Home → Forum → Books → IndoSpcnet Wuxia Round Robin.
#241 | ![]() |
yinyeksin
2 Juni 2004 jam 12:49pm
 
oh iya kelupaan nih... setelah edit ceritanya separuh...ternyata masih pada bingung dengan kata kowtow dan soja yah... contohnya untuk ceritanya jojon nih: mustinya di sini bukan berkowtow yang dipakai tapi harusnya bersoja. Bedanya kowtow dan soja: |
#242 | ![]() |
shiro
2 Juni 2004 jam 8:53pm
 
Petang sudah mulai menyapa dunia. Di salah satu rumah di desa itu, Cathy mengendap ngendap keluar dari kamar yang disediakan untuknya dan berlari ke arah salah satu pohon tertinggi yang tumbuh di pinggiran hutan yang menaungi desa itu. Dengan cepat, secara tak terduga, dia menggenjotkan kakinya dan melesat naik. Dalam sekejap mata, Cathy sudah duduk di salah satu dahan teratas yang tersembunyi. Senang dengan prestasinya, ia hampir saja bertepuk tangan kalau saja matanya tidak melihat di bawah sana RDAK sedang berembuk dengan si suling biru. "Hmm. Kasihan si fu. Masa calon istrinya ada main dengan laki laki lain seperti itu. Lebih baik aku nguping bentar. Awas saja kalo RDAK berani macem2," Cathy berpikir sambil mengerutkan dahi. Mengerahkan tenaga dalamnya, meskipun ada jarak sekitar 500 meter --udah diitung menurut hukum Pythagoras-- ia dapat menangkap suara RDAK dan si biru dengan cukup jelas. "Ayolah," kata bluenectar. "Jangan ragu ragu lagi." "Tapi... tapi... ah, tapi aku malu," RDAK menjawab sambil tersipu. "Kurang ajar!" Cathy ngedumel sambil mengacungkan tinjunya. Dia sudah siap meloncat turun dan menghajar dua orang tak tahu diri itu ketika teringat olehnya pesan gurunya. "Cathy," tiba-tiba suara Azzy seperti menggema tepat di depan kupingnya, berkata, "Awas kalo bandel bandel lagi yah. Mau ngapa-ngapain pokonya kudu pikir-pikir dulu. Jangan langsung loncat ke kesimpulan aja. Kalo bikin susah lagi, si fu mau pensiun aja deh. Pusinggg." Mengingat pesan pusaka gurunya, Cathy mengurungkan niatnya dan melanjutkan nguping lagi. "Apa kamu begitu teganya, RDAK? Tidakkan engkau menyaksikan sendiri betapa aku..." "Ahh," RDAK melenguh sedih. "Aku tahu, blue. Tapi pantaskah itu..." "Ga salah lagi," Cathy menggeram marah. "Beraninya mereka!! Si fu ku tidak pantas diperlakukan begitu sama dua orang ini!" Tapi pesan pusaka gurunya membatasi gerakannya. Cathy tau gurunya menganggap dia anak yang super iseng --meskipun sebenarnya tidak demikian. Apapun yang ia katakan pasti dianggap omong kosong belaka. Menghela napas panjang, Cathy mulai mencari cara untuk menghibur hati sastrawan bulat jika gurunya itu patah hati dikhianati tunangannya. Tiba-tiba ia teringat akan bungkusan pedang dan ilmu pedang yang dititipkan oleh jie jie nya seayah-lain-ibu itu. Bungkusan yang telah diberikan Eeyore kepadanya beberapa waktu silam. Senyum cerah segera mengembang menghiasi bibirnya saat ia mengeluarkan sebuah gulungan kecil tipis dari tempat rahasia di balik baju dalamnya. Gulungan itu berwarna kuning pudar. Kayu pegangannya terlihat sudah sangat tua dimakan waktu walaupun bahan kertasnya sendiri tampaknya terbuat dari suatu bahan yang kuat dan tidak mudah rapuh. "Si fu pasti senang sekali mendapatkan kitab ini. Sayang pedangnya tidak dibawa, disembunyikan di tempat rahasiaku di istana. Seandainya si fu mendapatkan kitab dan pedangnya, pasti dia akan menjadi jago nomor satu di dunia persilatan. Apalagi meskipun ilmunya hebat, kitab ini tidak sulit dipelajari dan dihapal. Hanya saja syair ini yg tidak habis kumengerti sampai sekarang. Puas dengan rencananya, Cathy memperagarakan satu dari jurus-jurus dalam buku yang telah ia pelajari sepenuhnya, dan iseng menyentil ujung gulungan itu. Gerakan yang simple dan tidak terlihat berbahaya, memang. Tapi akibatnya gulungan itu bergetar hebat sebelum perlahan luruh hancur menjadi debu di atas tangannya. Bukan main kaget hati Cathy. "Mati deh!! Gimana mau kasih kitab ini ke Si fu sekarang? Udah jadi bubuk gini." Tangan Cathy hampir mampir menepuk kepalanya sendiri ketika sebuah pikiran melintas di benaknya. "Eh, aku kan udah hapal itu kitab. Mending kayanya bilangin si fu secara lisan aja yah. Dengan begitu Si fu bisa nulis kitabnya sendiri, dan jadi lebih gampang mengingatnya. Lagipula Si fu kan bisa nulis pake symbol-symbol yang orang lain ga ngerti, jadi ga bisa dicuri si RDAK jahat itu. Aku yakin dia jadi tunangan Si fu benernya karena pengen nyuri ilmu aja. Lagian dengan begini, Si fu juga nggak bakal teringat dengan pantatnya yang dielus-elus dan digaruk-garuk sampe merah dan bengkak oleh beruang-beruang itu." Saking senengnya, Cathy tidak mendengar percakapan lebih lanjut dari kedua orang yang hadir di sana dan langsung loncat turun dari pohon untuk mencari gurunya. "Nggak pa pa, RDAK. Kamu merem aja pas olesin obat ini ke pantat Azzy. Lagipula dia kan tunangan kamu. Ga masalah deh pokonya. Yah, janji yah? Masa pendekar seperti aku disuruh ngoles-ngoles obat ke pantat cowo lain. Turun dong pasaran ntar kalo kedengeran orang-orang kang-ouw." --------------------- |
#243 | ![]() |
hey_sephia
2 Juni 2004 jam 11:01pm
 
Kesal, Cathy lalu menyelinap ke dapur. Buah apel tak akan jatuh jauh-jauh dari pohonnya. Cathy murid Azalae tentulah doyan makan. Makanan biasanya mengurangi kekesalannya. "Oh, rupanya ada Jie Sephia", ujarnya saat memasuki dapur. Pantas saja dari luar sudah tercium bau sedap masakan. Rupanya Sephia sedang memasak. "Masak apa, Jie?" tanyanya setelah dekat. "Wah wah..." decaknya kagum. "Sup kaki beruang, bulu beruang goreng, cacahan daging beruang masak manis... Dan yang itu pasti pao isi daging beruang yah?" Cathy mengelap air liurnya. "Iya, ada salah satu anak beruang yang mati kena tangkis dan gigitan sifumu saat membela diri. Daripada mayatnya membusuk dan kita kelaparan, lebih baik dimasak. Kasihan sih sebetulnya, tapi mau bagaimana lagi sudah terlanjur mati." kata Sephia sambil mengaduk-aduk sup kaki beruangnya. Wah, sifu pasti senang kalau makan hidangan lezat ini, pikir Cathy. Masakan ini, ditambah dengan kitab silat, pasti guru akan memandangku!, hati kecil Cathy bersorak. Setelah masakan semua selesai, Cathy dengan hati-hati menuangkannya dalam mangkuk dan piring-piring. Lalu kesemuanya ditaruhnya di atas nampan. Dari dapur ke kamar gurunya, mungkin itu adalah perjalanan terlama dalam hidupnya. Pelan-pelan sekali dia berjalan, takut supnya tumpah. Sephia mengikuti dari belakang, kalau tidak siapa yang akan mengetuk pintu kamar Azalae? "Masuk!" ujar Azalae dari dalam. "Sifu... aku bawakan masakan enak-enak nih. Belajar masak dari Jie Sephia." kata Cathy seraya meletakkan nampannya di atas meja. "Terima kasih, Cathy, tapi aku tak mungkin bisa duduk makan di situ." keluh Azalae. Dipandanginya hidangan lezat yang terpampang di mejanya itu. "Jangan kuatir, sifu. Aku suapi." kata Cathy dengan senang hati. Dibawanya semangkuk sup kaki beruang, dan perlahan-lahan disuapinya guru tersayangnya itu. "Enak." kata Azalae di sela-sela suapan. "Lagi... lagi..." Cathy merasa sudah saatnya menambah poin dengan memberitahu gurunya tentang kitab rahasia. Kesempatan ini datangnya jarang-jarang, harus dimanfaatkan sebaik mungkin. "Cathy ada hadiah lain buat sifu, karena sifu sudah menangkis gigitan beruang dengan mengorbankan pantat sifu, Sifu layak diberi hadiah." Mendengar kata 'hadiah', Azalae makin senang. "Hadiah apa?" "Ada sebuah pusaka rahasia yang jatuh ke tanganku. Kitab..." Cathy menoleh kiri kanan. Tidak ada siapa-siapa. Tapi bukan tak mungkin ada orang menguping, mengingat barusan dia juga menguping pembicaraan orang. Cathy lalu membisiki gurunya perihal kitab yang dititipkan Eeyore kepadanya. "Hihihi..." Azalae terkikik-kikik. "Lucu di bagian mananya?" tanya Cathy heran. "Geliii.... pelan-pelan jangan nerocos gitu dong bisiknya." Azalae rupanya kegelian. Cathy mengangguk lalu mengulang bisikannya lagi dari awal. Termasuk syair aneh yang tak dimengertinya. Saat Cathy hampir selesai, mendadak pintu terbuka lebar. RDAK sudah berdiri di situ sambil berkacak pinggang. "Sedang apa kamu di sini?" tanya RDAK ketus. "Menyuapi guru makan. Kamu yang tidak sopan masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu." sahut Cathy jengkel melihat RDAK tiba-tiba muncul. "Menyuapi koq dekat-dekat begitu?! Model menyuapi ala apa tuh?" RDAK tambah sinis. Gadis yang satu ini jelas-jelas minta perang!, pikirnya. "Bukan urusanmu!" Cathy melengos lalu melanjutkan menyuapi gurunya. "Tinggalkan saja, biar aku yang suapi. Aku mau mengoleskan obat juga untuk Azalae. Keluarlah." sahut RDAK. Cathy pura-pura tak mendengar. Sialan dia, pikir Cathy. Aku yang susah-susah membawa makanan, dia yang mau enak-enak menyuapi. Coba saja rebut kalau berani! "Hey! Dengar tidak?!" kata RDAK sambil mengguncangkan tubuh Cathy dari belakang. Sop yang dipegang Cathy tumpah separuh mengenai ranjang Azalae. Habislah kesabaran Cathy. "Lihat, apa yang kau perbuat! Maumu apa sih? Apa kamu nggak lihat guru lagi enak-enak makan? Kamu tukang merusak suasana!" "Kamu yang tukang ikut campur urusan orang lain! Kalau kamu tidak keluar sekarang aku tidak akan sungkan-sungkan!" seru RDAK galak, makin emosi. Azalae bingung melihat dua gadis yang bersiteru ini. Dia merasa ini sebagian adalah salahnya, tapi melihat kondisi pantatnya, dia sama sekali tak bisa menengahi. Berdiri aja tak sanggup. "Sudah.. sudah... cukup..." kata Azalae berusaha menyudahi pertengkaran yang sengit ini. Yang disuruh menyudahi bukannya melakukan malah saling menjambak rambut dan menarik baju. "Aaaww... sakit!" erang Cathy saat jambakan RDAK makin kencang. Disikunya perut RDAK lalu diinjaknya kaki RDAK sekuat tenaga. "Aduh!!!" RDAK gantian mengerang. Namun tangannya masih erat menjambak rambut Cathy. Suara sayup-sayup Azalae makin tenggelam di tengah-tengah teriakan keduanya. Keduanya baru berhenti ketika Sephia dan Bluenectar mendengar ribut-ribut dari luar dan masuk ke kamar Azalae. Sephia memegangi Cathy supaya tidak menyerang lagi, dan Bluenectar menghalang-halangi RDAK untuk meraih kembali rambut Cathy. "Apa-apaan kalian?" tanya Bluenectar heran. "Dia yang mulai." tuding RDAK ke pihak lawannya. "Enak saja. Kamu yang masuk tanpa ijin." gerutu Cathy. "Tapi itu tunanganku yg kau peluk-peluk tadi," RDAK menggeram kesal. Nafasnya masih terengah-engah. "Akhirnya ingat juga yah punya tunangan," balas Cathy sinis. "Tadi waktu bermesra-mesraan sama si suling bambu mana ingat punya tunangan." "Bermesra-mesraan?" pekik RDAK dan Bluenectar hampir bersamaan. Cathy tersenyum penuh kemenangan, lalu mulai melaporkan pada gurunya apa yg dia lihat dan dengar senja tadi. "Ternyata selain tukang rebut tunangan orang, kamu juga tukang ngarang cerita." sahut RDAK kesal. "Kamu tega sekali mengkhianatiku, dengan sahabat karibku sendiri!" Azzy mendesah. Sebelum RDAK sempat menjelaskan cerita dari pihaknya, Azzy melanjutkan, "Keluarlah kalian. Hari ini yang baik padaku cuma Cathy, membawakanku makanan lezat. Dia boleh tinggal dan meneruskan suapannya. Aku masih belum kenyang. Masalah lain bisa menunggu setelah perut kenyang." |
#244 | ![]() |
rmz
2 Juni 2004 jam 11:04pm
 
|
#245 | ![]() |
justice_121
3 Juni 2004 jam 6:17pm
 
|
#246 | ![]() |
shiro
4 Juni 2004 jam 9:16am
 
|
#247 | ![]() |
bluenectar
4 Juni 2004 jam 11:09am
 
kerennnn cath.... |
#248 | ![]() |
yinyeksin
4 Juni 2004 jam 11:50am
 
duileeee...cuma cathy yang baik sama bos wuihhh |
#249 | ![]() |
Azalae
4 Juni 2004 jam 12:58pm
 
umm gawat ... badai bakalan menerpa ... me. wow beruangnya sampe mati kena gigit pantat |
#250 | ![]() |
eeyore
4 Juni 2004 jam 2:14pm
 
wuah... triangle luv story has begun... |
#251 | ![]() |
oeyyong
4 Juni 2004 jam 4:24pm
 
|
#252 | ![]() |
rmz
4 Juni 2004 jam 6:50pm
 
Udah berusaha nulis semaleman cumah akhirna .. ngga jadi2 tulisan. maklum hati lagi kacau ----------- "huff.... " 'aku harus.. secepatnya pergi.. tak baik baginya selalu bersama dengan diriku" sebuah pit.. yang berada dilengan baju.. berkelebat dengan cepat.... baru saja.. tubuh itu hendak berbalik keluar dari pondok. wanita berdaster biru yang tak lain adalah Ta Sha, 'aku hendak pergi... moimoi. kurasa kebersamaan kita hanya akan mendatangkan musibah bagimu...' Ta Sha menatap fanta.. dengan lekat.. seakan tengah meneliti segenap pori2 yang ada diwajah pria didepanya... Semalam akupun sama denganmu koko.... aku tak dapat tidur.. fanta terkesiap.. 'moimoi... aku ... aku.. Ah .. bagaimana harus kukatakan kepadamu...' 'apakah .. diriku yang pernah menipu dan mantan penghuni rumah bordil... 'moimoi... ada satu kesalahan dihatiku yang tak mungkin kuutarakan.. belum lagi Ta Sha bersuara... mata Ta Sha terpaku pada arah bayangan yang hilang... - jaga dirimu baik-baik... -fanta- Diperjalanan fanta menggigit bibirnya kuat2.. menjelang pagi... dia tiba di tengah-tengah pasar sebuah kota kecil... "Gluk... gluk gluk...." racauanya terus berluncuran dari mulut yang penuh arak...sampai ... -------- |
#253 | ![]() |
rmz
4 Juni 2004 jam 6:55pm
 
---------------- 'Ah... Tuhan teryata tidak Buta ! 'Yang Mulia.... Tiba.................' 'Panjang Umur... panjang. umur... Panjang Umur.. yang mulia" 'Berdiri..... " suara penuh wibawa dari singgasana seakan tangan raksasa yagn mengangkat berdiri tubuh2 yang berlutut itu Rabadi yang melihat kearah depan .. terkesiap.... Sosok berjubah kuning dengan ukiran naga itu bangkit... 'Aku sungguh aneh.. dengan kekuatan 10.000 orang prajurit .... kenapa kalian malah tak mampu menumpas musuh yang lebih dari 1000 orang !' "huh !... menjengkelkan. mana kegagahanmu yang disebut2 sebagai GERBANG KOKOH dari LIN AN ?" serentak para pejabat dan jendral menjadi terkejut, tak terkecuali kasim O TI SUM, yang tengah cemberut... 'Hamba pantas mati Yang Mulia.. hamba memang lalai dan terlambat datang... namun itu semua tak lebih karena ketidak mampuan hamba akibat dicabutnya pangkat hamba sebagai komandan utama pengawal istana... hamba tak punya kuasa terhadap seorang prajurit pun!' 'oH.... jadi kau ingin menyalahkan Yang Mulia.. yah .. khee.. he he he heh" suara kasim O yang serak... seakan ingin meperberat kesalahan Rabadi. 'Diam kau .. kasiim !' bentakan itu luar biasa hebat pengaruhnya... dapat terjadi .. seorang berkuasa seperti KASIM O dapat dibentak oleh seorang Raja yang sebetulnya tak lebih dari bonekanya Kasim O.. pucat wajahnya.. alisnya terangkat tinggi dengan rahang yang mebesi 'hm.... namun keberhasilanmu mengambil kembali putri ke-8, patut diberi penghargaan setimpal... RABADI dengar perintah !' Rabadi segera berlutut.. mendengarkan sabda junjunganya... suara itu menggelegar.. seakan petir yang dihujamkan dewa guntur ke bumi. Ketika mengucapkan kata -siapapun- .. mata tajam sosok berjubah kuning itu ... menatap sinis kearah kasim O yang terperanjat.. Wajah Rabadi berbinar... seakan mendapatkan kehidupan yang kedua di surga.. tak beda dengan wajah-wajah pejabat yang setia kepada negara 'Akhirnya PUTERA LANGIT.. menjelma menjadi NAGA PERKASA !' gumam mereka didalam hati.. Tak lama sidang bubar.... langsung saja.. bagaikan para BIGOS yang biasa mangkal di MSN dan YM tiap malamya, para pejabat itu bergunjing kesana kemari tentang perobahan drastis sikap baginda di sidang pagi ini. Hanya Kasim O dkknya yang langsung bubar dan menuju rumah besar tempat si KASIM O mengatur siasat... 'BAJINGAN !...' 'Brak...' suara meja yang pecah berkeping-keping... menyurutkan nyali jendral kaveleri ..dkk nya. yang tengah menungguh ucapan berikutnya dari KASIM O. 'Tampaknya anak manja itu .. kini mencoba menggigit harimau yang membesarkanya.. hmmmm.... biar kulihat seberapa besar nyalinya' Dengan muka yang penuh totol2 hitam... si jendral kaveleri ..mencoba kedalaman amarah sang kasim... dengan mengeluarkan kalimat 'Ah.. tampaknya -dia- ingin mempermalukan Kasim O yang mulia ditengah orang ramai..' mata sang kasim langsung saja memerah ... seakan ingin menelan tubuh jendral itu hidup2.. si kasim langsung mencekal baju jendral. "Jangankan ... dia ! bahkan ibu suripun... kalau berani2 membantah.. kuasaku.. akan ku basmi !!!" 'Kalian dengarkan perintah !... tebar mata2... diistana.. dalam... aku curiga pasti ada sesuatu yang terjadi !.. tak mungkin anak manja itu bisa begitu berani.. kalau tidak ada apa-apa."... "Ingat... aku tak ingin mendengarkan laporan yang bagu2... kalau ada informasi yang terlewatkan.. HATI2 kepala kalian akan menggelinding !" Kasim O mengeluarkan titah... 'Huh... !" tubuhnya berbalik meninggalkan penjilat2 yang berada di ruang utamanya... setelah semuanya bubar.. tampak sosok berpakaian hitam.. masuk menyelinap. kearah kamar utama .. tempat Kasim O... 'Masuklah...' suara halum Kasim O.. menjadi perintah yang menggerakan sosok hitam2 itu untuk masuk kedalam kamar... 'Kakek... tampaknya rencana mongolia menyerang TaSung tidak akan terjadi dalam waktu dekat... kalau ini terjadi lebih lambat dari rencana.. bisa2.. tentara LIAO kita yang telah lama musnah belum sempat membangun kekuatan telah lebih duluh musnah dihancurkan oleh serbuah kaum mongol yang haus darah itu" 'Hm.... akupun khawatir. dengan kembalinya putri ke-8 bisa rencana kita molor... 'Belum ada kakek" "Bajingan.. dasar keturunan biksu2* tengik ! biar saja nanti tanah mereka diinjak2 habis oleh orang mongol..." (Cat. *Hampir semua kaisar2 negeri Tayli .. menurut sejarah yang ada menjadi biksu.. setelah memerintah) "Kemudian .. Jendral Ong dan In di Utara bagaimana.. apakah mereka tampak mengeluarkan gerakan yang mencurigakan ?" "Tidak Kek... tampaknya mereka tetap setia dengan Kakek" "Dji-Er kau ingat... usaha kita membangun negeri LIAO kembali jaya.. tak boleh ketahuan babi2 tasung ataupun anjing2 mongol.. usaha2 kita mengadu domba dua raksasa ini harus terus dijalankan . sampai perang besar terjadi!. "Kita harus mempercepat perperangan ini. kalau tidak. bisa2 .. Khan orang2 mongol mencium gerakan kita... dan alih2 mengancurkan Tasung mereka malah akan menumpas kita terlebih dahulu.." Dengan suara ... terbata2 ... sosok hitam itu kembali menyambung ucapan... HA ! apakah kau tidak salah !!!!" suaranya melengking... 'Ti.tidak... kek... aku tak salah.. mata2 kita diperkemahan mongol... melihatnya dengan jelas"'Apa yang dilakukanya di kemah orang2 mongol sana ??! .. " .. "menurut mata2.. dia hanya bertukar kata beberapa kalimat saja dengan bengis khan dan pendekar2 dari klan laut selatan... namun kemudian dia pergi.." "ADA LAGI... ?!" suara serak KASIM O semakin berat.. "Menurut mata2.. kita .. kemampuan .. kungfu XIAYAO WANG... sangat dahsyat.... bahkan dia berjalan dengan menunggang sebilah pedang kayu yang menebar bau harum.... selain itu .. wajah dan perawakanya kembali muda" "Ahh.... sungguh gawat.... belum keruwetan akibat wanita gila yang sakti bernama -JIANYIN- kini muncul lagi musuh lamaku yang tampaknya tambah sakti saja !" Sejenak... kasim O tampak melamun... teringat olehnya kekalahan memalukan yang dulu dialaminya... Ketika dia masih menjadi seorang TOSU utama di perguruan BAN CI PAI .. terkenang pulah pengalaman2 sebelumnya ketika sisa2 bangsawan LIAO dicerai beraikan oleh CHIN, MONGOLIA dan kerajaan TASUNG.. sehingga dirinya memutuskan untuk bersembunyi dan berganti identitas di perguruan BAN CI PAI. "Hm... SUDAHLAH... kau kembalilah ke UTARA.. teruskan gerakan kalian untuk mengacau di perbatasan .. perkeruh suasana dan pancing kepanikan dari masing2 jendral penguasa di tiap2 kota perbatasan.. dan apabila ada informasi segera kirimkan kurir menemuiku !" "Siap .. kakek !" ... sosok berpakaian hitam2.. itu .. menutup wajahnya . kemudian berkelebat keluar... 'AH... warisan TAT MO yang kucari2 bertahun2 .. di ISTANA .. belum juga ketemu... apakah aku tak salah menerima kabar.. !! hmmff.. jangankan GULUNGAN SAKTI... bahkan pedangnya pun tak kutemukan .." Wajah tua Kasim O .. yang biasanya garang... tampak memunculkan sosok lain dari perasaan manusiawinya .. lelah dan tua dimakan usia. --- |
#254 | ![]() |
rmz
4 Juni 2004 jam 7:18pm
 
Menjelang malam.. Wajah anggun nan gagah, dari Jendral berwibawa yang mendapatkan julukan 'GERBANG KOKOH dari LIN AN' ini memancarkan pesona yang luar biasa hebatnya.. penyatuan dirinya dengan kecapi ditanganya tampak begitu hidup memainkan lagu demi lagu.. "AH.... " ucapanya .. sembari menghentikan permainan kecapinya.. Rambut terjuntai menawan dibelai angin Lamunanya akan peristiwa -romantis- ditepi telaga 5-ARUS segera buyar.. 'Liao ? apa kau tak salah dengar ? .. bukankan kerajaan itu beserta dengan bangsawan2nya telah musnah !' ... 'Akupun bingung jendral.. namun aku lebih khawatir, jangan2 ini merupakan siasat dari pihak Mongol untuk mengacaukan konsentrasi kita' 'Hm.. kau teruslah mengintai.. kabarkan apabila ada hal2 menarik lainay. aku akan melaporkan perihal ini kepada Baginda !' RABADI bergegas menuju istana bagian dalam.... pada saat berlintasan . Komandan BUAYA sempat melirik sebentar kearah keliking kiri sang jendral... 'hfh..' senyum kecil terukir diwajah sangar komandan ini.. |
#255 | ![]() |
pepe haliwell
5 Juni 2004 jam 9:30am
 
My first crack at this. I didn't read the entire story. I need panadol please..... ================================================================================== Hari itu adalah hari kebahagian kaizar Duan Zong. Hari berulang tahun selir tersayangnya. Istana penuh dengan para menteri, cu kong kaya dan banyak pewakil pewakil pejabat daerah. Mereka semua berkumpul di istana untuk mengucahkan selamat. Ditengah tengah perjamuan, Tong Ko Song, kepala penjaga istana pribadi Kaizar Zong mendekati Kaizar dan berbisik halus ke telinga Kaizar. "hao hao ... silahkan kalian menghimati pesta ini. Aku akan urusan sebentar dan akan kembali secepatnya" Kata Kaizar Zong kepada para tetamunya dan segera bertindak dari ruang pesta. Dengan diiringi pengawal Tong dan dua saudaranya yang juga pengawal istimewa istana, Tong A Sin dan Tong A Mis, Kaizar Zong menuju ke ruang dalam ruang "Jit Pak Chioe". Ruang itu tidak terlalu besar dan kosong. Didalam hanya terdapat satu pembaringan dan 2 rak buku. Ditengah rak buku kiri itu terdapat satu batu tempat menyimpan abu pembakaran mayat. Tidak ada seorangpun didalam istana yang berani mendekati ruang ini. Konon kabarnya Jeng Ba Bu, seorang selir tersayang dari mendiang ayahanda Kaizar Zong yang terkenal sebagai ahli racun yang jahat dan sakti meninggal di kamar ini sesaat ia meramu racun. Menurut kabar angin, karena saktinya, meskipun ia telah wafat, rohnya tetap bergelantang menjaga rahasia rahasia ramuannya. Tong Ko Song menuju ke rak buku di kiri. Dengan tangan kanannya dia mengerahkan Lwee Kangnya untuk mendorong batu perabuan. Dengan tidak bersuara, pembaringan sederhana itu bergeser membuka suatu jalan rahasia di bawah kolong ranjang. Di istana ini, selain Kaizar dan 3 pengawalnya, tidak ada orang lain yang tau rahasianya. Pintu rahasia ini tidak dapat dibuka dengan semua orang. Meskipun seorang ahli silat mempunyai tenaga dalam yang hebat, ia tetap tidak akan dapat mendorong perabuan batu itu. Hanya dengan tenaga lembek yang di ikuti dengan tenaga berat sajalah perabuan itu dapat didorong. Ketiga pengawal setia itu adalah 3 jagoan Kang Ouw yang terkenal dengan nama "Kan Tong Bo Long Wang Ko Song" yang artinya "tidak Mampu, Tidak berharga". Tong Ko Song saudara tertua mempunya Lwee Kang yang sangat hebat. Pukulannya seperti pukulan anak kecil yang hampa tanpa tenaga, tapi sebenarnya kekosongan itu penuh dengan tenaga dalam yang tidak dapat diukur dalamnya. Tong A Sin saudara kedua mempunyai Sin Kang yang hanya ada satu satunya di dunia. Dengan sin kangnya itu, dia dapat memusnahkan musuh dengan pukulan telapak tangan. Banyak musuh yang tewas ditangannya dengan mengenaskan karena darah mereka memadat menjadi butir butir garam. Tong A Mis si bungsu adalah saudara kembar dari Tong A Sin. Semenjak kecil, hidungnya tertutup ingus yang harus dibersihkan setiap kali. Penyakit langka ini memberikan jago silat ini tenaga Gwa kang yang hebat. Dengan menahan napas, yang konon lamanya seperti orang minum 3 cawan teh, ia bisa menarik 10 gajah. Si Kaizar dengan diiringi ketiga pengawalnya masuk ke pintu rahasia itu yang langsung menutup lagi. Jalan rahasia ini berjalan menuju ke salah satu rumah kecil di tepi sungai yang dinamakan rumah "Djie Sam Soe". Inilah tempat selir Jeng Ba Bu itu bertemu dan berkasih dengan kecintaannya Den Ka Cung. Pada suatu hari Mendiang ayahanda kaizar memergoki kedua burung cinta itu sedang berlaku tak senonoh. Saking mangkelnya, ayahanda kaizar itu dengan tangannya sendiri meracuni sang pecundang dan selir kesayangannya sendiri. Kaizar Zong berempat masuk di rumah angker Djie Sam Soe yang sepi, dingin, gelap, dan berbau debu dan kotoran binatang itu. Rumah gelap itu tidak ada cendelanya. Rumah itu hanya ada satu ruang sebesar 10 meter kali 10 meter. Didalam hanyalah ada sebuah pembaringan besar dan beberapa rak buku besar dan tertutup bayang bayang gelap. Di atas langit langit terdapat satu lubang angin angin dimana sinar matahari masuk redup redup. Setelah mata mereka biasa dengan suasana yang redup itu, kaizar zong segera menuju ke tengah ruang dan duduk di kursi. Dengan tanpa bersuara, sesosok bayangan melayang turun bagaikan seekor burung walet dari lubang angin agin dan berdiri didepan keempat orang itu. Tong Ko Song berpikir: "Nama Dewa Pedang memang tidak kosong. Entah siapa lagi yang memiliki Gin Kang seperti ini?" Bayangan itu diam diam tidak bergerak dan tanpa suara bagaikan sesosok mayat. Tubuhnya yang tinggi kurus tertutup oleh jubah hijau tua yang menutup sampai di kepalanya. Hanya sorot matanya kelihatan samar samar sebab pantulan sinar matahari yang reduh. Menurut adat, siapa saja yang menghadap kaizar harus kowtow, tapi bayangan ini hanya berdiri tegak tanpa bersuara. Kaizar Zong memandang Tong Ko Song dan memberi isyarat supaya ia dan kedua saudaranya pergi menunggu di lubang jalan rahasia. "Toa peh" sapa kaizar Zong. "Zong-er" sapa bayangan itu kembali dengan rasa kasih sayang. Bayangan itu membuka jubah dari kepalanya. Mukanya hitam hidungnya runcing bagaikan muka binatang Se Kang (sebuah binatang kecil hitam dan berbau bangkai). Pepe Si Dewa Pedang yang telah lama mengundurkan diri dari Kang ouw untuk menyerahkan jasa kepada negara adalah saudara sepupu dari isteri paman kedua belas dari saudara tiri anak angkat paman kedua selir Jeng Ba Bu. Waktu Duan Zong masih kecil, ia sering bermain dengannya, maka itu Duan Zong sangat sayang kepada paman dekatnya ini. Ia pendiri Wisma Willow Hijau, sebuah kelompok yang sangat rahasia, untuk menjaga keluarga kerajaan Song. Ketua wisma Willow Hijau yang diketahui dan dikenal secara umum di kalangan Kang Ouw sebenarnya hanyalah murid si Dewa Pedang "Coa So lit" (SolidSnake). Dengan menggunakan samaran ini, Pepe dapat bergerak bebas tanpa diketahui. "Zong er ... anjing Tar Tar telah berada didepan kerajaan. Mati hidup keluargamu ada ditanganmu sekarang. Kekuatan mereka semakin hari semakin besar." Kata pepe. "Tambah lama kekuatan kita berturun. Ada juga seseorang diantara kelilingmu yang telah berkianat menjual negara" Kaizar Zong dan pepe berunding dan berbicara beberapa lama tentang penyerangan laskar Mongol. Sementara itu, satu bayangan bergerak sedikit diantara rak rak buku yang besar itu. Orang ini memasang telinga untuk mendengar semua perkataan mereka berdua. Telinga si Dewa Pedang yang jeli segera menangkap suara gerakan itu. "Ia telah berdiri disitu berapa lama?" Pikir Pepe dengan kagetnya. "Hmm.. hebat sekali orang ini sampai bisa menahan napas suara dan tak bergerak sampai akupun tak tahu." Pepe mendekat ke kaizar Zong dan berbisik. Si bayangan berusaha mendengar kata kata itu. Hanya sayang suara si Dewa Pedang sangat halus sehingga yenag terdengar hanya potongan potongan kata. Bayangan itu mengerahkan semua ilmunya untuk menangkap pembicaraan. Ia melihat si Dewa Pedang memeluk Kaizar Zong dan badannya terus melesit keluar dari lubang angin angin. Setelah itu, Kaizar Zong pun meninggalkan rumah "Djie Sam Soe" lewat jalan rahasia dikawal denagn ketiga penjaganya. Si bayangan keluar dari antar rak rak buku. Ia mengerutkan alis. Ia memikirkan sepatah potongan potongan kata Pepe yang dibisikkan kepada Kaizar Zong. "..... puteri Eeyore ............. hamil ......... Temujin ....... Apa maksudnya" kata bayangan itu. |
#256 | ![]() |
rmz
5 Juni 2004 jam 10:50am
 
|
#257 | ![]() |
eeyore
6 Juni 2004 jam 4:14pm
 
susah emgn jagoan banyak gossip n yg sirikin... |
#258 | ![]() |
oeyyong
6 Juni 2004 jam 9:46pm
 
|
#259 | ![]() |
justice_121
6 Juni 2004 jam 10:56pm
 
Sementara itu di markas Ming Jian Hou Dai… “Apa? Jadi target mereka adalah Kaisar?” JIANYIN terkejut mendengar laporan dari anak buahnya. “Benar ketua, aku mendengar Benghis Khan sendiri yang mengatakannya.” Kata pria berpakaian pengawal Mongol itu. “Lalu, orang tua misterius itu… Ilmunya sama dengan ilmu dasar dari XiaoYao Wang?” “Pendekar pemetik bunga, Fanta yang mengatakannya. Dia juga bilang, ada seorang bernama She Ma di pulau Ya Wa yang memiliki ilmu yang mirip.” “Baiklah. Kau boleh kembali.” ‘XiaoYao Wang si iblis itu… Memang tidak ada yang pernah melihat mayatnya. Mungkinkah dia belum mati? Tapi sifat orang tua ini berbeda sekali. Siapa dia sebenarnya? Kalau dia benar XiaoYao Wang, apa tujuannya berakting seperti itu?’ pikiran JIANYIN langsung kacau mendengar nama XiaoYao Wang. Iblis inilah yang beberapa tahun lalu menghancurkan Ming Jian Shan Zhuang serta membunuh kakaknya. ‘Sudahlah, urus yang sudah jelas dulu…’. Ia lalu menuliskan beberapa huruf di selembar kertas dan melipatnya. “Li Fei, kirim ini ke Chun’er.” perintah JIANYIN pada seorang anak buahnya. “Sepertinya akan terjadi badai besar di istana.” ………… Keesokan harinya, pria yang bernama Li Fei itu kembali dan menyerahkan selembar surat pada JIANYIN. “Ternyata dia pakai siasat mencuri hari mengganti matahari. Ingin bermain… kalau begitu, aku akan menemanimu bermain.” JIANYIN berkata pada anak buah kepercayaannya, “Chu Chu, ikut aku ke ibukota. Kita pergi main ke istana.” ………… Keesokan malamnya, JIANYIN dan Chu Chu sudah sampai di istana. Dengan denah istana yang dikirimkan oleh Chun’Er, dengan cepat mereka menemukan kamar Selir Ma. Selir Ma adalah selir baru kesayangan Kaisar. Umurnya baru 21 tahun, sifatnya periang, sedikit nakal dan suka seenaknya. Sangat kebetulan, selain disayang Kaisar, Selir ini memiliki umur, perawakan dan tinggi badan yang mirip dengan JIANYIN. Dengan cepat mereka bersembunyi dari para peronda lalu bersembunyi di bawah jendela. JIANYIN melubangi jendela dan melihat ke dalam. Setelah yakin selir Ma ada di dalam, ia mengeluarkan sebatang bambu kecil, lalu membuka tutupnya dan meniupkan asap bius ke dalam ruangan. Tak lama kemudian, Selir Ma dan kedua dayangnya tertidur akibat pengaruh asap bius itu. JIANYIN membuka kain hitam penutup wajahnya. Ternyata ia telah mengubah wajahnya menjadi seperti Selir Ma dengan Yi Rong Shu (ilmu penyamaran wajah). Dengan cepat ia menukar bajunya dengan baju Selir Ma lalu Chu Chu membawa Selir Ma yang asli keluar. JIANYIN mendudukkan kedua dayang itu seolah-olah mereka tertidur karena mengantuk, lalu ia sendiri berbaring di ranjang. Keesokan harinya, ia berpura-pura sakit. Tujuannya sudah jelas, tentu saja agar Kaisar tidak … -------------------- *PAUSE* sorry, cuma dikit, habis kmaren masih bingung si temujin maunya apa. rabadi juga kemaren blum sampe istana kan... |
#260 | ![]() |
eeyore
7 Juni 2004 jam 6:39am
 
jadi kaisar sama selir kesayangan da orang palsu yah.. gile deh, istana ga ada ketat2 nya.... kaco banget |