak … :blush:

--------------------

*PAUSE*
Akhirnya masuk istana juga… Temujin, i’m coming :bump:

sorry, cuma dikit, habis kmaren masih bingung si temujin maunya apa. rabadi juga kemaren blum sampe istana kan...

#260
eeyore 7 Juni 2004 jam 6:39am  

jadi kaisar sama selir kesayangan da orang palsu yah.. gile deh, istana ga ada ketat2 nya.... kaco banget :faint: